ISOLASI DAN KARAKTERISASI SENYAWA BIOAKTIF ANTIBAKTERI METABOLIT BAKTERI YANG BERASOSIASI SPONS LAUT (Agelas oroides)

Authors

  • Risna Risna Universitas Hasanuddin
  • Rismayanti Fauziah Universitas Mandala Waluya
  • Subehan
  • Natsir Djide Universitas Hasanuddin & Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Makassar

Keywords:

spons laut, bakteri simbion, aktivitas antimikroba, spons Agelas oroides, isolasi, antibakteri

Abstract

Spons merupakan salah satu kelompok biota laut yang terdapat di perairan Indonesia dengan jumlah 850 spesies dan berpotensi menghasilkan senyawa metabolit sekunder yang bersifat bioaktif. Kemajuan penelitian melaporkan bahwa banyak produk alami bioaktif dari invertebrata laut telah memiliki kesamaan dengan metabolit mikroorganisme yang berasosiasi termasuk bakteri, dengan demikian penting untuk mengeksplorasi kemungkinan peran bakteri laut yang bersimbion pada spons dalam memberikan solusi untuk masalah infeksi oleh patogen. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan menguji aktivitas antibakteri dari bakteri asosiasi spons terhadap bakteri uji Staphylococcus aureus dan Escherichia coli serta karakterisasi senyawa bioaktifnya berdasarkan data spektrofotometri UV-Vis dan IR.  Isolasi bakteri asosiasi spons laut dilakukan dengan metode agar tuang pada marine agar selanjutnya dilakukan pemurnian dan uji antagonis untuk mengetahui isolate yang paling potensial terhadap bakteri uji. Isolat terpilih selanjutnya dilakukan fermentasi dan ekstraksi lalu dilanjutkan dengan uji aktivitas antimikroba ekstrak isolat bakteri. Langkah selanjutnya dilakukan isolasi senyawa, uji kemurnian dan karakterisasi senyawa yang diperoleh. Hasil isolasi bakteri asosiasi spons laut diperoleh sebanyak 5 isolat dengan Kode BSS-1, BSS-2, BSS-3, BSS-4 dan BSS-5. Hasil pengujian antagonis diperoleh isolate BSS 2 memiliki daya hambat terhadap bakteri uji S. aureus dan E. coli  yang selanjutnya dilakukan fermentasi terhadap ekstrak tersebut.  Ekstrak etil asetat isolat bakteri BSS-2 dengan konsentrasi 1% dan 2% mampu menghambat bakteri uji S.aureus dengan diameter hambatan masing-masing sebesar 10,86 mm dan 14,28 mm  sedangkan aktivitas terhadap bakteri uji E. coli pada konsentrasi 1% dan 2 % memiliki diameter hambatan sebesar 9,96 mm dan 12,65 mm. Berdasarkan hasil karakterisasi menggunakan spektrofotometri UV-Vis dan FTIR, senyawa yang diperoleh dari ekstrak etil asetat isolat BSS-2  memiliki panjang gelombang 271 nm dan memiliki gugus fungsi C-N dan N-H pada bilangan gelombang 3443,05 dan 1082,10. Hasil karakterisasi tersebut diduga bahwa senyawa ekstrak etil asetat isolate BSS-2 merupakan senyawa alkaloid. Hal ini diperkuat oleh hasil karakterisasi menggunakan pereaksi dragendorf diindikasikan senyawa alkaloid.

References

Abdelmohsen,U.R., Radwan, M., Hanora, A. and Hentschel, U. Isolation, Phylogenetic Analysis and Anti-infective Activity Screening of Marine Sponge - Associated Actinomycetes. Marine Drugs. 2010; 8 : 399-412.

Radjasa OK, Kencana DS, Sabdono A, Hutagalung RA, Lestari ES. Antibacterial activity of marine bacteria associated with sponge Aaptos sp. against multi drugs resistant (MDR) strains. J Mat Sains. 2007; 12:147-152.

Sabdono, A. and Radjasa, O.K. Microbial Symbionts in Marine Sponges : Marine Natural Product Factory. Journal of Coastal Development. 2008; Volume 11, Number 2 : 57 - 61.

Hermawaty, A. Bakteri yang Berasosiasi dengan Spons Jaspis sp. : Analisis Penghasil Senyawa Antimikrob dan Keanekaragaman Genetiknya. Tesis tidak diterbitkan. Bogor : Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. 2009.

Taylor, M.W., Radax, R., Steger, D. and Wagner, M. Sponge - Associated Microorganisms : Evolution, Ecology, and Biotechnological Potential. Microbiology and Molecular Biology Review. 2007; vol 71 No. 2 : 295 – 347.

Proksch P, Edrada RA, Ebel R. Drugs from the seas-current status and microbial implications. App Microbiol Biotechnol. 2002; 59:125-134.

Thiel, V. Sponge-Associated Bacteria: Specificity diversity, and Antimicrobial Potential. Disertasi tidak diterbitkan. Zur Erlangung des Doktorgrades, der MathematischNaturwissenschaftlichen Fakultät, der Christian-albrechts-universität. zu Kiel. 2006.

Armstrong, E., Wright, P.C., Yan, L., and Burgess, J.G. The Symbiotic Role of Marine Microbes on Living Surfaces. Hydrobiologia. 2001; 461 : 37-40.

Putra, R., Ismed, F., Handayani, D. Isolasi dan Karakterisasi Senyawa Antibakteri dari Fraksi Etil Asetat Bakteri Bacillus sp.3 (A1) yang Bersimsimbiosis dengan Spons Laut Haliclona fascigera. Jurnal Sains Farmasi dan Klinis. 2017. 4 (2) : 24-29

Mohan,G.,Thangappanpillai, A.K. and Ramasamy, B. Antimicrobial Activities of Secondary metabolites and Phylogenetic Study of Sponge Endosymbiotic bavteria, Bacillus sp. at Agatti Island, Lakshadweep Archipelago. Biotechnology Reports. 2016; 11 : 44 - 52.

Nofiani R, Nurbett, S., Sapar, A., Aktivitas Antimikroba Ekstrak Metanol Bakteri Berasosiasi Spons dari Pulau Lemukutan, Kalimantan Barat. E-Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis. Pontianak. 2009; Vol. 1, N0.2. 33-41

Demain, A.L.. Induction of Microbial Secondary Metabolism, International Microbio., 1998; 1 : 259-264.

Rante, H., Wahyono, Murti,Y.B., Alam.G.,. Purifikasi dan Karakterisasi Senyawa Antibakteri dari Actinomycetes Asosiasi Spons terhadap Bakteri Patogen Resisten. Majalah Farmasi Indonesia. 2010; 21 (3), 158-165

Khopkar, S.M,. Konsep Dasar Kimia Analitik. UI-Press. Jakarta. 2010.

Aldrich, IR Spectra Lab Data Guide. Sigma-Aldrich Co.LLC. United State. 2012.

Silverstein and Webster, Identification of Organic Compound., John Wiley & Sons Ltd., New York. 1996.

Downloads

Published

2022-12-30

Issue

Section

Articles