PEMBUATAN LOTION RUMPUT LAUT DI DESA AENG BATU BATU, KABUPATEN TAKALAR, SULAWESI SELATAN

Authors

  • Kasmiati Hasanuddin University
  • Syahrul Universitas Hasanuddin
  • Nursinah Amir Universitas Hasanuddin

DOI:

https://doi.org/10.20956/pa.v5i1.9188

Keywords:

seaweed, lotion, added-value, service, training

Abstract

Abstract. Seaweed is a fishery commodity that has priority to be developed nationally. Takalar Regency is one of the seaweed cultivations centers in South Sulawesi with an average total production of 1 million tons of dried seaweed per year. One of the potential locations for cultivation is Aeng Batu Batu Village, where most of its residents make cultivation as their main source of income. Despite the success in cultivating seaweed, the level of welfare of the people is low and classified as poor. This is because they do not have alternative income while the price of dried seaweed is relatively cheap. Thus, it is important to increase the added value of seaweed through a diversification program, including making seaweed lotion. The activity collaborated with a group of women as partners aimed to provide knowledge and skills on how to make seaweed lotion which is potential as an alternative income. The program was divided into three stages, namely counseling, practice, and mentoring. Lotion was made by a combination of water as the main ingredient with seaweed and selective chemicals as well as green tea essential oil fragrance. Lotion is packaged in a 60 ml plastic bottle labeled product composition. The generated lotion has been used by group members and introduced to residents. After the activity was finished, group members can make and package seaweed lotions independently. The program received a positive response from the local government and partners.     Abstrak: Rumput laut merupakan komuditas perikanan yang mendapat prioritas untuk dikembangkan secara nasional. Kabupaten Takalar adalah salah satu sentra budidaya rumput laut di Sulawesi Selatan dengan total produksi rata-rata 1 juta ton rumput laut kering per tahun. Salah satu lokasi potensial budidaya rumput laut adalah Desa Aeng Batu Batu dimana sebagian besar warganya menjadikan usaha budidaya sebagai sumber penghasilan utama. Meskipun sukses membudidayakan rumput laut namun tingkat kesejahteraan masyarakat rendah dan tergolong miskin. Hal tersebut disebabkan karena masyarakat tidak memiliki pendapatan alternatif sementara harga rumput laut kering relatif murah. Dengan demikian penting untuk meningkatkan nilai tambah rumput laut melalui program pengabdian kepada masyarakat dalam bentuk pelatihan diversifikasi, diantaranya adalah pembuatan lotion rumput laut. Kegiatan yang bermitra dengan kelompok wanita ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan cara membuat lotion rumput laut yang berpotensi sebagai penghasilan alternatif. Program dibagi dalam tiga tahap yaitu penyuluhan, praktek, dan pendampingan. Lotion dibuat dengan bahan utama air dikombinasikan dengan rumput laut dan bahan-bahan kimia tertentu serta pewangi minyak esensial green tea. Lotion dikemas dalam botol plastik 60 mL yang diberi label komposisi produk. Lotion yang dihasilkan telah digunakan oleh anggota kelompok dan diperkenalkan kepada warga sekitar melalui media sosial sehingga masarakat tidak lagi membeli lotion komersial. Setelah kegiatan selesai, anggota kelompok dapat membuat dan mengemas lotion rumput laut secara mandiri. Program ini mendapat sambutan positif dari pemerintah desa setempat dan mitra yaitu semua anggota kelompok dapat secara mandiri membuat lotion rumput laut. Sejauh ini lotion yang dihasilkan telah digunakan oleh anggota kelompok dan masyarakat sekitar tanpa ada keluhan iritasi atau alergi. Hasil kegiatan pengabdian kepada masyarakat berupa penerapan teknologi tepat guna penganekaragaman produk rumput laut untuk meningkatkan nilai tambah rumput laut dapat dikembangkan sebagai penghasilan alternatif bagi anggta kelompok untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga.  

Downloads

Download data is not yet available.

Author Biography

Kasmiati, Hasanuddin University

Faculty of Marine Science and Fishery

References

Anggadiredja, J. T., Zatnika, A., Purwoto, H., & Istini, S. (2009). Rumput Laut. Penebar Swadaya. Jakarta.

Anonim. (2017). Badan Pusat Statistik. 2017. Sulawesi Selatan Dalam Angka.

Kadi, A. (2004). Potensi rumput laut di beberapa bantai di Indonesia. Jurnal Oseana. 12 (4): 25-36.

Santosa, Andasuryani, & Kurniawan, D. (2016). Karakteristik Tepung Rumput Laut (Eucheuma cottonii). National Conference of Applied Sciences, Engineering, Business and Information Technology.Politeknik Negeri Padang, 15 – 16 Oktober. ISSN:2541-111x.

Setyaningrum, A., & Hartanto, B.W. (2020). Peningkatan Kapasitas Istri Nelayan dalam Pengolahan Hasil Perikanan di Dusun Kuwaru Desa Poncosari Kabupaten Bantul. Jurnal Panrita Abdi, 4(2), 184 – 194.

Soraya N. (2002). Bahan Kosmetik Alami. Dalam www.pikiranrakyat.com.[20 Oktober 2019].

Purwaningsih, S., Salamah, E., & Budiarti, T. A. (2014). Formulasi skin lotion dengan penambahan karagenan dan antioksidan alami dari Rhizophora mucronata Lamk. Jurnal Akuantika V (1) 55-62.

Downloads

Published

2021-01-02

How to Cite

Kasmiati, Syahrul, & Amir, N. . (2021). PEMBUATAN LOTION RUMPUT LAUT DI DESA AENG BATU BATU, KABUPATEN TAKALAR, SULAWESI SELATAN. Panrita Abdi - Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat, 5(1), 17-25. https://doi.org/10.20956/pa.v5i1.9188