BATIK BOGOR SEBAGAI PROSES KONOTASI: TINJAUAN SEMIOTIKA BARTHES

Authors

  • Eko Wijayanto

DOI:

https://doi.org/10.34050/jib.v2i0.2380

Abstract

Batik sebagai bentuk seni terhubung erat dengan kondisi sosial budaya yang menjadi latar belakang proses kreatif
seni tersebut. Kita bisa mengetahui bahwa motif-motif batik ternyata juga muncul akibat perubahan sosial budaya
atau akulturasi budaya secara evolutif.Akan tetapi, ketegangan sistem pemaknaan antara lokalitas dan universalitas
menyangkut originalitas batik belum cukup banyak diteliti. Fenomena kebudayaan batik Bogor memperlihatkan ada
sebuah faktor yang penting pada kebudayaan itu sendiri, yaitu pembuat motif dan proses kreatifnya. Selama ini batik
masih identik dengan tradisi budaya Jawa dengan motif-motifnya yang khas. Akan tetapi, di Kota Bogor, ada proses
penciptaan kain batik bermotif khas Kota Bogor, yaitu kujang dan tanduk rusa, serta bunga bangkai (Raflesia
Arnoldi) dan rintik hujan. Motif yang diciptakan seorang seniman pembuat motif ini memperoleh sambutan yang
luar biasa dari masyarakat Bogor sendiri.Fenomena kebudayaan ini menarik karena Kota Bogorselama ini tidak
memiliki motif batik yang khas.Akan tetapi sekarang salah satu anggotamasyarakatnya telah menciptakan motif
batik khas Bogor yang dapat diterima oleh anggotamasyarakatnya sebagai bagian dari kebudayaan mereka sendiri.
Batik Bogor Tradisiku diinisiasi oleh sepasang suami-istri asal Yogyakarta yangsudah lebih dari 25 tahun tinggal
sebagai warga kota Bogor. Kendati keduanya tidak berasaldari keluarga pembuat batik, sangat menarik melihat
mereka berusaha menciptakan suatujenis batik baru di Bogor, kota yang secara historis tidak punya tradisi batik;
setidaknya tidakada dokumentasi mengenai keberadaan batik di masa lampau. Batik itu muncul sebagai hasildari
sebuah proses ketegangan antara pembedaan dengan motif-motit lainnya untukmenonjolkan identitasnya sendiri
sebagai bentuk kreasi dan inovasi budaya, denganmengambil inspirasi dari katakteristik Kota Bogor, di sisi lain
mencoba mendaku pengaruhdari lokus batik utama seperti Batik Jawa. Penulis telah meneliti Batik Bogor Tradisiku
selama lebih dari dua tahun. Dalam tulisan ini, penulis menganalisa Batik Bogor dariperspektif semiotika Roland
Barthes, untuk menyingkap proses semiotik dan perluasanmakna yang terjadi.

References

Alexander, J. C. dan S. Seidman. (1994).

Culture and Society: Contemporary

Debates. NewYork: Cambridge

University Press.

Barthes, R. (1964). Elements of

Semiology.London: Hill and Wang

Publisher.

Denzin, N. K. (1994). Handbook of

Qualitative Research.London: Sage

Publications.

Sunardi, S. (2004).Semiotika Negativa.

Yogyakarta: Penerbit Buku Baik.

Whisnant, C.J. (2005). Differences between

the Structuralists and

Poststructuralists (handout).

Wijayanto, E. (2012). Inovasi dan Kreasi

Budaya pada Batik Bogor.Hasil

Penelitian Hibah Direktorat Riset dan

Pengabdian Masyarakat Universitsa

Indonesia.der.com/hijab-indonesiasejarah-

yang-terlupakan/

Downloads

Published

2014-12-30