EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK DEFINITIF PADA SEPSIS NEONATORUM AWITAN DINI DAN LAMBAT DI RSPAD GATOT SOEBROTO

Marselina Marselina Bio | Ros Sumarny | Wawaimuli Arozal | Marliana Sri Rejeki
Article History

Submited : August 31, 2020
Published : December 31, 2020

Angka kejadian sepsis neonatorum yang tinggi karena sulitnya penegakan diagnosis disebabkan faktor klinis tidak spesifik. Pasien akan mendapatkan antibiotik setelah 1 jam yang diduga sepsis. Hal ini meningkatkan resistensi karena penggunaan antibiotik tidak rasional. Maka perlu ibu serta pasien sepsis dan penggunaan antibiotik. Penelitian deskriptif analitik dengan studi kohort retrospektif menggunakan data rekam medis yang memenuhi kriteria inklusi. Analisis data secara bivariat dengan uji chi square pada p≤0.05. Ada 98 pasien (SNAD 55 pasien; SNAL 43 pasien). Hubungan hubungan antara ibu hamil kehamilan kehamilan SNAD (p = 0,025), kehamilan kehamilan kehamilan (p = 0,020).Hubungan antara hubungan antara variabel pasien detak jantung terhadap SNAD (p = 0.010). Evaluasi metode DDD didapatkan antibiotik yang sering digunakan yaitu meropenem 20.147 DDD / 100 hari sabar . Analisis hubungan antara metode Kunin terhadap luaran klinis pasien SNAD (p = 0.175; RR = 2.316; 95% Cl = 0.677-7.919), lama rawat (p = 0.057; RR = 4.929; 95% Cl = 0.954-25.469). Analisis hubungan antara metode Kunin terhadap luaran klinis pasien SNAL (p = 0.811; RR = 1.167; 95% Cl = 0.331-4.116), lama rawat (p = 0.110; RR = 0.525; 95% Cl = 0.391-1.705). Hasil tersebut menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara kerasionalan penggunaan antibiotik definitif dengan luaran kinis serta lama rawat yang di nilai menggunakan metode Kunin.Kata kunci: sepsis neonatorum, baterai, antibiotik definitif

References

  1. Hadinegoro SRS, Chairulfatah A, Latief A, Pudjiadi AH, Malisie RF, Alam A.
  2. Konsensus diagnosis dan tata laksana sepsis pada anak. Badan Penerbit
  3. IDAI. Indonesia; 2016. 1-47 p.
  4. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Penatalaksanaan sepsis
  5. neonatorum. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta; 2007. 1-
  6. p.
  7. Pusponegoro TS. Sepsis pada neonatus (sepsis neonatal). Sari Pediatr.
  8. ;2(2):96–102.
  9. World Health Organization. Perinatal mortality a listing of available
  10. information. Geneva; 1996. 1-152 p.
  11. Darmstadt GL, Bhutta ZA, Cousens S, Adam T, Walker N, Bernis L de.
  12. Evidence-based, cost-effective interventions: how many newborn babies
  13. can we save? Lancet Neonatal Surviv Steer Team. 2005;365(9463):19–30.
  14. Juniatiningsih A, Aminullah A, Firmansyah A. Profil mikroorganisme
  15. penyebab sepsis neonatorum di Departemen Ilmu Kesehatan Anak Rumah
  16. Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta. Sari Pediatr. 2008;10(1):60.
  17. Putra PJ. Insiden dan faktor-faktor yang berhubungan dengan sepsis
  18. neonatus di RSUP Sanglah Denpasar. Sari Pediatr. 2012;14(3):205.
  19. Ellisa P. Faktor-faktor yang berhubungan dengan Kejadian sepsis pada
  20. neonatus di Rumah Sakit Agung Jakarta Tahun 2017. Univ Esa Unggul.
  21. ;1–7.
  22. Wagstaff JS, Durrant RJ, Newman MG, Eason R, Ward RM, Sherwin CMT, et
  23. al. Antibiotic treatment of suspected and confirmed neonatal sepsis within
  24. days of birth: a retrospective analysis. Front Pharmacol. 2019;10(Article
  25. :1–10.
  26. Rohsiswatmo R. Multidrug resistance in the neonatal unit and its
  27. therapeutic implications. Paediatr Indones. 2006;46(1):25–31.
  28. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Program pengendalian resistensi
  29. antimikroba di rumah sakit. Jakarta; 2015. 1-32 p.
  30. Kunin CM, Tupasi TE, Craig WA. Use of antibiotics. A brief exposition of the
  31. problem and some tentative solutions. Ann Intern Med. 1973;79(4):555–
  32. Chan GJ, Lee ACC, Baqui AH, Tan J, Black RE. Prevalence of early-onset
  33. neonatal infection among newborns of mothers with bacterial infection or
  34. colonization: a systematic review and meta-analysis. BMC Infect Dis.
  35. ;15(118):1–16.
  36. Simbolon D. Faktor risiko sepsis pada bayi baru lahir di RSUD Curup
  37. Kabupaten Rejang Lebong. Bull Heal Res. 2008;36(3 Sep):127–34.
  38. Leifina N, Yuniati T, Kartasasmita CB. Kadar laktat darah sebagai faktor
  39. risiko mortalitas pada sepsis neonatorum. Maj Kedokt Bandung.
  40. ;45(4):199–205.
Marselina, M., Sumarny, R., Arozal, W., & Rejeki, M. S. (2020). EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK DEFINITIF PADA SEPSIS NEONATORUM AWITAN DINI DAN LAMBAT DI RSPAD GATOT SOEBROTO. Majalah Farmasi Dan Farmakologi, 24(3), 98-105. https://doi.org/10.20956/mff.v24i3.11181

Downloads

Download data is not yet available.
Fulltext