PENINGKATAN PRODUK PERTANIAN KAMPUNG BOKEM MELALUI PEMBERDAYAAN KELOMPOK MASYARAKAT DALAM MENGEMBANGKAN PERTANIAN ORGANIK
DOI:
https://doi.org/10.20956/jdp.v8i2.22714Keywords:
Usaha Tani, Organik, Kampung BokemAbstract
Perkembangan dan penerapan pendekatan pertanian organik terus meningkat seiring dengan semakin jelasnya dampak negatif dan bertambahnya kesadaran penduduk tentang bahaya penggunaan bahan-bahan kimia. Sistem pertanian organik yang bertujuan untuk tetap menjaga keselarasan dengan sistem alami, dengan memanfaatkan dan mengembangkan semaksimal mungkin proses-proses alami dalam pengelolaan usaha tani. Secara umum para petani kampung Bokem belum memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk bercocok tanam organik. Untuk itu sangat perlu dilakukan pelatihan keterampilan bercocok tanam organik sehingga dari awal konsep ini sudah diterapkan oleh masyarakat Bokem. Hal ini diharapkan kedepan bahwa petani Kampung Bokem dapat menghasilkan produk sayuran yang bebas pestisida dan pupuk kimia. Selain itu dengan adanya pelatihan bercocok tanam sayur-sayuran secara organik akan meningkatkan perekonomian masyarakat dan membuat masyarakat mengkonsumsi sayuran sehat. Jenis luaran yang akan dihasilkan dari kegiatan ini adalah petani kampung Bokem dapat membuat Pupuk Organik Cair sehingga tidak bergantung pada pupuk kimia atau bahkan bebas pupuk kimia. Selain itu penggunaan bahan alam disekitar kampung dapat digunakan sebagai pestisida nabati. Lebih lanjut hasil yang diharapkan dari pengabdian ini adalah agar petani kampung Bokem menghasilkan sayuran organik dan kedepannya menjadi sentra produksi pertanian organik.
Kata kunci: Usaha tani, Organik, Kampung Bokem.
ABSTRACT
The development and application of organic farming approaches continue to increase along with the clearer negative impact and increasing awareness of the population about the dangers of using chemicals. An organic farming system that aims to maintain harmony with natural systems, by utilizing and developing as many as possible natural processes in farming management. In general, Bokem village farmers do not have the knowledge and skills to grow organic crops. For this reason, it is very necessary to conduct training in organic farming skills so that from the beginning this concept has been applied by the Bokem community. It is hoped that in the future the farmers of Kampung Bokem can produce vegetable products that are free of pesticides and chemical fertilizers. In addition, training in organically grown vegetables, will improve the community's economy and make people consume healthy vegetables. The type of output that will be produced from this activity is that Bokem village farmers can make liquid organic fertilizer so they don't depend on chemical fertilizers or are even free of chemical fertilizers. In addition, the use of natural materials around the village can be used as vegetable pesticides. Furthermore, the expected result of this service is that Bokem village farmers produce organic vegetables and in the future become centers of organic agricultural production.
Keywords: Farming, Organic, Bokem Village.
References
Alex, S. 2012. Sukses Mengolah Sampah Organik Menjadi Pupuk Organik. Pustaka Baru Press.Yogyakartascholar.unand.ac.id/778273 Akses April 2021.
Hamdani, 2005. Aktivitas ekstrak biji tanaman mindi Melia azedarach (l.) Terhadap Spodoptera litura (F.) (Lepidoptera: Noctuidae). J. HPT Tropika. ISSN 1411-7525 11 Vol. 5, No. 1: 11 – 16, Maret 2005.
Hanum, 2017. Pengaruh Berbagai Konsentrasi Ekstrak Daun Mindi (Melia azedarach L) Terhadap Tingkat Kematian Kecoa (Periplaneta americana). Skripsi(S1) Thesis, FKIP Unpas.
Mulyono, 2014. Membuat MOL dan Kompos dari sampah rumah tangga. PT. Agromedia Pustaka.
Saragih, S.E. 2008. Pertanian organik : solusi hidup harmoni dan berkelanjutan. Penebar Swadaya. Jakarta. 163 hal. digilib.unila.ac.id/2175/13. Akses April 2018.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2023 Jurnal Dinamika Pengabdian (JDP)
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Penulis diwajibkan untuk menandatangani "Surat Perjanjian Hak Cipta" atau Copyright Agreement untuk penyerahan ijin kepada pihak jurnal untuk menerbitkan tulisannya.
Authors are required to sign a "Copyright Agreement" to submit permission to the journal to publish their writings.