Menggaungkan Pendekatan Ekologis dalam Historiografi Perkotaan di Indonesia Pasca Reformasi

Authors

  • Ronal Ridhoi Universitas Negeri Malang

DOI:

https://doi.org/10.62924/jsi.v6i1.32606

Keywords:

pendekatan ekologi, historiografi, perkotaan, reformasi

Abstract

Urban historiographical studies after the Reformation tend to make a significant changes. From the previous question about socio-economic problems in rural areas, then questioned daily life in urban areas. This paper tries to show that there are other approach on the urban history writing in Indonesia. By perusing some books and articles (bibliographical research) related to urban historiography before and after the Reformation period, the author tries to narrate new ideas on urban historiography. This paper shows that urban historiography produced after the Reformation shows a trend of change towards environmental problems in urban areas. This is due to the trend of post-reform environmental problems and climate crises being highlighted by academics. This paper shows also that ecological approach on the urban history research is a new field that should be explored further.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Abdullah, T. & Abdurrachman, S. (eds) (2011). Indonesia across orders: arus bawah sejarah bangsa, 1930-1960, (No Title). Jakarta: LIPI Press.

Basundoro, P. (2012). Pengantar Sejarah Kota. Yogyakarta: Ombak.

Basundoro, P. (2017). Kajian Tentang Sejarah Perkotaan di Indonesia Pada Masa Kolonial Sampai Awal Kemerdekaan. In Menemukan Historiografi Indonesiasentris. Margarana, S., Sekarningrum, R., Faisol, A. (Editor). Yogyakarta: Ombak.

Basundoro, P. (2018). Merebut ruang kota: aksi rakyat miskin Kota Surabaya 1900-1960an. Jakarta: Marjin Kiri.

Basundoro, P. (n.d.) Dari Realitas Kota Menjadi Realitas Pengetahuan: Sebuah Catatan Historiografis, academia.edu. https://www.academia.edu/8291556/DARI_REALITAS_KOTA_MENJADI_REALITAS_PENGETAHUAN_SEBUAH_CATATAN_HISTORIOGRAFIS (Accessed: 17 July 2023).

Boomgaard, P. (1993). The development of colonial health care in Java; An exploratory introduction. Bijdragen tot de taal-, land- en volkenkunde / Journal of the Humanities and Social Sciences of Southeast Asia, 149(1), 77-93. https://doi.org/10.1163/22134379-90003137.

Boomgaard, P. (2003). Smallpox, vaccination, and the Pax Neerlandica, Indonesia, 1550-1930. Bijdragen tot de taal-, land- en volkenkunde/Journal of the Humanities and Social Sciences of Southeast Asia, 159(4), 590–617. https://doi.org/10.1163/22134379-90003743.

Boomgard, P., Colombijn, F. & Henley, D. (1997). Paper landscapes: Explorations in Environmental History of Indonesia. Leiden: KITLV Press Leiden.

Cahyaningrum, G.A. (2020). Bencana Banjir di Pulau Madura 1875-1940. Surabaya: Pustaka Indis.

Colombijn, F. et al. (2015). Kota lama, kota baru: Sejarah kota-kota di Indonesia sebelum dan setelah kemerdekaan. Yogyakarta: Ombak.

Diamond, J. (2005). Collapse: How States Choose to Fail or Succeed. New York: Penguin Group.

Eblen, R.A. & Eblen, W.R. (1994). The encyclopedia of the environment. Boston: Houghton Mifflin.

Forman, R. T. T. (2008). Urban regions: Ecology and planning beyond the city. https://doi.org/10.1017/CBO9780511754982.

Fulbrook, M. (2003). Historical theory. New York: New York: Routledge. https://doi.org/10.4324/9780203450659.

Gaddis, J.L. (2002). The landscape of history: How historians map the past. Oxford University Press.

Geertz, C. (1986). Mojokuto: dinamika sosial sebuah kota di Jawa. Jakarta: Pustaka Grafiti Perss. Jakarta: Grafiti Press.

Gunawan, R. (2010). Gagalnya sistem kanal: pengendalian banjir Jakarta dari masa ke masa. Penerbit Buku Kompas.

Handinoto (2012). Sejarah Kota Probolinggo 1746-1940: ditinjau dari sudut bentuk dan struktur kotanya. Probolinggo: Museum Probolinggo.

Hudiyanto, R.R. (2011). Menciptakan masyarakat kota: Malang di bawah tiga penguasa 1914-1950. Yogyakarta: Penerbit Lilin.

Husain, S. B. (2016). Banjir, Pengendaliannya, dan Partisipasi Masyarakat Di Surabaya, 1950-1976(Flood Control and People’s Participation in Surabaya, 1950-1976). Jurnal Masyarakat dan Budaya, 18(1), 65-80. https://doi.org/10.14203/jmb.v18i1.341.

Irwan, Z. D. (1992). Prinsip-prinsip ekologi dan organisasi ekosistem komunitas dan lingkungan. Jakarta: Bumi Aksara.

Kartodirdjo, S. (1966). The peasants’ revolt of Banten in 1888. (P. 392). Brill.

Kartodirdjo, S. (1973). Protest movements in rural Java: A study of agrarian unrest in the nineteenth and early twentieth centuries. Oxford University Press Singapore.

Kuntowijoyo. (2003). Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Margana, S. & Nursam, M. (eds) (2010). Kota-kota di Jawa: identitas, gaya hidup, dan permasalahan sosial. Yogyakarta: Ombak.

Marzluff, J. M. et al. (2008). An international perspective on the interaction between humans and nature. Springer Science and Business Media, New York..

McDonnell, M. J., Hahs, A. K. & Breuste, J. H. (2009). Ecology of cities and towns: A comparative approach, Ecology of Cities and Towns: A Comparative Approach. https://doi.org/10.1017/CBO9780511609763.

Milone, P. D. (1966). Urban areas in Indonesia: administrative and census concepts. Berkeley: Institute of International Studies.

Nas, P. J. M. (1986). The Indonesian city: studies in urban development and planning. Cinnaminson: Foris Publication.

Nas, P. J. M. et al. (2007). Kota-kota Indonesia: bunga rampai. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada Press.

Nawiyanto. (2012). Bencana dan Pelestarian Lingkungan: Pandangan Etnik Jawa dan Madura di Wilayah Ujung Timur Jawa. Paramita: Historical Studies Journal, 22(1), 41–55. https://doi.org/10.15294/paramita.v22i1.1843.

Nawiyanto. (2012). Pengantar sejarah lingkungan. Jember: Jember University Press.

Nawiyanto. (2017). Penulisan Sejarah Lingkungan di Indonesia. Margarana, S., Sekarningrum, R., Faisol, A. (Editor). Yogyakarta: Ombak.

Nawiyanto. (2017). Sejarah Lingkungan Sebagai Historiografi Alternatif. Malang.

Pratama, A. R. (2016). Eksploitasi hutan di Kalimantan Timur pada masa Orde Baru, 1970-1998. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

Priyanto, E. H. & Nawiyanto. (2014). Banjir Bandang di Kodya Semarang tahun 1990. Publika Budaya, 2(3),9–17. https://jurnal.unej.ac.id/index.php/PB/article/view/1523.

Rabani, L. O. (2016). Penyelundupan dan Terbentuknya Kawasan Ekonomi Maritim Wakatobi Tahun 1980-an. Lembaran Sejarah, 12(2), 132-143. https://doi.org/10.22146/lembaran-sejarah.33463.

Rabani, L. O., Purwanto, B. & Margana, S. (2020). Politik dan Ekonomi di Dua Kota: Baubau dan Kendari pada tahun 1950an–1960an. Mozaik Humaniora, 20(1), 39-56. https://doi.org/10.20473/mozaik.v20i1.15746.

Rahardjo, S. (2007). Kota-kota prakolonial Indonesia: pertumbuhan dan keruntuhan. Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia.

Ridhoi, R., et al. (2021). Sejarah Banjir Sampang, 1872-2020. Malang: Java.

Sjoberg, G. (1955). The preindustrial city. American Journal of Sociology, 60(5), 438-445. https://doi.org/10.1086/221603.

Taylor, J. G. (2009). Kehidupan Sosial di Batavia: Orang Eropa dan Eurasia di Hindia Timur. Masup Jakarta.

Zulqaiyyim. (2006). Boekittinggi Tempo Doeloe. Padang: Universitas Andalas Press.

Downloads

Published

2023-09-30

How to Cite

Ridhoi, R. (2023). Menggaungkan Pendekatan Ekologis dalam Historiografi Perkotaan di Indonesia Pasca Reformasi. Jurnal Sejarah Indonesia, 6(1), 74-90. https://doi.org/10.62924/jsi.v6i1.32606