ISLAM DAN SPIRITUALITAS MANUSIA BUGIS

Authors

  • Supratman Al-Mustafa International University
  • Hasaruddin UIN Alauddin Makassar
  • Susmihara UIN Alauddin Makassar

DOI:

https://doi.org/10.34050/jib.v12i2.36078

Abstract

Makalah ini mengkaji hubungan antara Islam dan spiritualitas manusia Bugis, dua elemen yang telah membentuk identitas dan budaya masyarakat Sulawesi Selatan selama berabad-abad. Sejarah Islam di Sulawesi Selatan menunjukkan proses akulturasi yang dinamis, di mana ajaran Islam tidak hanya diadopsi tetapi juga disesuaikan dengan nilai-nilai dan tradisi lokal. Melalui perdagangan, dakwah, dan hubungan dengan kerajaan-kerajaan Islam lainnya, Islam menjadi bagian integral dari budaya Bugis.

            Spiritualitas manusia Bugis, yang berakar pada nilai-nilai seperti siri’ (kehormatan), ada tongeng (kata-kata yang jujur), lempuk (kejujuran), getteng (ketabahan), sipakatau (saling menghormati), dan mappesona ri dewata seuwae (tunduk pada kehendak Tuhan), menunjukkan bagaimana identitas spiritual dan moral mereka terbentuk. Proses ini memperlihatkan toleransi agama yang tinggi dan interaksi yang harmonis antara Islam dan budaya lokal.

            Dengan demikian, makalah ini menyoroti pentingnya memahami identitas yang kompleks dan beragam dalam masyarakat Sulawesi Selatan, di mana sejarah, agama, dan budaya berperan dalam membentuk identitas kolektif yang kaya dan dinamis.

Author Biographies

Supratman, Al-Mustafa International University

Makalah ini mengkaji hubungan antara Islam dan spiritualitas manusia Bugis, dua elemen yang telah membentuk identitas dan budaya masyarakat Sulawesi Selatan selama berabad-abad. Sejarah Islam di Sulawesi Selatan menunjukkan proses akulturasi yang dinamis, di mana ajaran Islam tidak hanya diadopsi tetapi juga disesuaikan dengan nilai-nilai dan tradisi lokal. Melalui perdagangan, dakwah, dan hubungan dengan kerajaan-kerajaan Islam lainnya, Islam menjadi bagian integral dari budaya Bugis.            Spiritualitas manusia Bugis, yang berakar pada nilai-nilai seperti siri’ (kehormatan), ada tongeng (kata-kata yang jujur), lempuk (kejujuran), getteng (ketabahan), sipakatau (saling menghormati), dan mappesona ri dewata seuwae (tunduk pada kehendak Tuhan), menunjukkan bagaimana identitas spiritual dan moral mereka terbentuk. Proses ini memperlihatkan toleransi agama yang tinggi dan interaksi yang harmonis antara Islam dan budaya lokal.            Dengan demikian, makalah ini menyoroti pentingnya memahami identitas yang kompleks dan beragam dalam masyarakat Sulawesi Selatan, di mana sejarah, agama, dan budaya berperan dalam membentuk identitas kolektif yang kaya dan dinamis.

Hasaruddin, UIN Alauddin Makassar

Makalah ini mengkaji hubungan antara Islam dan spiritualitas manusia Bugis, dua elemen yang telah membentuk identitas dan budaya masyarakat Sulawesi Selatan selama berabad-abad. Sejarah Islam di Sulawesi Selatan menunjukkan proses akulturasi yang dinamis, di mana ajaran Islam tidak hanya diadopsi tetapi juga disesuaikan dengan nilai-nilai dan tradisi lokal. Melalui perdagangan, dakwah, dan hubungan dengan kerajaan-kerajaan Islam lainnya, Islam menjadi bagian integral dari budaya Bugis.            Spiritualitas manusia Bugis, yang berakar pada nilai-nilai seperti siri’ (kehormatan), ada tongeng (kata-kata yang jujur), lempuk (kejujuran), getteng (ketabahan), sipakatau (saling menghormati), dan mappesona ri dewata seuwae (tunduk pada kehendak Tuhan), menunjukkan bagaimana identitas spiritual dan moral mereka terbentuk. Proses ini memperlihatkan toleransi agama yang tinggi dan interaksi yang harmonis antara Islam dan budaya lokal.            Dengan demikian, makalah ini menyoroti pentingnya memahami identitas yang kompleks dan beragam dalam masyarakat Sulawesi Selatan, di mana sejarah, agama, dan budaya berperan dalam membentuk identitas kolektif yang kaya dan dinamis.

Susmihara, UIN Alauddin Makassar

Makalah ini mengkaji hubungan antara Islam dan spiritualitas manusia Bugis, dua elemen yang telah membentuk identitas dan budaya masyarakat Sulawesi Selatan selama berabad-abad. Sejarah Islam di Sulawesi Selatan menunjukkan proses akulturasi yang dinamis, di mana ajaran Islam tidak hanya diadopsi tetapi juga disesuaikan dengan nilai-nilai dan tradisi lokal. Melalui perdagangan, dakwah, dan hubungan dengan kerajaan-kerajaan Islam lainnya, Islam menjadi bagian integral dari budaya Bugis.            Spiritualitas manusia Bugis, yang berakar pada nilai-nilai seperti siri’ (kehormatan), ada tongeng (kata-kata yang jujur), lempuk (kejujuran), getteng (ketabahan), sipakatau (saling menghormati), dan mappesona ri dewata seuwae (tunduk pada kehendak Tuhan), menunjukkan bagaimana identitas spiritual dan moral mereka terbentuk. Proses ini memperlihatkan toleransi agama yang tinggi dan interaksi yang harmonis antara Islam dan budaya lokal.            Dengan demikian, makalah ini menyoroti pentingnya memahami identitas yang kompleks dan beragam dalam masyarakat Sulawesi Selatan, di mana sejarah, agama, dan budaya berperan dalam membentuk identitas kolektif yang kaya dan dinamis.

Downloads

Published

2024-12-08