TINGKAT KERENTANAN DAN ADAPTASI TERHADAP PERUBAHAN IKLIM BERBASIS EKOSISTEM PADI DI PROVINSI SULAWESI SELATAN

Authors

  • Apiaty Kamaluddin
  • . Kaimuddin

DOI:

https://doi.org/10.20956/jdp.v5i1.8125

Abstract

ABSTRAKStudi ini bertujuan untuk menilai kerentanan, resiliensi dan adaptasi petani terhadap perubahan iklim berbasis ekosistem padi. Informasi kerentanan dan adaptasi perubahan iklim pada ekosistem padi yang diperoleh diharapkan dapat bermanfaat dan menjadi masukan bagi pemerintah daerah dan pemangku kepentingan lainnya dalam pengambilan kebijakan untuk mendukung kegiatan pertanian di daerah-daerah di Indonesia, khusunya pada ekosistem padi. Penelitian ini dilaksanakan selama enam bulan yaitu bulan Mei – Oktober 2018. Penilaian kerentanan petani terhadap perubahan iklim pada ekosistem padi menggunakan tiga elemen kerentanan, yaitu: singkapan, kepekaan dan kemampuan adaptasi petani. Sampel penelitian di ambil dari sentra produksi padi di Sulawesi Selatan, yaitu Kabupaten Sidrap, Pinrang dan Wajo. Hasil studi menunjukkan Kabupaten Sidrap, Pinrang dan Wajo dapat dibagi menjadi delapan zona hujan utama. Hanya sebagian kecil masyarakat ekosistem padi yang menyatakan tidak tahu tentang perubahan iklim. Dampak perubahan iklim yang yang dirasakan responden antara lain: penurunan produksi (tanaman pangan, dan  perkebunan), gagalnya panen (puso) karena banjir dan kekeringan, kerusakan materi harta benda terkena banjir/longsor dan intensitas penyakit ISPA dan diare meningkat dan penurunan produksi merupakan dampak yang paling dirasakan masyarakat ekosistem padi. Indeks kumulatif kepekaan Kabupaten Sidrap, Pinrang dan Wajo berbeda dengan kategori berturut-turut adalah kelas agak rendah, kelas agak rendah dan kelas sedang, yang disebabkan nilai bobot dan skor dari tiap indiaktor kepekaan berbeda. Berdasarkan nilai indeks kumulatif kerentanan  dan indeks kapasitas adaptasi maka ketiga kabupaten studi menunjukkan dari rentan sampai sangat rentan. Kabupaten Wajo memiliki nilai indeks kerentanan tertinggi (sangat rentan), dibandingkan dengan kedua kabupaten studi lainnya, sehingga perlu mendapat perhatian utama.Kata kunci: perubahan iklim, kerentanan, sensitivitas, kapasitas adaptasi, resilensi. ABSTRACTThis study aims to assess the vulnerability, resilience and adaptation of farmers to climate change based on rice ecosystems. Information on the vulnerability and adaptation to climate change obtained from rice ecosystems is expected to be useful and provide input for local governments and other stakeholders in making policies to support agricultural activities in regions in Indonesia, especially in rice ecosystems. This research was carried out for six months, from May to October 2018. Assessment of farmers' vulnerability to climate change in rice ecosystems uses three elements of vulnerability, namely: outcrop, sensitivity and adaptability of farmers. The research sample was taken from rice production centers in South Sulawesi, namely the districts of Sidrap, Pinrang and Wajo. The study results show that the districts of Sidrap, Pinrang and Wajo can be divided into eight main rain zones. Only a small part of the rice ecosystem community said they did not know about climate change. The impacts of climate change felt by respondents include: a decrease in production (food crops and plantations), failure of harvest (puso) due to flooding and drought, damage to material property affected by floods / landslides and the intensity of ARI and diarrhea increases and decreases in production are impacts the most felt rice ecosystem community. The cumulative index sensitivity of Sidrap, Pinrang and Wajo regencies differ from successive categories, which is a rather low class, a rather low class and a moderate class, which is due to the weight and score values of each different sensitivity indicator. Based on the cumulative index value of vulnerability and adaptation capacity index, the three study districts show from vulnerable to very vulnerable. Wajo District has the highest (very vulnerable) vulnerability index value, compared to the other two study districts, so it needs to be given major attention.Keywords: climate change, vulnerability, sensitivity, adaptive capacity, resilience. 

Downloads

Download data is not yet available.

References

Asdak. 2007. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Cetakan keempat (revisi).Gadjah Mada University Press. Yogyakarta

Boer, R dan Alimoeso, S. 2002. Strategi antisipasi kejadian iklim ekstrim. Paper disajikan dalam Seminar ‘Upaya Peningkatan Ketahanan Sistem Produksi Tanaman Pangan Terhadap Iklim Ekstrim’, Departmen Pertanian, Pasar Minggu, 24 Juni 2002.

Boer, R dan I. Las. 2003. Sistem Produksi Padi Nasional dalam Perseptif Kebijakan Iklim Global. Paper disajikan dalam Simposium VI Perhimpi, Biotrop 9-10 September 2003.

Boer, R., I. Las, dan J.S. Baharsya. 2003. Analisis Kerentanan dan Adaptasi terhadap Keragaman dan Perubahan Iklim. Paper disajikan dalam Simposium VI Perhimpi, Biotrop 9-10 September 2003.

Fakhrudin M. 2003. Kajian Respon Hidrologi Akibat Perubahan Penggunaan Lahan DAS Ciliwung dengan Model Sedimot II.[Tesis].Pascasarjana.Institut Pertanian Bogor.

Forner C. 2006. An Introduction To The Impacts Of Climate Change And Vulnerability Of Forests. Background Document For The South East Asian Kick-Off Meeting Of The Project Tropical Forests And Climate Change Adaptation (“Trofcca”). Bogor, 29 – 30 Mei 2006.

[IPCC] Intergovernmental Panel on Climate Change. 2001. Climate change 2001. Impacts, adaptation and vulnerability.Contribution of Working Group II to the Third Assessment Report of the Intergovernmental Panel on Climate Change.Cambridge, UK, and New York, Cambridge University Press.

Kaimuddin 2000. Kajian Dampak Perubahan Iklim dan Tata Guna Lahan Terhadap Keseimbangan Air Wilayah Sulawesi Selatan (Studi Kasus DAS Walanae Hulu dan DAS Sandang).[Tesis].Program Pascasarjana.Institut Pertanian Bogor.

Kaimuddin, Rusnadi, P. dan Sumbangan B., 2005. Pemanfaatan Informasi Indeks Osilasi Selatan untuk Mengantisipasi Akibat Kejadian Iklim Ekstrim (El-Nino & La-Nino). Diterbitkan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Propinsi Sulawesi Selatan Cetakan Pertama.

Lee J, Son WLY, Cho Y, Hong H, Lee M. 2009. Vulnerability Assessment of Korean Forest to Climate Change using CEVSA Model with ArcGis. http://proceedings.esri.com/library/ userconf/proc07/papers/papers/pap_1835.pdf (diakses 22 Feb 2009).

O’Brien K et al. 2004. Mapping Vulnerability to Multiple Stressor : Climate Change and Globalization in India. http://geography.rutgers.edu/people/faculty/leichenko/ publications/obrienetal.pdf. (diakses 14 Juli 2008).

Pawitan H. 2002. Hidrologi DAS Ciliwung dan Andilnya terhadap Banjir di Jakarta.Makalah disajikan dalam Lokakarya Pendekatan DAS dalam Menanggulangi Banjir Jakarta.Diselenggarakan oleh Lembaga Penelitian IPB bekerjasama dengan Andersen Consult.Jakarta, 8 Mei 2002

Singgih I. 2000.Kajian Hidrologi Daerah Aliran Sungai Ciliwung Menggunakan Model HEC-1.[Tesis].Program Pascasarjana.Institut Pertanian Bogor.

Surakusumah, W. 2012. Adaptasi dan Mitigasi. Diunduh 25 Mei, 2013, dari UPI:http://file.upi.edu/

Surmaini, E., Runtunuwu, E., & Las, I. (2011).Upaya Sektor Pertanian dalam Menghadapi Perubahan Iklim. Jurnal Litbang Pertanian, 1-7.

Downloads

Published

2019-10-31

How to Cite

Kamaluddin, A., & Kaimuddin, . (2019). TINGKAT KERENTANAN DAN ADAPTASI TERHADAP PERUBAHAN IKLIM BERBASIS EKOSISTEM PADI DI PROVINSI SULAWESI SELATAN. Jurnal Dinamika Pengabdian, 5(1), 71-82. https://doi.org/10.20956/jdp.v5i1.8125