KEBERLANJUTAN PRODUK DAN INTERVENSI PASAR BIOSTIMULAN ORGANIK PADA KELOMPOK TANI DI KABUPATEN PINRANG DAN KABUPATEN SOPPENG MENUJU KOMERSIALISASI PRODUK

Authors

  • Iradhatullah Rahim Universitas Muhammadiyah Parepare
  • Sukmawati Sukmawati Universitas Muhammadiyah Parepare
  • Irninthya Nanda Pratami Irwan Universitas Muhammadiyah Parepare
  • Bahruddin Bahruddin Universitas Muhammadiyah Parepare
  • Wahyu Rasyid Universitas Muhammadiyah Parepare

DOI:

https://doi.org/10.20956/jdp.v8i2.24190

Keywords:

Asam organik, keberlanjutan, intervensi pasar, pendapatan

Abstract

Kulit buah kakao merupakan salah satu limbah pertanian yang jumlahnya cukup besar di Sulawesi Selatan, padahal dapat dimanfaatkan sebagai kompos karena mengandung sejumlah unsur hara, hormon tumbuh, dan asam organik yang dibutuhkan tanaman. Kegiatan bertujuan untuk menjamin keberlanjutan produk dengan memastikan ketersediaan kulit buah kakao sebagai bahan baku pembuatan kompos dengan melibatkan Kelompok Tani Mallongi-Longi Kabupaten Pinrang. Selain itu, kegiatan juga bertujuan untuk melakukan intervensi pasar pada Kelompok Tani Mamminasa Deceng, Kabupaten Soppeng dengan melakukan survey dan pengenalan produk biostimulan organik dari lombah kulit buah kakao. Hasil dari kegiatan ini menunjukkan adanya kepastian penyediaan bahan baku untuk biostimulan. Ditemukan pula bahwa 73% anggota kelompok tani Kabupaten Soppeng tidak mengetahui bahwa limbah kulit buah kakao dapat dijadikan kompos.

Kata kunci: Asam organik, keberlanjutan, intervensi pasar, pendapatan.

ABSTRACT

Cacao pod husk is quite a large amount of agricultural waste in South Sulawesi, even though it can be used as compost because it contains several nutrients, growth hormones, and organic acids needed by plants. The activity aims to ensure product sustainability by providing the availability of cocoa pod husks as raw material for making compost by involving the Mallongi-Longi Farmer Group, Pinrang Regency. In addition, the activity also aims to intervene in the market for the Mamminasa Deceng Farmer Group, Soppeng Regency, by conducting a survey and introducing organic biostimulant products from cacao pod shells. The results of this activity indicate certainty in the supply of raw materials for biostimulants. It was also found that 73% of the Soppeng Regency farmer groups members did not know that cocoa pod shell waste could be composted.

Keywords: Organic acids, sustainability, market intervention, income.

Author Biographies

Sukmawati Sukmawati, Universitas Muhammadiyah Parepare

Agroteknologi

 

Irninthya Nanda Pratami Irwan, Universitas Muhammadiyah Parepare

Prodi Agribisnis

Bahruddin Bahruddin, Universitas Muhammadiyah Parepare

Prodi Studi Ekonomi Pembangunan

Wahyu Rasyid, Universitas Muhammadiyah Parepare

Prodi Ilmu Hukum

References

Anto, Y. (2015). Industri Pertanian Organik. Gontor Agrotech Science Journal, 2(1). https://doi.org/http://dx.doi.org/10.21111/agrotech.v2i1.7201

Atmojo, S. W. (2003). Peranan Bahan Organik terhadap Kesuburan Tanah dan Upaya Pengelolaannya. Surakarta.

Kartono, K. (2009). Pemimpin dan Kepemimpinan. Apakah kepemimpinan yang abnormal itu? Jakarta: RajaGravindo Persada.

Rahim, I., Meriem, S., & Abdallah, E. H. (2022). Organic Acids from Cocoa Pod Waste Inoculated by Basidiomycota Fungi to Enhance the Performance of Shallots. AGRIVITA Journal of Agricultural Science, 44(3), 549–558.

Rahim, I., Nasruddin, A., Kuswinanti, T., Asrul, L., & Rasyid, B. (2018). Utilization of Cocoa Pod Husk Waste Composting by Tremella Sp and Pleurotus Sp as A Medium to Growth of Cocoa Seedling. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, 156(1). https://doi.org/10.1088/1755-1315/156/1/012012

Rao, S. N. (2010). Soil Microorganisms and Plant Growth. Jakarta: UI Press.

Zimmer, G. (2004). Humic Substances in Biological Agriculture. Acres, 34(1), 54–61.

Downloads

Published

2023-05-31