ANTI-Plasmodium Berghei EKSTRAK DAUN DAN KAYU Lunasia amara Blanco

Authors

  • Subehan Lallo Fakultas Farmasi, Universitas Hasanuddin, Makassar
  • Fitri Ariani Fakultas Farmasi, Universitas Hasanuddin, Makassar
  • Resky Syamsu Fakultas Farmasi, Universitas Hasanuddin, Makassar

Abstract

Lunasia amara Blanco merupakan tumbuhan yang biasa digunakan untuk berbagai penyakit secara empiris termasuk pada gejala malaria. Bagian yang paling banyak digunakan adalah kayu dan batangnya. Berdasarkan informasi tersebut telah dilakukan pengujian ekstrak kayu dan daun dari tanaman sanrego ini terhadap Plasmodium berghei yang diinfeksikan pada tikus sebagai model pengujian awal untuk anti-malaria dari bahan alam. Ekstrak kayu dan batang diperoleh dengan menggunakan penyari methanol secara sonikasi. Berbagai konsentrasi digunakan secara peroral pada mencit yang telah terinfeksi oleh P. berghei selama 5 hari menunjukkan ekstrak daun tidak memiliki kemampuan dalam menurunkan parasetemia pada tikus sedangkan ekstrak batang memiliki kemampuan dalam menghambat parasitemia pada konsentrasi 0,5% dengan nilai dosis supresi 50% (SD50) sebesar 595 mg/kg bobot badan mencit. Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak kayu sanrego memiliki kemampuan untuk digunakan sebagai bahan obat untuk pengobatan malaria

References

Kumala P. Kamus saku kedokteran, dorland. Ed 25. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 1998. Malaria, 645

Syarif A dan DS Zunilda. Kemoterapi parasit. Di dalam: Gunawan SG, editor. Farmakologi dan terapi. Ed 5. Jakarta: Bagian Farmakologi. FK-UI; 2007, 556

Price SA, Wilson LM. Patofisiologi, konsep klinis proses-proses penyakit. Ed 6. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran. EGC; 2005: 1. 258

Autino B, Noris A, Russo R, Castelli F, Epidemiology of Malaria in Endemic Areas, Mediterr J Hematol Infect Dis 2012; 4, 1-11

Achan J., Talisuna AO, Erhart A, Yeka A, Tibenderana JK, Baliraine FN, Rosenthal FJ., D’Alessandro U. Quinine, an old anti-malarial drug in a modern world: role in the treatment of malaria. Malaria Journal 2011, 10,144, 1-12

Brown, G.D. Artemisinin and a new generation of antimalarial drugs. Education in Chemistry, 2006, 43 (4). pp. 97-99.

Cahyaningsih R., Characterization of phenotypic diversity of a medicinal plant Lunasia amara. Nusantara Bioscience. 8 (2), 245-251.

Takahashi N, Subehan, Kadota S, Tezuka Y. Mechanism-based CYP2D6 inactivation by acridone alkaloids of Indonesian medicinal plant Lunasia amara. Fitoterapi 2012. 83(4). 774-779.

Nurbita. Uji Daya Hambat Ekstrak Metanol Batang Kayu Sanrego (Lunasia amara Blanco) Terhadap Bakteri Gram Postif (+) dan Gram Negatif (-). Skripsi Jurusan Farmasi Fakultas. MIPA Universitas Hasanuddin. Ujung Pandang. 1994. hal. 29

Arnida. Isolasi Fraksi Aktif Afrodisiaka dari Kayu Sanrego (Lunasia amara Blanco.) pada Tikus Jantan. Majalah Farmasi Indonesia. 2003. Hal. 195.

Subehan, Takahashi N, Kadota S, Tezuka Y. Cytochrome P450 2D6 inhibitory constituents of Lunasia amara. Phytochemistry Letters 2011, 4 (1), 30-33.Schug S.A., Manopas A. (2015), Update on the Role of Non-Opioids for Postoperative Pain Treatment, B est Practice & R esearch Clinical A naesthesiology, Vol. 21 No. 1:15-30.

Downloads

Published

2019-06-27

Issue

Section

Articles