Fermentasi Eceng Gondok (Eichhornia Crassipes) untuk Meningkatkan Kadar Bioetanol dan Rendemen Selulosa
Abstract
ABSTRAK:
Eceng gondok (Eichhornia Crassipes) merupakan jenis tanaman yang hidup di air tawar dan sering dianggap sebagai gulma. Eceng gondok mengandung selulosa sekitar 64,51%. Selulosa inilah yang dapat dimanfaatkan untuk memproduksi bioetanol. Untuk itulah maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi waktu fermentasi terhadap kadar bioetanol dan rendemen selulosa eceng gondok. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Operasi Teknik Kimia Politeknik ATI Makassar. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang memanfaatkan tanaman eceng gondok sebagai bahan baku dalam pembuatan bioetanol melalui beberapa proses pengolahan, mulai tahap persiapan bahan baku, delignifikasi, hidrolisis, fermentasi, dan distilasi. Variabel penelitian ini yaitu variasi waktu fermentasi masing-masing 3, 5, 7, 9, dan 11 hari dengan bahan baku eceng gondok sebanyak 30 gram, ragi (Saccharomyces cerevisiae) 4 gram, urea (nutrient) 4 gram. Hasil yang diperoleh adalah waktu fermentasi berpengaruh terhadap kadar bioetanol dan rendemen selulosa yang dihasilkan. Kadar bioetanol mengalami kenaikan setelah 3 hari difermentasi kemudian menurun pada hari ke-8. Hasil bioetanol tertinggi diperoleh pada waktu fermentasi 7 hari yaitu 4%. Laju perubahan rendemen selulosa menurun seiring bertambahnya waktu fermentasi, mulai dari hari ke-3 hingga hari ke-11, dengan rendemen tertinggi diperoleh pada fermentasi hari ke-3 yaitu sebesar 11,67%.