Makna Lirik Nasyid “Ataitu Bithanbi” Karya Mesut Kurtis (Sebuah Tinjauan Analisis Semiotik)

Authors

  • Sitti Wahidah Masnani Universitas Hasanuddin
  • Muhammad Naufal Asagaf Hasanuddin University
  • Andi Agussalim Hasanuddin University

Abstract

Nasyid “Ataytu Bithanbi” karya Mesut Kurtis berisi bait-bait pengakuan dosa seorang hamba yang meminta pengampunan kepada Tuhan yang maha Pengampun. Lirik pada nasyid mempunyai banyak majas yang memiliki pesan tertentu sebagai rayuan agar dosa-dosanya diampuni.  Dengan demikian, dengan menggunakan teori semiotika M. Riffaterre, dapat menggali lebih dalam makna emosional dan spiritual yang terkandung dalam lirik lagu ini. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan metode pengumpulan data melakukan studi studi pustaka,metode simak dan teknik catat sebagai langkah berikutnya. Analisis data yang peneliti gunakan adalah analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembacaan heuristik pada lirik Nasyid “Ataytu Bithanbi” karya Mesut Kurtis memungkinkan peneliti merespons secara subjektif terhadap makna dan pengaruh emosional yang terkandung dalam setiap bait. Lirik lagu menyoroti tema kesadaran akan dosa, kerendahan hati, permohonan kepada Tuhan, pengakuan akan sifat kemurahan hati dan belas kasihan Tuhan, serta niat untuk bertaubat dan kembali kepada-Nya. Sedangkan dalam pembacaan hermeneutik atas bait-bait nasyid "Ataitu Bithanbi" oleh Mesut Kurtis mengungkapkan beragam makna di antaranya pengakuan dan kerendahan hati, permohonan ampunan, taubat,  penyesalan dan harapan, serta keselamatan. Matriks dalam lirik ini adalah elemen struktural yang paling kentara dan menjadi kerangka dasar yang membentuk makna teks. Pengulangan frasa ini dalam lirik memberikan struktur yang kuat untuk menyampaikan perasaan bersalah, penyesalan, dan permohonan pengampunan. Model perubahan terlihat dalam peralihan dari pengakuan kesalahan menjadi permohonan pengampunan, mencerminkan perubahan emosi penulis.Variasi tekstual muncul dalam makna kata-kata seperti "dosa," "cahaya," dan "pengampunan,"Hipogram yang muncul dalam lirik ini mencakup konsep dosa sebagai perasaan penyesalan dan pengampunan, cahaya sebagai petunjuk dan kebenaran, penyesalan mendalam, dan harapan akan pengampunan.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Al-Ma’ruf, M. Ali Imron (2017). PENGKAJIAN SASTRA, Teori dan Aplikasi. Surakarta: CV. Djiwa Amarta Press.

Asriningsari, A., & Umaya, N. (2010). Semiotika teori dan aplikasi pada karya sastra.

Awe, M. (2003). Iwan Fals nyanyian di tengah kegelapan. Yogyakarta: Ombak.

Baharom, H. N. (200). Kamus Dewan.

Eri Satria Bin Sanusi, R. M. (2017). Analisis Terhadap Peranan Nasyid Dalam Dakwah. Jurnal Ilmiah Islam Futura.

Faruk. (2012). Metode Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Fiske, J. (2004). Cultural and Communications Studies. Yogyakarta: Jalasutra.

Florrrentina. (2008, July 10). last.fm. Diambil kembali dari last.fm: https://www.last.fm/music/Mesut+Kurtis/+wiki.

Hasmah, R., Masnani, S. W., & N, M. (2023). Kritik Sosial Dalam Novel Lan Amūta Sudā Karya Jehād Al Rajbȳ. Jurlam Sarjana Ilmu Budaya .

Hasniar, H., Masnani, S. W., & Agussalim, A. (2024). Nilai-Nilai Sufistik Dalam Buku “Fihi Ma Fihi” Karya Jalaluddin Rumi (Pendekatan Semiotika). Jurnal Sarjana Ilmu Budaya, 4(01), 17-27.

Masnani, S. W., S. B., & T. A. (2023). Kepribadian Tokoh Dalam Film Al-Fiil Al-Azraq : Suatu Pendekatan Psikologi Sastra. Jurnal Sarjana Ilmu Budaya .

Meriam, A. P. (1964). The Anthropology of Music. North Western University Press.

Moloeng, L. J. (2016). Metodologi Pemelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Noresah, B. (2007). Kamud Dewan. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka.

Nöth, W. (1990). Handbook of semiotics. Indiana University.

Pradopo, R. D. (2001). Kritik Sastra Indonesia Modern. Yogyakarta: Gama Media.

Pradopo, R. D. (2010). Pengkajian Puisi: Analisis Strata Norma dan Analisis Struktual dan Semiotik. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Putra, A. E. (2004). Revolusi Nasyid. Bandung: MQS Publishing.

Ram, S. W., Masnani, W. M., & Zuhriah. (2023). Pencarian Spiritual dalam Novel Wo AiNi Allah Karya Vanny Chrisma W. Jurnal Sarjana Ilmu Budaya .

Riffaterre, M. (1978). Semiotics of Poetry. London: Indiana of University.

Saputra, T. W. (2020). Makna Lirik Lagu Aimer Dalam Album Penny Rain (Kajian Semiotika Riffaterre). Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro.

Sayuti, A. S. (1985). Puisi dan Pengajarannya. Yogyakarta: FBS IKIP Yogyakarta.

Sobur, A. (2003). Semiotika Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Suseno, D. B. (2005). Lantunan Shalawat + Nasyid. Yogyakarta: Media Insani.

Susanto, D. E. (2016). Studi Hermeneutika, Kajian Pengantar. Jakarta: KENCANA.

Wellek, R. d. (2014). Teori Kesusastraan. Jakarta: Gramedia.

Yusuf, A. M. (2014). Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, Dan Penelitian Gabungan. Jakarta: KENCANA.

صفيانا, ب.ك. (2019). تحليل سيميوطيقية في كلمات أغنية: دين السلام، وسيدي الرئيس، والقدس توحيدنا بنظرية لجارلسي سانديرس بيرس.

مولانا، م.ح. (2023). تحليل نشيد موطني بقلم ابراهيم طوقان (دراسة تحليلية سيميائية تشارلز ساندرز بيرس).

Downloads

Published

2024-05-31

How to Cite

Masnani, S. W., Asagaf, M. N. ., & Andi Agussalim. (2024). Makna Lirik Nasyid “Ataitu Bithanbi” Karya Mesut Kurtis (Sebuah Tinjauan Analisis Semiotik). Jurnal Sarjana Ilmu Budaya, 4(02 (Mei), 43-57. Retrieved from https://journal.unhas.ac.id/index.php/jsbsk/article/view/35185