ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA TERAPI OLANZAPIN DAN KOMBINASI HALOPERIDOL DENGAN DIAZEPAM SECARA INTRAMUSKULAR PADA PASIEN RAWAT INAP SKIZOFRENIA FASE AKUT DI RSKD DUREN SAWIT

Article History

Submited : October 16, 2020
Published : April 30, 2021

Skizofrenia merupakan gangguan jiwa berat yang dapat mempengaruhi pikiran, perasaan dan perilakuindividu, ditandai dengan hilangnya pemahaman terhadap realitas dan daya tilik diri. Pasien skizofrenia padafase akut dapat diberikan olanzapin injeksi dan kombinasi haloperidol injeksi dan diazepam injeksi secara intramuskular. Harga olanzapin injeksi lebih mahal daripada kombinasi haloperidol injeksi dan diazepam injeksi.Penelitian ini bertujuan untuk melihat biaya rerata medis langsung dan membandingkan denganefektivitasnya. Penelitian ini dilakukan secara kohort prospektif di RSKD Duren Sawit dari Juni – Agustus 2019.Data pasien diambil dari rekam medis, data total biaya langsung medis di ruang akut, nilai PANSS EC pre danpost perawatan di ruang akut. Jumlah total sampel dalam penelitian ini adalah 193 pasien, terdiri atas 102pasien kelompok olanzapin injeksi dan 91 pasien kelompok kombinasi haloperidol injeksi dan diazepam injeksi.Rerata total biaya medis langsung yang diperlukan pasien skizofrenia fase akut dengan olanzapin injeksisebesar Rp 2.446.644±814.719 lebih tinggi dari kombinasi haloperidol injeksi dan diazepam injeksi sebesar Rp1.796.962±408.376,. Rerata selisih PANSS EC pre dan post rawat olanzapin injeksi 16,08 lebih tinggi darikombinasi haloperidol injeksi dan diazepam injeksi sebesar 14,62. Uji Mann Whitney menunjukkan terapiolanzapin injeksi menunjukkan perbaikan yang lebih tinggi untuk perbaikan PANSS EC (p<0,05), tetapi tidakterdapat perbedaan yang bermakna (p>0,05) dalam lama hari rawat (LOS).

References

  1. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2013, Riset Kesehatan Dasar, Jakarta, 12
  2. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2018, Hasil Utama Riskesdas 2018. Jakarta, 77-79.
  3. Yudhantara DS, Ratri Istiqomah, 2018, Sinopsis Skizofrenia Untuk Mahasiswa Kedokteran, Malang, UB Press, cetakan I, 17-30
  4. Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa, 2011, Konsensus Penatalaksanaan Gangguan Skizofrenia, Jakarta, 17-25
  5. Info BPJS Kesehatan, 2017, Penderita Skizofrenia Bisa Mendapat Pelayanan Kesehatan Melalui JKN - KIS. Jakarta, Edisi 49, 13-14.
  6. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2017, Tentang Formularium Nasional. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia : Jakarta ; 2017.
  7. Rascati KL.2009, Essentials of Pharmacoeconomics. Philadelphia : Wolter Kluwer Lippincot Williams & Wilkins , 80-134.
  8. Andayani TM., 2013, Farmakoekonomi Prinsip Dan Metodologi. Yogyakarta : Bursa Ilmu, 10-35.
  9. Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2013, Pedoman Penerapan Kajian Farmakoekonomi, Jakarta ,,9-28.
  10. Montoya A, Amparo Valladares, Luis Lizán, Luis San, Rodrigo Escobar, Silvia Paz. Validation of the Excited Component of the Positive and Negative Syndrome Scale (PANSSEC) in a naturalistic sample of 278 patients with acute psychosis and agitation in a psychiatric emergency room. Health and Quality of Life Outcome ; 2011,9-13.
  11. Vieta E , Marina Garriga, Laura Cardete , Miquel Bernardo, María Lombraña, Jordi Blanch, et.al. Protocol for the management of psychiatric patients with psychomotor agitation. BMC Psychiatry ; 2017, 17:328. doi10.1186/s12888-017-1490-0.
  12. Zahnia S, Sumekar DW., 2016, Kajian Epidemiologi Skizofrenia, Lampung, Majority,5(4) , 160-166.
  13. Raharjo B, 2013, Warga Gangguan Jiwa Penuhi Panti Sosial, [Internet], Diakses dari https://www.republika.co.id/berita/nasional/jabodetabek-nasional/18/08/03/pcvkyk415-warga-gangguan-jiwa-penuhi-panti-sosial
  14. Hing E.,MD., 2017, Hypokalemia And Psychosis : A Forgotten Association, The American Journal of Psychiatry Residents Journal, 10(1176), 6-7.
  15. Pusat Informasi Obat Nasional, Antipsikosis, [Internet], [diakses 2 November 2019]. http://pionas.pom.go.id/ioni/bab-4-sistem-saraf-pusat/42-psikosis-dan-gangguan-sejenis/421-antipsikosis
  16. Mahardika A, 2017, Perubahan Berat Badan Dan Kadar Trigliserida Pada Pasien Skizofrenia Yang Mendapatkan Antipsikotik Atipik Selama 2 Bulan, Tesis, Universitas Hasanuddin Makassar.
  17. Victor Eliezer Pinem, 2010, Perbandingan Olanzapin Intramuskular Dan Haloperidol Intramuskular Dalam Penatalaksanaan Agitasi Pada Pasien Skizofrenik,Tesis, Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, 48-50.
  18. Ih H, Putri RA, Untari EK, 2016, Perbedaan Jenis Terapi Antipsikotik Terhadap Lama Rawat Inap Pasien Skizofrenia Fase Akut Di RSJD Sungai Bangkong Pontianak. Jurnal Farmasi Klinik Indonesia, Vol. 5, No. 2, 115-122.
Desweri Muhareni, Yusi Anggriani, & Fredrick Dermawan Purba. (2021). ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA TERAPI OLANZAPIN DAN KOMBINASI HALOPERIDOL DENGAN DIAZEPAM SECARA INTRAMUSKULAR PADA PASIEN RAWAT INAP SKIZOFRENIA FASE AKUT DI RSKD DUREN SAWIT . Majalah Farmasi Dan Farmakologi, 25(1), 28-31. https://doi.org/10.20956/mff.v25i1.11561

Downloads

Download data is not yet available.
Fulltext