UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI SERUM EKSTRAK ETANOL BUAH BELIMBING WULUH TERHADAP Propionibacterium acnes, Staphylococcus aureus, dan Staphylococcus epidermis

Authors

  • Ferdy Firmansyah a:1:{s:5:"en_US";s:32:"Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Riau";}
  • Reihan Khairiati Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Riau
  • Wildan Khairi Muhtadi Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Riau
  • Lutfi Chabib Farmasi, Universitas Islam Indonesia

Keywords:

Belimbing wuluh, Serum, Propionibacterium acnes, Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermis, Belimbing wuluh, Serum, Propionibacterium acnes, Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermis

Abstract

Jerawat merupakan salah satu penyakit kulit yang disebabkan oleh bakteri Propionibacterium acnes, Staphylococcus aureus dan Staphylococcus epidermis. Salah satu bahan alam yang dapat dimanfaatkan yaitu ekstrak etanol buah belimbing wuluh (eBW) yang berkhasiat sebagai antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasi sediaan serum wajah yang stabil secara farmasetik dan memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri Propionibacterium acnes, Staphylococcus aureus dan Staphylococcus epidermis dengan metode difusi cakram. Sediaan serum wajah diformulasi pada beberapa konsentrasi eBW yaitu FI (10%), FII (15%), dan FIII (20%). Evaluasi sediaan serum wajah meliputi pemeriksaan organoleptis, homogenitas, pH, daya sebar, freeze and thaw, serta aktivitas antibakteri. Analisa data secara deskriptif dan uji statistik One Way ANOVA. Berdasarkan penelitian yang dilakukan formulasi serum ekstrak etanol buah belimbing wuluh pada semua formula memiliki stabilitas fisik yang baik yang ditunjukkan dengan pengujian stabilitas freeze and thaw tidak mengalami pemisahan fase, tampilan fisik, bentuk, bau, warna tidak berubah serta susunan yang homogen pada semua sediaan. Namun pada bagian pemeriksaan pH dan daya sebar mengalami penurunan dari minggu pertama ke minggu terakhir. Hasil uji One way ANOVA terdapat perbedaan yang signifikan (p<0,05) antar formula terhadap diameter zona hambat. Semakin tinggi konsentrasi eBW, maka akan semakin tinggi aktivitas antibakterinya. Formula III (20%) memiliki daya hambat paling besar dibandingkan formula lainnya dengan daya hambat secara berurutan pada bakteri Propionibacterium acnes, Staphylococcus aureus, dan Staphylococcus epidermis yaitu 18,10±0,20 mm, 17,03±0,35 mm dan 17,00±0,26 mm.

References

Santoso dan Hyeronimus B. 2010. Tampil Cantik Tanpa Jerawat. Victoria Press. Yogyakarta.

Wardani, H.N. 2020. Potensi Ekstrak Daun Sirsak Dalam Mengatasi Kulit Wajah Berjerawat. Jurnal Penelitian Perawat Profesional, 2(4): 563–570.

Sumayyah, S. & Salsabila, N. 2017. Khasiat Obat Tradisional Sumayyah. Majalah Farmasetika, 2(5): 2003–2006.

Kardinan, I.A. dan Kusuma, F.R. 2004. Meniran Penambah Daya Tahan Tubuh Alami. Agro Media. Jakarta.

Dewi, P., Ratih, G.A., Burhannuddin, B. and Sudarmanto, G. 2019. In Vitro Inhibitory Activity of Ethanolic Fruit Extract From Averrhoa Bilimbi L. Against Streptococcus pyogenes Bacteria. Health Notions, 3(1): 13-17.

Zakaria, Z.A., Zaiton, H., Henie, E.F.P., Jais, A. M.M. and Zainuddin, E.N.H. 2007. In Vitro Antibacterial Activity of Averrhoa bilimbi L. Leaves and Fruits Extracts. International Journal of Tropical Medicine, 2(3): 96-100.

Hadawiyah, R. 2012. Formulasi Sediaan Gel dari Ekstrak Etanol Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.) dan Uji Aktivitasnya Terhadap Beberapa Bakteri Penyebab Jerawat. Skripsi. Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara. Medan.

Firmansyah, F., Murrukmihadi, M. dan Anshory, H. 2018. Pengaruh HPMC Gel Ekstrak Etanol Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.) terhadap Sifat Fisik dan Aktivitas Antibakteri. Jurnal Penelitian Farmasi Indonesia, 6(2): 76-82.

Rahmiati, A., Darmawati, S. dan Mukaromah, A.H. 2017. Daya Hambat Ekstrak Etanol Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L) Terhadap Pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Staphylococcus epidermidis Secara In Vitro. Prosiding Seminar Nasional & Internasional, 1(1): 669-674.

Kurniawati, A.Y. dan Wijayanti, E.D. 2018. Karakteristik Sediaan Serum Wajah Dengan Variasi Konsentrasi Sari Rimpang Temu Giring (Curcuma Heyneana) Terfermentasi Lactobacillus bulgaricus. Akademi Farmasi Putra Indonesia Malang, 1–11.

Draelos, Z.D. 2010. Active Agents In Common Skin Care Products. Plastic and Reconstructive Surgery, 125(2): 719-724.

Mitsui, T. 1998. New Cosmetic Sciences. 2nd edition. Elsevier.

Thakre, A.D. 2017. Formulation and Development of De Pigment Serum Incorporating Fruits Extract. International Journal of Innovative Science and Research Technology, 2(12): 330-382.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2020. Farmakope Indonesia edisi VI. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.

Rowe, R.C., Sheskey, P.J and Owen, S.C. 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipient Sixth Edition. Pharmaceutical Press. London.

Hasrawati, A., Hardianti, H., Qama, A. dan Wais, M. 2020. Pengembangan Ekstrak Etanol Limbah Biji Pepaya (Carica papaya L.) sebagai Serum Antijerawat. Jurnal Fitofarmaka Indonesia, 7(1): 1–8.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2014. Farmakope Indonesia edisi V. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.

Voight, Rudolf. 1995. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Prahasiwi, R.D. dan Hastuti, E.D. 2018. Formulasi Gel Antioksidan Ekstrak Etil Asetat Tangkai Buah Parijoto (Medinilla Speciosa Blume) Dengan Basis Carbopol Dan Uji Aktivitas Antioksidan Dengan Metode DPPH. PROSIDING HEFA, 3(1): 242–250.

Lachman, L. dan Lieberman, H. A. 1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri Edisi Kedua. UI Press. Jakarta.

Pratiwi, T. 2008. Mikrobiologi Farmasi. Erlangga. Jakarta.

Clinical and Laboratory Standards Institute (CLSI). 2012. Performance Standards For Antimicrobial Disk Susceptibility Tests: Approved Standard. Eleventh Edition. CLSI document M02-A11, 32(1): 2.

Firmansyah, F. dan Wismi, D.N. 2021. Formulasi dan Evaluasi Hand Sanitizer Spray Ekstrak Etanol Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.). Prepotif, 5(2): 1203-1208.

Tranggono, R.I. dan Latifah, F. 2007. Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Martin, A.J.S., Swarbarick, dan A, cammarta. 1993. Farmasi fisika. Edisi III diterjemahkan oleh Yoshita Universitas Indonesia. UI Press. Depok.

Badan Standarisasi Nasional. 1996. Sediaan Tabir Surya. Badan Standardisasi Nasional. Jakarta. SNI 16-4399-1996.

Garg, A., Aggarwal, D., Garg, S., and Singla, A. K. 2002. Spreading of Semisolid Formulations An Update. Pharmaceutical Technology, 26(9):84-105.

Anwar, E. 2012. Eksipien dalam Sediaan Farmasi. PT. Dian Rakyat.

Laverius, M.F. 2011. Optimasi Tween 80 dan Span 80 Sebagai Emulsifying Agent Serta Carbopol Sebagai Gelling Agent Dalam Sediaan Emulgel Photoprotector Ekstrak Teh Hijau (Camellia sinensi L.) Aplikasi Desain Faktorial. Skripsi. Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta.

Pelczar, M.J. & Chan, E. 2013. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: UI Press.

Downloads

Published

2022-09-02

Issue

Section

Articles