Tanda dalam Ritual Ziarah Makam Leluhur di Kampung Kampala Kabupaten Maros (Suatu Tinjauan Semiotika Pierce)

Authors

  • Nurul Fadilah Idrus Universitas Hasanuddin
  • Haeriyyah
  • Andi Agussalim

Abstract

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan gambaran ritual ziarah makam leluhur di Kampung Kampala Kabupaten Maros dan menganalisis bentuk tanda pada benda dalam ritual ziarah makam leluhur di Kampala menggunakan teori semiotika Charles Sanders Pierce. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan dengan metode deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi guna mendapatkan data berupa gambaran ritual dan makna benda-benda yang digunakan dalam proses ziarah kubur tersebut. Data yang didapatkan kemudian dianalisis melalui reduksi data untuk diklasifikasikan berdasarkan teori semiotika Charles Sanders Pierce dan disajikan dalam bentuk gambar yang dilengkapi deskripsi lengkap.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rangkaian ziarah makam leluhur di Kampala terdiri atas tiga tahap yaitu appasabbi, appanaung dan ziarah kubur. Kuburan yang diziarahi juga terdri atas tiga lokasi berbeda yaitu (1) makam Karaeng Kampala atau Karaeng Buraneya, (2) makam Karaeng Baineyya dan (3) makam Toa Boe serta Bissu Kampala. Terdapat delapan belas benda yang digunakan dalam rangkaian proses ziarah makam ini. Semua benda tersebut memiliki ciri tanda yang berbeda-beda berdasarkan klasifikasi trikotomi Pierce. Pada tataran objek didominasi oleh indeks dan simbol. Pada tataran representamen didominasi oleh legisign. Sedangkan pada tataran interpretan didominasi oleh dicisign.

Kata Kunci: Tanda, Ziarah Makam Leluhur, Semiotika Charles Sanders Pierce

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan gambaran ritual ziarah makam leluhur di Kampung Kampala Kabupaten Maros dan menganalisis bentuk tanda pada benda dalam ritual ziarah makam leluhur di Kampala menggunakan teori semiotika Charles Sanders Pierce. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan dengan metode deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi guna mendapatkan data berupa gambaran ritual dan makna benda-benda yang digunakan dalam proses ziarah kubur tersebut. Data yang didapatkan kemudian dianalisis melalui reduksi data untuk diklasifikasikan berdasarkan teori semiotika Charles Sanders Pierce dan disajikan dalam bentuk gambar yang dilengkapi deskripsi lengkap.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rangkaian ziarah makam leluhur di Kampala terdiri atas tiga tahap yaitu appasabbi, appanaung dan ziarah kubur. Kuburan yang diziarahi juga terdri atas tiga lokasi berbeda yaitu (1) makam Karaeng Kampala atau Karaeng Buraneya, (2) makam Karaeng Baineyya dan (3) makam Toa Boe serta Bissu Kampala. Terdapat delapan belas benda yang digunakan dalam rangkaian proses ziarah makam ini. Semua benda tersebut memiliki ciri tanda yang berbeda-beda berdasarkan klasifikasi trikotomi Pierce. Pada tataran objek didominasi oleh indeks dan simbol. Pada tataran representamen didominasi oleh legisign. Sedangkan pada tataran interpretan didominasi oleh dicisign.

Kata Kunci: Tanda, Ziarah Makam Leluhur, Semiotika Charles Sanders Pierce

References

AG. Muhaimin. (2002). Islam dalam Bingkai Budaya Lokal: Potret dari Cirebon. Jakarta: Logos.

Agussalim, A., & Haeriyyah, H. (2018). Semiotika Komputasional Aplikasi Mesin Penerjemahan. Nady Al-Adab: Jurnal Bahasa Arab, 15 (2), 35-42. https://doi.org/10.20956/jna.v15i2.10616

Darman, R. A. (2019). Makna Simbolik Trikotomi dalam Kalindaqdaq Kajian Semiotika Pierce. Makassar: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Muhammadiyah Makassar.

Ernawati. (2020). Tradisi Ziarah pada Makam Datuk Pakkalimbungan di Kelurahan Bonto Lebang Kecamatan Bissappu Kabupaten Bantaeng. Makassar: Fakultas Adab dan Humaniora UIN Alauddin Makassar.

Haeriyyah, H. (2018). Pembentukan Identitas Ideologi Prestise Media Sosial blackberry Messenger (BBM) pada Smartphone. Nady Al-Adab: Jurnal Bahasa Arab, 15(2), 20-26. https://doi.org/10.20956/jna.v15i2.10614

Kurniawan. (2001). Semiologi Roland Barthes. Magelang: Yayasan Indonesiatera.

Masnani, S. W. (1999). Perilaku masyarakat Bugis dalam kegiatan barazanji di Kecamatan Sibulue, Kabupaten Bone: laporan hasil penelitian BBI. Fakultas Sastra, Lembaga Penelitian, Universitas Hasanuddin.

Masnani, S. W. (2018). Tradisi Barazanji di Kabupaten Bone Sulawesi Selatan. Nady Al-Adab: Jurnal Bahasa Arab, 3(2), 43-57. Https://Doi.Org/10.20956/Jna.V3i2.3763

Mujahid, A., & Haeriyyah, H. (2020). Konsepsi Agama Islam Dalam Al-Quran. Al-Risalah Jurnal Ilmu Syariah Dan Hukum, 20 (1), 70-85. https://doi.org/10.24252/al- risalah.v20i1.15071

Masnani, S. W., Rahman, N., Safa, N. H. A., & Hadawi, M. The Transliteration and Translation of the KITTAQ USSULUQ Manuscript. Asian Journal of Social Science and Management Technology Volume 4, Issue 2, March-April, 2022.

Raodah. (2015). Makna Simbolis Tradisi Mappaoli Banua pada Masyarakat Banua Kaiyang Mosso Provinsi Sulawesi Barat. Patanjala, 365-380.

Sartini, N. W. (2007). Tinjauan Teoritik tentang Semiotik. Journal Masyarakat, Kebudayaan Dan Politik Unair, 1-10.

Syam, N. (2005). Islam Pesisir. Yogyakarta: Lkis Pelangi Aksara.

Wulandari, S., & Siregar, E. D. (2020). Kajian Semiotika Charles Sanders Pierce: Relasi Trikotomi (Ikon, Indeks dan Simbol) dalam Cerpen Anak Mercusuar Karya Mashdar Zainal. Titian: Jurnal Ilmu Humaniora, 29-41.

Zuhriah, & Hasyim, M. (2018). Makna Warna dalam Tradisi Budaya; Studi Kontrastif Antara Budaya Indonesia dan Budaya Asing. ResearchGate, 1-14.

Downloads

Published

2023-05-31