ANALISIS RESIDU PESTISIDA KLORPIRIFOS PADA BERAS (Oryza sativa) YANG BERASAL KECAMATAN BAEBUNTA KABUPATEN LUWU UTARA

Article History

Submited : February 16, 2020
Published : February 16, 2020

Penggunaan pestisida di Indonesia sudah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam sistem pertanian. Klorpirifos merupakan salah satu kelompok pestisida golongan organofosfat yang banyak digunakan untuk membunuh berbagai serangga. Adanya residu klorpirifos dapat menyebabkan gangguan kesehatan sehingga deteksi residu klorpirifos dalam produk pangan merupakan hal yang penting. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kadar residu klorpirifos pada beras yang berasal dari Kecamatan Baebunta, Kabupaten Luwu Utara dan keamanannya untuk dikonsumsi. Sampel beras diambil langsung dari beberapa petani di Kecamatan Baebunta, Kabupaten Luwu Utara. Sampel diekstraksi dan di clean-up menggunakan metode QuEChERS dan dianalisis menggunakan GC/MS. Kadar residu klorpirifos dibandingkan dengan standar Batas Maksimum Residu (BMR)pada SNI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa residu klorpirifos pada sampel A, B dan C masing-masing sebesar 0,133; 0,092; dan 0,308 mg/kg. Dengan demikian, beras yang berasal dari Kecamatan Baebunta Kabupaten Luwu Utara memiliki kadar residu di bawah nilai BMR (0,5 mg/kg) sehingga aman untuk dikonsumsi

References

  1. Badan pusat statistik. Distribusi perdagangan komuditas cabai merah Badan Pusat Statistik. 2017. Pengeluaran untuk Konsumsi Penduduk Indonesia per provinsi. Jakarta.
  2. Widiarta, I.N. dan Suharto, H. 2009. Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Padi Secara Terpadu. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian-Balitbangtan. 441-442.
  3. Balingtan. 2013. Teknologi menurunkan residu pestisida di lahan pertanian (Online).
  4. (http://balingtan.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php/berita/138-teknologi menurunkan-residu-pestisida-di-lahan-pertanian, Diakeses 8 juli 2019).
  5. Puspitasari, D. W. dan Khaeruddin. 2016. Kajian Bioremediasi pada Tanah Tercemar Pestisida. KOVALEN. 2(3):98-106.
  6. Runia, Y.A. 2008. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Keracunan Pestisida Organofosfat, Karbamat dan Kejadian Anemia pada Petani Hortikultura di Desa Tejosari Kecamatan Ngablak Kabupaten Megelang. Tesis tidak diterbitkan. Semarang. Program Pascasarjana Universitas Diponegoro Semarang.
  7. Badan Standarisasi Nasional. 2008. Batas Maksimum Residu Pestisida Pada Hasil Pertanian. SNI 7313:2008, ICS 65.100.01. BadanStandarisasi Nasional. Jakarta. Hal. 80.
  8. Anastassiades, M., Lehotay, S.J., Stajnbaher, D.and Schenck, F.J. 2003. Fast and Easy Multiresidue Method Employing Acetonitrile Extraction/Partitioning and “Dispersive Solid-Phase Extraction” for The Determination of Pesticide Residues in Produce. Journal of AOAC International. 86:412-431
  9. Mastovska, K., and Lehotay, S.J. 2004. Evaluation of Common Organic Solvents for Gas Chromatographic Analysis and Stability of Multiclass Pesticide Residues. Journal of Chromatography A, 1040: 259-272.
  10. Lee SR, Mourer CR, Shibamoto T. 1991. Analysis before and after cooking processes of a trace chlorpyrifos spiked in polished rice. J Agric Food Chem 39:906–908
  11. Anonim, 2001. Pedoman Cara Penggunaan Pestisida dengan Residu Minimum. Direktorat perlindungan Hortikultura, Direktorat Jendral Bina Produksi Horttikultura, Departemen Pertanian RI.Jakarta.
  12. World Health Organization (WHO). 2004. Who Specifications and Evaluations for Public Health Pesticides, Chlorpyrifos (O,O-diethyl O-3,5,6-trichloro-2-pyridyl phosphorothioate).
  13. Fitriadi, B.R. dan Putri, A.C., 2016. Metode-metode Pengurangan Residu Pestisida pada Hasil Pertanian. Jurnal Rekayasa Kimia dan Lingkungan. 11(2):61-71.
Nurjannah, N., Yulianty, R., Marzuki, A., Kasim, S., & Djide, N. J. N. (2020). ANALISIS RESIDU PESTISIDA KLORPIRIFOS PADA BERAS (Oryza sativa) YANG BERASAL KECAMATAN BAEBUNTA KABUPATEN LUWU UTARA. Majalah Farmasi Dan Farmakologi, 23(3), 109-111. https://doi.org/10.20956/mff.v23i3.9402

Downloads

Download data is not yet available.
Fulltext