ARTEFAK BATU SERPIH SITUS BUTTU BATU, PERBANDINGANNYA DENGAN INDUSTRI ALAT BATU DI PULAU SULAWESI

Authors

  • Bernadeta AK Wardaninggar Balai Arkeologi Sulawesi Selatan
  • Hasanuddin Hasanuddin Balai Arkeologi Sulawesi Selatan
  • Muhammad Nur Hasanuddin University

DOI:

https://doi.org/10.34050/jib.v7i2.8614

Keywords:

Buttu Batu, amorphic, flakes, use wear

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui bentuk, cara buat, tujuan pembuatan dan posisi artefak batu serpih Situs Buttu Batu dalam bingkai industri alat batu serpih masa Holosen di Pulau Sulawesi. Metode yang digunakan adalah survei, ekskavasi, analisis teknologi, analisis bentuk, analisis jejak pakai, analisis kontekstual dan analisis perbandingan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (a) bentuk artefak batu situs Buttu Batu tidak memiliki pola atau amorphic yang dibuktikan oleh arah penyerpihan batu inti yang multi-flatform, serta tanpa peretusan untuk modifikasi bentuk alat batu, (b) berdasarkan analisis kerusakan tajaman, tidak ada alat batu yang difungsikan untuk kegunaan memotong, menggergaji atau menyerut secara intensif. Dengan demikian, alat batu Situs Buttu Batu bukan merupakan alat utama, dan (c) adalah posisi artefak batu serpih situs Buttu Batu berbeda dengan budaya Toalian, Konawe atau Danau Paso. Karena itu, disimpulkan bahwa industri artefak batu situs Buttu Batu bukan pengaruh ketiga industri alat batu utama Sulawesi.

References

Bahn, Paul. (1998). Cambridge Illustrated History of Prehistoric Art. Cambridge: Cambridge University Press.

Bellwood, P. (1976). Archaeological research in Minahasa and the Talaud Islands, North-Eastern Indonesia. Asian Perspectives, 19(2): 240-288.

----------------- (1985). Man’s Conquest of the Pacific. New York: Oxford University Press.

----------------- (2000). Prasejarah Kepualauan Indo-Malaysia (Edisi Revisi). Jakarta, Gramedia Pustaka Utama.

Bernadeta, Nani Somba, Hasanuddin, Muhammad Nur, A. M. Saipul. (2013). Laporan ekskavasi Situs Neolitik Buttu Batu Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Balai Arkeologi Makassar. Tidak diterbitkan.

Bulbeck, D., Monique Pasqua & Adrian Di Lello. (2001). Culture History of the Toalean of South Sulawesi, Indonesia. Asian Perspectives, 39(1-2): 2-72.

Chia, Stephen. (2003a). The Prehistory of Bukit Tengkorak as a Major Pottery Making Site in Southeast Asia. Sabah Museum Monograph 8.

Clarkson C., & Sue O’Connor. (2006). An Introduction to Stone Artifact Analysis Dalam Jane Balme & Alistair Paterson (eds). Archaeology in Practice, A student guide to Archaeological analyses, Australia. Blackwell Publishing Ltd., 159-199.

Di Lello, A. (2002). A use wear analysis of toalian glossed stone artifacts from South Sulawesi, Indonesia. Indo-Pacific Prehistory Association Bulletin, 2(6): 45-50.

Duli, Akin & Muhammad Nur. (2016). Prasejarah Sulawesi. Makassar: FIB Unhas Press.

Forestier, H. (2007). Ribuan Gunung, Ribuan Alat Batu, Prasejarah Song Keplek, Gunung Sewu, Jawa Timur. Jakarta Selatan: Kepustakaan Populer Gramedia.

Glover, I. C. & G. Presland. (1985). Microliths in Indonesian flaked stone industries. Dalam V. N. Misra & P.S. Bellwood (eds). Recent Advances in Indo-Pacific Prehistory.

Hakim, B., M. Nur & Rustam. (2009). The Sites of Gua Pasaung (Rammang-Rammang) and Mallawa: Indicators Of Cultural Contact Between The Toalian And Neolithic Complexes In South Sulawesi, Bulletin of the Indo-Prehistory Pacific Association, 29: 45-52.

Hasanuddin, (2018) Prehistoric sites in Kabupaten Enrekang, South Sulawesi dalam Sue O’Connor, David Bulbeck dan Juliet Meyer. Terra Australis 48: The Archaeology of Sulawesi Current Research on the Pleistocene to the Historic Period hal: 171-190.

Hasanuddin. (2011). Temuan Megalitik dan Penataan Ruang Permukiman di Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Walennae. Vol. 13 No. 2. hal: 159-168.

Mahmud, Irfan, Muhammad Nur, Anwar Thosibo, Budianto Hakim, Akin Duli, 2007. Bantaeng : Masa Prasejarah ke Masa Islam. Yayasan Masagena, Makassar.

Naizatul Akma M. M. (2010). Analisis kesan gunaan alat repeh : Kaedah kajian dan kepentingannya. Dalam Mokhtar Saidin & Stephen Chia (eds). Archeaological Heritage of Malaysia, 3. Pulau Pinang: Pusat Penyelidikan Arkeologi Malaysia, 196-210.

Nur, Muhammad. (2009). Pelestarian Kompleks Gua Leang-leang, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Tesis Magister Arkeologi, Universitas Gadjah Mada. Tidak Terbit.

Nur, Muhammad. (2011). Kandean Dulang dalam Sistem Budaya Toraja. Jurnal Walennae vol. 13 no.2. hal: 169-176.

Nur, Muhammad. 2017. Analisis Nilai Penting 40 Gua Prasejarah di Maros, Sulawesi Selatan. Jurnal Borobudur Vol. 11 no.1. Magelang.

Nur, Muhammad. (2018). Prasejarah Gua Tenggera dan Gua Anabahi, Konawe Utara, Sulawesi Tenggara, Indonesia. Ph.D. Tesis. University Sains Malaysia. Tidak Diterbitkan.

O’Connor, S., Fadilah Arifin Aziz, Ben Marick, Jack Fenner, Bago Prasetyo, David Bulbeck, Tim Maloney, Emma St. Pierre Rose Whitau, Unggul Prasetyo Wibowo, Budianto Hakim, Ambra Calo, Fakhri, Moh. Husni, Hasanuddin, Adhi Agus Oktaviana, Dyah Prastiningtyas, Fredeliza Z. Campos & Philip J. Piper. (2014). Final Report, on the project “The archaeology, of Sulawesi: a strategic island for understanding modern human colonization and interactions across our region”. Tidak diterbitkan.

Soejono, R. P. (2012). Sejarah Nasional Indonesia. Jilid I. Jakarta: Balai Pustaka.

Suryatman, Budianto Hakim, Afdalah Harris (2017a) Industri Alat Mikrolit di Situs Balang Metti: Teknologi Toala Akhir dan Kontak Budaya di Dataran Tinggi Sulawesi Selatan. Amerta,Vol. 32, no. 2. hal: 93-107.

Suryatman, (2017b). Artefak Litik di Kawasan Prasejarah Batu Ejayya: Teknologi Peralatan Toalian di Pesisir Selatan Sulawesi. Walennae. Vol. 15, no. 1. hal: 1-18.

Suryatman, S. O'Connor, D. Bulbeck, B. Marwick. (2016). Teknologi Litik di Situs Talimbue, Sulawesi Tenggara: Teknologi Berlanjut dari Masa Pleistosen Akhir Hingga Holosen. Amerta. Vol. 34, no. 2. hal: 81-98.

Wardaninggar, B. K (2016). Sebaran Potensi Budaya Prasejarah di Enrekang, Sulawesi Selatan. Kapata Arkeologi. Vol. 12, no. 2. hal: 113-124.

Downloads

Published

2019-12-25