PENDAMPINGAN PETANI DALAM PENINGKATAN KUALITAS BUAH MELON DENGAN TRICHODERMA DAN BIOCHAR DI KWT ALAMANDA, KELURAHAN PACCERAKKANG
DOI:
https://doi.org/10.20956/jdp.v10i1.35920Keywords:
Melon, Biochar, Trichoderma, KWTAbstract
Kelompok Wanita Tani (KWT) merupakan komponen pendukung ketahanan pangan di kota. Salah satunya yang berada di Kota Makassar, KWT Alamanda, belum memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam memanfaatkan biochar pada budidaya tanaman di lahannya. Selain itu, pengetahuan terkait manfaat mikroba yang dapat membantu dalam meningkatkan ketahanan tanaman budidaya terhadap serangan penyakit terutama Trichoderma juga masih kurang dikalangan KWT mitra ini. Tujuan pengabdian pada masyarakat ini adalah sebagai transfer pengetahuan kepada mitra tentang penggunaan Biochar dan Trichoderma pada budidaya tanaman Melon. Metode yang digunakan pada kegiatan pengabdian ini adalah penyuluhan dan pelatihan dalam bentuk pendampingan budidaya Melon pada lahan KWT mitra. Selama kegiatan pengabdian, kelompok mitra secara aktif mengikuti penyuluhan dan pelatihan. Sebanyak 20 orang anggota KWT Alamanda mengikuti kegiatan ini. Pendampingan dilakukan pada semua tahapan budidaya melon menggunakan biochar dan Trichoderma yang dilaksanakan pada demonstration plot sejak persiapan lahan sampai panen. Dari kegiatan pengabdian dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan pengetahuan dan keterampilan mitra sebesar 25% dalam melakukan budidaya tanaman melon yang diindikasikan oleh hasil pre-test dan post-test.
ABSTRACT
Women Farmers Group (KWT) is a supporting component of food security in the city. One of the KWTs in Makassar City, KWT Alamanda, does not have the knowledge and skills to utilize biochar in cultivating crops on their land. In addition, knowledge related to the benefits of microbes that can help increase the resistance of cultivated plants to disease attacks, especially Trichoderma, is still lacking among these KWT partners. The purpose of this community service is to transfer knowledge to partners about the use of Biochar and Trichoderma in Melon crop cultivation. The method used in this community service activity is counseling and training in the form of Melon cultivation assistance on the KWT partner's land. The partner group actively participated in counseling and training during the service activities. A total of 20 members of KWT Alamanda participated in this activity. Assistance is carried out at all stages of melon cultivation using biochar and Trichoderma, which are carried out on demonstration plots from land preparation to harvest. From the service activities, it can be concluded that partners' knowledge and skills increased by 25% in cultivating melon plants, as indicated by the pre-test and post-test results.
Keywords: Melon, KWT, Biochar, Trichoderma.
References
Astrid R. 2016. Cara Cerdas Berkebun Emas Dengan Menanam Melon. Yogyakarta: Villam Media.
Dewi NM, Cholil A, Sulistyowati L. 2013. Penggunaan mulsa plastik hitam perak dan Trichoderma sp. Untuk menekan penyakit layu Fusarium pada tanaman melon. J HPT: 1(3):80–90.
Cadkova E, Komarek M, Kaliszova R, Vanek A, Balikova M. 2013. Tebuconazole sorption in contrasting soil types. Soil Sediment Contam An Int J. 22(4):404–14.
Cheng C-H, Lehmann J, Engelhard MH. 2008. Natural oxidation of black carbon in soils: Changes in molecular form and surfaces charge along a climo sequence. Geochim Cosmochim Acta. 72(6):1598–610.
Ginting AP, Barus A, Sipayung R. 2017. Pertumbuhan dan produksi melon (Cucumis melo L.) terhadap pemberian pupuk NPK dan pemangkasan buah. J Agroekoteknologi 5(4):786–98.
Kardinan A. 2021. Penggunaan pestisida nabati sebagai kearifan lokal dalam pengendalian hama tanaman menuju sistem pertanian organik. Pengemb Inov Pertan. 4(4):262–78.
Laudji S, Musa N, Lihawa M. 2021. Peningkatan produksi melon (Cucumis melo L.) melalui pemangkasan pucuk dan pemanfaatan ekstrak selasih ungu sebagai atraktan terhadap lalat buah (Bactrocera cucurbitae Coquilett). JATT. 10(2):1–10.
Lubis RB, Mughniy AT, Amy VF, Suryana NW, Muhari M, Darmawan E, et al. 2021. Inventarisasi spesies lalat buah (Diptera: Tephritidae) pada pertanaman melon di Desa Tanjung Seteko, Indralaya. In: Herlinda S, editor. Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal. Palembang: Universitas Sriwijaya p. 878-83.
Sesanti R, Sismanto, Hidayat H. 2018. Peranan pusat produksi melon hidroponik bagi Politeknik Negeri Lampung. J Pengabdi Masy J-DINAMIKA. 3(2):159–65.
Shintarika F, Wahida SN. 2022. Pengaruh dosis pupuk KNO3 terhadap kadar gula pada tiga varietas melon di BPP Lampung. AgroSainsTa: Widyaiswara Mandiri Membangun Bangsa. 6(1):1–8.
Siregar SR, Hayati E, Hayati M. 2019. Respon pertumbuhan dan produksi melon (Cucumis melo L.) akibat pemangkasan dan pengaturan jumlah buah. J Ilm Mhs Pertan Unsyiah. 4(1): 202–9.
Situmorang RM, Hendarto K, Ginting YC, Widyastuti RD. 2022. Pengaruh dosis pupuk NPK Phonska Plus dan Trichoderma terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman melon (Cucumis melo L.). J Agrotropika. 21(1):24–34.
Smith-pardo AH. 2013. The melon fruit fly, Bactrocera cucurbitae (Coquillett) (Diptera, Tephritidae), a serious threat to fruit production worlwide and its quarantine status in the U.S. Bol Del Mus Entomol. 5(4):17–25.
Tarigan HK, Yuliar AR, Yuliastuti ER, Dewi EK, Sudiaz R, Baroroh RA, et al. 2016. Buku Saku Melon Cucumis melo L. Jakarta: Direktorat Buah dan Florikultura, Direktorat Jenderal Hortikultura, Kementerian Pertanian.
Valentine K, Herlina N, Aini N. 2017. Pengaruh pemberian mikoriza dan Trichoderma sp. terhadap pertumbu-han dan hasil produksi benih melon hibrida (Cucumis melo L.). J Produksi Tanam. 5(7):1085–92.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2024 Jurnal Dinamika Pengabdian
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Penulis diwajibkan untuk menandatangani "Surat Perjanjian Hak Cipta" atau Copyright Agreement untuk penyerahan ijin kepada pihak jurnal untuk menerbitkan tulisannya.
Authors are required to sign a "Copyright Agreement" to submit permission to the journal to publish their writings.