Kekeringan: Kelangkaan Pangan dan Kriminalitas di Lamongan, 1892-1940

Authors

  • Alfin Ganendra Albar Universitas Gadjah Mada
  • Anggy Fitri Darmayanti Alumnus Ilmu Sejarah, Universitas Negeri Malang

DOI:

https://doi.org/10.62924/jsi.v7i1.33023

Keywords:

crime; drought; Dutch Colonial; Lamongan

Abstract

This paper aims to explain the natural disaster of drought which influenced the decline in the economy and high crime in Lamongan. This paper uses historical research methods which include the stages of topic selection, heuristics, verification, interpretation, and historiography by paying attention to the focus of the study on urban issues, especially environmental and social history. Based on research results, it is known that the drought in Lamongan was caused by climate anomalies and erratic climate change. This drought has had various impacts, ranging from a lack of water supply for agriculture, scarcity of food to the rise of crime such as theft. The efforts to overcome drought were carried out by the colonial government with the cooperation of local residents, such as carrying out repairs to reservoirs, holding prayer events, and joint celebrations to ask God for help. Even though this drought disaster cannot be avoided, its impact can be minimized with mitigation efforts.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Boomgaard, P. (1998). Introducing Environmental Histories of Indonesia. In Paper landscapes (pp. 1-26). Brill.

Cahyo, Dedi N. (2017). Perkembangan Transportasi Kereta Api di Kabupaten Lamongan Tahun 1899–1932. AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah, 5(1), 402-1416.

De Indische Courant, 11 Maret 1927.

De Indische Courant, 16 Desember 1937.

De Indische Courant, 22 Agustus 1925.

De Indische Courant, 23 Desember 1925.

De Indische Courant, 23 Desember 1925.

De Indische Courant, 30 September 1940.

De Locomotief, 10 Oktober 1895.

De Locomotief, 20 Oktober 1921.

De Locomotief, 25 Mei 1907.

De Locomotief, 28 September 1896.

De Locomotief, 5 Mei 1899.

Departemen Penerangan Republik Indonesia. (1978). Kereta Api Indonesia. Jakarta: Departemen Penerangan Republik Indonesia.

Hagsche Courant, 13 November 1902.

Hartono, M. (2012). Realisasi Politik Etis di Bojonegoro pada Awal Abad XX: Kajian Sosial Ekonomi. Mozaik: Kajian Ilmu Sejarah, 6(1), 1-18. http://dx.doi.org/10.21831/moz.v6i1.1536.

Hasanah, U., & Putrawangsa, S. (2020). Pelatihan Hidrologi Terapan bagi Pengelola Lingkungan Sumber Daya Air (SDA) di BISDA Provinsi NTB. JPMB: Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Berkarakter, 3(2), 133-140. http://journal.rekarta.co.id/index.php/jpmb/article/view/76.

Hastuti, D., Sarwono, & Muryani, C. (2017). Mitigasi, Kesipsiagaan dan Adaptasi Masyarakat Terhadap Bahaya Kekeringan Kabupaten Grobogan (Implementasi Sebagai Modul Konstektual Pembelajaran Geografi SMA Kelas X Pokok Bahasan Mitigasi Bencana). Jurnal GeoEco, 3(1), 47-57. https://jurnal.uns.ac.id/GeoEco/article/view/11044.

Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie, 6 Mei 1902.

Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indië, 28 September 1911.

Husain, S. B. et al. (2017). Sejarah Lamongan dari Masa ke Masa. Surabaya: Airlangga University Press, 2017.

Idris, Mas. (1995). Metode Dakwah Sunan Drajat (Studi Historis Tentang Dakwah Sunan Drajat, Di Desa Drajat Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan). Skripsi diterbitkan, Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel

Surabaya.

Inagurasi, L. H. (2002). Sidayu: Kajian Arkeologi Perkotaan Masa Islam dan Kolonial. WALENNAE: Jurnal Arkeologi Sulawesi Selatan dan Tenggara, 5(2), 11-21. https://doi.org/10.24832/wln.v5i2.153.

Indarto, I., Wahyuningsih, S., Pudjojono, M., Ahmad, H., & Yusron, A. (2014). Studi Pendahuluan tentang Penerapan Metode Ambang Bertingkat untuk Analisis Kekeringan Hidrologi pada 15 DAS di Wilayah Jawa Timur. Jurnal Agroteknologi, 8(02), 112-121. https://jurnal.unej.ac.id/index.php/JAGT/article/view/3040.

Kartodirdjo, S. (1992). Pendekatan Ilmu Sosial Dalam Metodologi Sejarah. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Kasiroh, I. (1995). Bendungan Besar di Indonesia. Jakarta: Yayasan Badan Penerbit Pekerjaan Umum.

Koloniaal Verslag OPGAVEN (Distrietsgewijs) van de Oppervlakte, den in Gebruik Genomen Grond en het Zielental van Java en Madura, 1891. (1892).

Kulsum, U. (2015). Perkembangan Waduk Gondang Sebagai Obyek Wisata Tahun 1987-2004. AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah, 3(2), 82-89.

Kuntowijoyo, (2013). Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Penerbit Tiara Wacana.

Marwati, D. P., & Notosusanto, N. (2008). Sejarah Nasional Indonesia IV: Kemunculan Penjajahan di Indonesia-Edisi Pemutakhiran. Jakarta: Balai Pustaka.

Mawardi, M. (2014). Air dan Masa Depan Kehidupan. Jurnal Tarjih, 12(1), 131-142.

Mededeelingen van Den Burgerlijken Geneeskundigen Dienst in Nederlandsch-Indië, (1920), Deel XI.

Nieuwe Courant, 27 Desember 1902.

Nurrahman, F. I., & Pamungkas, A. (2013). Identifikasi Sebaran Daerah Rawan Bahaya Kekeringan Meteorologi di Kabupaten Lamongan. Jurnal Teknik ITS, 2(2), C83-C86. http://dx.doi.org/10.12962/j23373539.v2i2.4350.

Pribadi, Y. (2014). Strongmen dan Kelompok Kekerasan di Jawa; Perkembangan dan Realisasinya dengan Kekerasan Masa dalam Bingkai Budaya dan Politik di Indonesi. Banten: FTK Banten Press & LP2M IAIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten.

Purwitasari, A. (2018). Identifikasi Potensi Kekeringan Menggunakan Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis (Studi Kasus: Kabupaten Lamongan, Provinsi Jawa Timur). Skripsi. Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh November.

Putra, D. A. W. S., Hartomo, K. D., & Tanone, R. (2018). Model Prediksi Kekeringan Menggunakan Metode Holt-Winters (Studi Kasus: Wilayah Kabupaten Boyolali). Indonesian Journal of Computing and Modeling, 1(1), 36-41. https://ejournal.uksw.edu/icm/article/view/1493.

Scott, J, C. (1985). Weapon of The Weak: Everyday Forms of Peasent Resistence. London: Yale University.

Setiawan, E. (2020). Nilai Filosofi Wayang Kulit Sebagai Media Dakwah. Al-Hikmah, 18(1), 33-50. https://doi.org/10.35719/alhikmah.v18i1.21.

Soerabaijasch Handelsblad, 8 Januari 1892.

Soerabaijash Handelsblad, 13 Desember 1894.

Soerabajasch Handelsblad, 5 Juli 1898.

Sukandar, et al. (2016). Profil Desa Pesisir Provinsi Jawa Timur Volume 1 (Utara Jawa Timur). Surabaya: Bidang Kelautan, Pesisir, dan Pengawasan Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Timur.

Tifaransyah, F, Safitri, A, Setyawan, P, Mustikasari, D, S, Lejaringtyasm E, W. (2021). Kriminalitas di Jawa pada Masa Kolonial. Jurnal Candra Sangkala, 3, (2). 15- 23.

Tim Peneliti, (1994). Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Lamongan. Lamongan: Memayu Raharjaning Praja. Lamongan: Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Lamongan.

Utami, F. M. (2023). Waduk Tertua Masa Hindia Belanda: Pembangunan dan Manfaat Waduk Pridjetan di Lamongan Tahun 1910-1926. AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah, 13(2), 1-15.

Volkstelling 1930 Deel VIII Overzicht voor Nederlandsch-Indie. Census of 1930 in The Netherlands Indie, Summary of The Volumes I-VII. (1936). Batavia: Departement Van Economische Zaken Landrukkerij.

Wahyudi, S. S. (2005). Perkebunan Tebu dan Perubahan Sosial di Karesidenan Surabaya, 1890 1937. Disertasi tidak diterbitkan. Yogyakarta: FIB Universitas Gadjah Mada.

Wibisana, M. I. (2017). Analisis Kebutuhan Pengairan Kawasan Pertanian Berdasarkan Bencana Kekeringan di Kabupaten Lamongan Berbasis Sistem Informasi Geografis (SIG). Skripsi. Surabaya: Institus Teknologi Sepuluh Nopember.

Zarch, M. A. A., Sivakumar, B., & Sharma, A. (2015). Droughts in a warming climate: A global assessment of Standardized precipitation index (SPI) and Reconnaissance drought index (RDI). Journal of Hydrology, 526, 183-195. https://doi.org/10.1016/j.jhydrol.2014.09.

Downloads

Published

2024-05-10

How to Cite

Albar, A. G., & Darmayanti, A. F. (2024). Kekeringan: Kelangkaan Pangan dan Kriminalitas di Lamongan, 1892-1940. Jurnal Sejarah Indonesia, 7(1), 43-57. https://doi.org/10.62924/jsi.v7i1.33023