HUBUNGAN ASUPAN GIZI, PENGETAHUAN GIZI, DAN KESEHATAN LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN STUNTING DI DESA BULUSARI

The Relationship Between Nutritional Intake, Nutritional Knowledge, and Environmental Health with The Incidence of Stunting in Bulusari Vilage

Authors

  • Zalfa Yulia Utami Universitas Muhadi Setiabudi
  • Yuni Dewi Rahmawati Universitas Muhadi Setiabudi
  • Rifatul Masrikhiyah Universitas Muhadi Setiabudi

DOI:

https://doi.org/10.30597/jgmi.v13i2.36008

Abstract

Pendahuluan: Stunting merupakan suatu kondisi dimana terjadi gagal tumbuh pada anak balita (di bawah lima tahun) disebabkan oleh kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya. Kekurangan gizi terjadi sejak bayi berada di dalam kandungan dan pada masa awal setelah bayi dilahirkan. Akan tetapi, kondisi stunting baru akan muncul setelah anak berusia 2 tahun. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan asupan gizi, pengetahuan gizi, dan kesehatan lingkungan dengan kejadian stunting di Desa Bulusari. Bahan dan Metode: Penelitian ini menggunakan observasional dengan rancangan Case Control Study. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 100 balita, pada penelitian ini mengambil perbandingan 1:1 dimana terdapat 50 balita yang didiagnosa stunting dan 50 balita yang tidak didiagnosa stunting. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah total sampling. Analisisdata dilakukan dengan analisis univariat dan bivariat. Hasil: Hasil penelitian ini berdasarkan uji Chi-Square pada variabel asupan gizi energi (p-value = 0,005) dan variabel karbohidrat (p-value = 0,028). Pada variabel pengetahuan gizi juga menunjukan (p-value = 0,005). Sedangkan kesehatan lingkungan (p-value = 0,005). Kesimpulan: Terdapat hubungan antara asupan gizi energi dan karbohidrat, pengetahuan gizi, dan kesehatan lingkungan dengan kejadian stunting di Desa Bulusari. Diharapkan responden untuk terus menambah asupan makanan balita sehingga asupan energi dan karbohidrat normal. Serta meningkatkan pengetahuan tentang stunting sehingga dapat mencegah atau mengurangi resiko terjadinya balita stunting. Selain itu diharapkan adanya menjaga kebersihan lingkungan untuk mencegah berbagai penyakit infeksi pada balita.

Kata kunci : Stunting, Asupan gizi, Pengetahuan gizi, Kesehatan lingkungan

Author Biographies

Zalfa Yulia Utami, Universitas Muhadi Setiabudi

<strong>Pendahuluan:</strong> <em>Stunting</em> merupakan suatu kondisi dimana terjadi gagal tumbuh pada anak balita (di bawah lima tahun) disebabkan oleh kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya. Kekurangan gizi terjadi sejak bayi berada di dalam kandungan dan pada masa awal setelah bayi dilahirkan. Akan tetapi, kondisi <em>stunting</em> baru akan muncul setelah anak berusia 2 tahun. <strong>Tujuan:</strong> Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan asupan gizi, pengetahuan gizi, dan kesehatan lingkungan dengan kejadian <em>stunting</em> di Desa Bulusari. <strong>Bahan dan Metode</strong>: Penelitian ini menggunakan observasional dengan rancangan <em>Case Control Study. </em>Sampel dalam penelitian ini sebanyak 100 balita, pada penelitian ini mengambil perbandingan 1:1 dimana terdapat 50 balita yang didiagnosa <em>stunting</em> dan 50 balita yang tidak didiagnosa <em>stunting</em>. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah <em>total sampling</em>. Analisisdata dilakukan dengan analisis univariat dan bivariat. <strong>Hasil:</strong> Hasil penelitian ini berdasarkan uji <em>Chi-Square</em> pada variabel asupan gizi energi (<em>p-value</em> = 0,005) dan variabel karbohidrat (<em>p-value</em> = 0,028). Pada variabel pengetahuan gizi juga menunjukan (<em>p-value</em> = 0,005). Sedangkan kesehatan lingkungan (<em>p-value</em> = 0,005). <strong>Kesimpulan: </strong>Terdapat hubungan antara asupan gizi energi dan karbohidrat, pengetahuan gizi, dan kesehatan lingkungan dengan kejadian <em>stunting</em> di Desa Bulusari. Diharapkan responden untuk terus menambah asupan makanan balita sehingga asupan energi dan karbohidrat normal. Serta meningkatkan pengetahuan tentang <em>stunting</em> sehingga dapat mencegah atau mengurangi resiko terjadinya balita stunting. Selain itu diharapkan adanya menjaga kebersihan lingkungan untuk mencegah berbagai penyakit infeksi pada balita.Kata kunci : <strong><em>Stunting</em></strong><strong>, Asupan gizi, Pengetahuan gizi, Kesehatan lingkungan</strong>

Yuni Dewi Rahmawati, Universitas Muhadi Setiabudi

<strong>Pendahuluan:</strong> <em>Stunting</em> merupakan suatu kondisi dimana terjadi gagal tumbuh pada anak balita (di bawah lima tahun) disebabkan oleh kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya. Kekurangan gizi terjadi sejak bayi berada di dalam kandungan dan pada masa awal setelah bayi dilahirkan. Akan tetapi, kondisi <em>stunting</em> baru akan muncul setelah anak berusia 2 tahun. <strong>Tujuan:</strong> Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan asupan gizi, pengetahuan gizi, dan kesehatan lingkungan dengan kejadian <em>stunting</em> di Desa Bulusari. <strong>Bahan dan Metode</strong>: Penelitian ini menggunakan observasional dengan rancangan <em>Case Control Study. </em>Sampel dalam penelitian ini sebanyak 100 balita, pada penelitian ini mengambil perbandingan 1:1 dimana terdapat 50 balita yang didiagnosa <em>stunting</em> dan 50 balita yang tidak didiagnosa <em>stunting</em>. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah <em>total sampling</em>. Analisisdata dilakukan dengan analisis univariat dan bivariat. <strong>Hasil:</strong> Hasil penelitian ini berdasarkan uji <em>Chi-Square</em> pada variabel asupan gizi energi (<em>p-value</em> = 0,005) dan variabel karbohidrat (<em>p-value</em> = 0,028). Pada variabel pengetahuan gizi juga menunjukan (<em>p-value</em> = 0,005). Sedangkan kesehatan lingkungan (<em>p-value</em> = 0,005). <strong>Kesimpulan: </strong>Terdapat hubungan antara asupan gizi energi dan karbohidrat, pengetahuan gizi, dan kesehatan lingkungan dengan kejadian <em>stunting</em> di Desa Bulusari. Diharapkan responden untuk terus menambah asupan makanan balita sehingga asupan energi dan karbohidrat normal. Serta meningkatkan pengetahuan tentang <em>stunting</em> sehingga dapat mencegah atau mengurangi resiko terjadinya balita stunting. Selain itu diharapkan adanya menjaga kebersihan lingkungan untuk mencegah berbagai penyakit infeksi pada balita.Kata kunci : <strong><em>Stunting</em></strong><strong>, Asupan gizi, Pengetahuan gizi, Kesehatan lingkungan</strong>

Rifatul Masrikhiyah, Universitas Muhadi Setiabudi

<strong>Pendahuluan:</strong> <em>Stunting</em> merupakan suatu kondisi dimana terjadi gagal tumbuh pada anak balita (di bawah lima tahun) disebabkan oleh kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya. Kekurangan gizi terjadi sejak bayi berada di dalam kandungan dan pada masa awal setelah bayi dilahirkan. Akan tetapi, kondisi <em>stunting</em> baru akan muncul setelah anak berusia 2 tahun. <strong>Tujuan:</strong> Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan asupan gizi, pengetahuan gizi, dan kesehatan lingkungan dengan kejadian <em>stunting</em> di Desa Bulusari. <strong>Bahan dan Metode</strong>: Penelitian ini menggunakan observasional dengan rancangan <em>Case Control Study. </em>Sampel dalam penelitian ini sebanyak 100 balita, pada penelitian ini mengambil perbandingan 1:1 dimana terdapat 50 balita yang didiagnosa <em>stunting</em> dan 50 balita yang tidak didiagnosa <em>stunting</em>. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah <em>total sampling</em>. Analisisdata dilakukan dengan analisis univariat dan bivariat. <strong>Hasil:</strong> Hasil penelitian ini berdasarkan uji <em>Chi-Square</em> pada variabel asupan gizi energi (<em>p-value</em> = 0,005) dan variabel karbohidrat (<em>p-value</em> = 0,028). Pada variabel pengetahuan gizi juga menunjukan (<em>p-value</em> = 0,005). Sedangkan kesehatan lingkungan (<em>p-value</em> = 0,005). <strong>Kesimpulan: </strong>Terdapat hubungan antara asupan gizi energi dan karbohidrat, pengetahuan gizi, dan kesehatan lingkungan dengan kejadian <em>stunting</em> di Desa Bulusari. Diharapkan responden untuk terus menambah asupan makanan balita sehingga asupan energi dan karbohidrat normal. Serta meningkatkan pengetahuan tentang <em>stunting</em> sehingga dapat mencegah atau mengurangi resiko terjadinya balita stunting. Selain itu diharapkan adanya menjaga kebersihan lingkungan untuk mencegah berbagai penyakit infeksi pada balita.Kata kunci : <strong><em>Stunting</em></strong><strong>, Asupan gizi, Pengetahuan gizi, Kesehatan lingkungan</strong>

References

Subratha HFA. Determinan Kejadian Stunting Pada Balita Di Kabupaten Gianyar Bali. Ilmu Kesehatan. 2020;10(02):99-106

2. World Health Organization. Stunting Prevalence among Children Under 5 Years of Age (%) ( Model Based Estimates ). 2020.

3. Survei Status Gizi Indonesia 2022. Kementrian Kesehatan RI.

4. Sapulada. e - Stunting Kecamatan Bulakamba 2023.

5. Rusliani N, Hidayani WR, Sulistyoningsih H. Literature Review: Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Stunting pada Balita. Buletin Ilmu Kebidanan dan Keperawatan. 2022;23(01):32–40.

6. Sri Poedji Hastoety Djaiman dan. Peran Kontekstual Terhadap Kejadian Balita Pendek di Indonesia (The Contextual Role Of Occurrence Stunded On Children Under Five In Indonesia). 2011;34(01):29-38.

7. Wati L, Musnadi J. Hubungan Asupan Gizi Dengan Kejadian Stunting Pada Anak Di Desa Padang Kecamatan Manggeng Kabupaten Aceh Barat Daya. Jurnal Biology Education. 2022;10(01):44-52

8. Dewi NWEP, Ariani NKS. Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Menurunkan Resiko Stunting Pada Balita di Kabupaten Gianyar. Jurnal Menara Medika. 2021;3(2):148-154

9. Eka Satriani Sakti S. Situasi Balita Pendek (Stunting) di Indonesia. 2018.

10. Syapriti H, Amila, Aritonang J. Metodologi Penelitian Kesehatan. Malang; 2021.

11. Novita Lusiana, Rika Andriyani MM. Buku ajar metodologi penelitian kebidanan. Yogyakarta; 2015.

12. Rahayu A, et al. Stunting dan Upaya Pencegahannya. 2018.

13. World Health Organization. WHO Child Growth Standards. 2006.

14. Hasbi M. Pedoman Umum Penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini Berkualitas. 2022.

15. Rohmania D, Lina N, Novianti S. Hubungan Asupan Energi Dan Protein, Riwayat Penyakit Infeksi Dan Picky Eating Dengan Kejadian Stunting Di Kecamatan Cisayong Kabupaten Tasikmalaya. Jurnal Kesehatan Komunitas Indonesia. 2024;20(1):63–72.

16. Cakrawati D, NH M. Bahan pangan, gizi dan kesehatan. In: Alfabeta. 2014.

17. Rofidah K, Putriana N, et al. Membangun Kesehatan Dari Dalam Dengan Menu Sehat Berprotein Tinggi. Jurnal Ilmu Kesehatan dan Gizi. 2024;2(3):06–19.

18. Yunianto AE, Saragih E, Rahmaniah, Puspareni LD, Rokhmah LN, Ramdany R, et al. Kesehatan & Gizi untuk Anak Usia Dini. 2023. 178 p.

19. Zogara AU, Pantaleon MG. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Stunting pada Balita. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat. 2020;9(02):85–92.

20. Afriansyah E, Yuswita E, Fitriyani L. Hubungan Tingkat Kecukupan Asupan Gizi (Karbohidrat, Protein, Lemak Dan Zat Besi) Sebagai Faktor Resiko Kejadian Stunting Pada Balita < 5 Tahun Di Kota Depok Tahun 2023. Jurnal Kesehatan Tambusai. 2023;4(4):6427–33.

21. Karlina, Hidayati L, Atmadja TFAG. Keragaman Konsumsi Pangan dan Asupan Zat Gizi dengan Kejadian Stunting pda Balita Usia 24-59 Bulan. Nutrition Scientific Journal. 2023;2(1):51–72.

22. Sari NP, Syahruddin AN, Irmawati I, Irmawati I. Asupan Gizi Dan Status Gizi Anak Usia 6-23 Bulan Di Kabupaten Maros. Jambura Journal of Health Sciences and Research. 2023;5(2):660–72.

23. Fitri N. Studi Validasi Semi-Quantitatif Food Frequency Questionnaire Dengan Food Recall 24 Jam Pada Asupan Zat Gizi Mikro Remaja Di SMA Islam Atahirah Makassar. 2021;14–6.

24. Hasnawati, L S, PAL J. Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Kejadian Stunting pada Balita Usia 12-59 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Lawawoi Kabupaten Sidrap. Jurnal Pendidikan Keperawatan dan Kebidanan. 2021;1(1):7–12.

25. Rahma Maryani F, Mirayanti Mandagi A. Hubungan Sanitasi Lingkungan dan Kualitas Air dengan Kejadian Stunting: Systematic Review. Jurnal Kesehatan Masyarakat. 2023;7(1):412–21.

26. Inamah, Ahmad R, Sammeng W, Rasako H. Hubungan Sanitasi Lingkungan dengan Stunting pada Anak Balita di Daerah Pesisir Pantai Puskesmas Tumalehu Tahun 2020 Relationship between Environmental Sanitation and Stunting of Children in the Coastal Area of Tumalehu Health Center in 2020. Jurnal Kesehatan Terpadu (Integrated Health Journal. 2021;12(2):55–61.

Downloads

Published

2024-11-25

How to Cite

Utami, Z. Y., Dewi Rahmawati, Y., & Masrikhiyah, R. (2024). HUBUNGAN ASUPAN GIZI, PENGETAHUAN GIZI, DAN KESEHATAN LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN STUNTING DI DESA BULUSARI: The Relationship Between Nutritional Intake, Nutritional Knowledge, and Environmental Health with The Incidence of Stunting in Bulusari Vilage. Jurnal Gizi Masyarakat Indonesia (The Journal of Indonesian Community Nutrition), 13(2). https://doi.org/10.30597/jgmi.v13i2.36008