Penangkapan Ikan Kakap Putih (Lates calcarifer, Bloch 1790) pada Fishing Ground di Perairan Ekositem Mangrove

Authors

  • Musbir Musbir Departemen Perikanan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Hasanuddin
  • Sudirman Sudirman Departemen Perikanan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Hasanuddin
  • Achmar Mallawa Departemen Perikanan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Hasanuddin

Abstract

Berbagai jenis ikan menjadikan perairan ekosistem mangrove sebagai habitat alami baik sebagai tempat mencari makan, tempat berkembang biak maupun sebagai tempat asuhan. Salah satu jenis ikan yang sering dijumpai adalah kakap putih (Lates calcalifer). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis ikan kakap putih yang terdapat pada daerah penangkapan ikan di perairan kawasan mangrove. Penelitian dilakukan selama 4 bulan yaitu dari Agustus sampai Nopember 2019 di perairan mangrove kawasan pesisir Kabupaten Pangkajene Kepulauan, Sulawesi Selatan. Ikan diperoleh dengan cara menangkap dengan menggunakan jaring insang dasar (bottom gill net) yang. ukuran panjang 500 m dan tinggi 5 m serta ukuran mata jaring (mesh size 3, 5, dan 7 inch). Pengambilan data dilakukan sebanyak 30 kali trip penangkapan. Jumlah ikan hasil tangkapan dihitung kemudian masing-masing diukur panjang total dan berat total. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa total hasil tangkapan adalah 77 ekor dengan ukuran panjang total antara 212-592 mm dan berat total antara 493-2480 gr.

Kata kunci : Lates calcarifer , panjang total, bobot badan, ekosistem mangrove, daerah penangkapan ikan.

References

Ali, H.M. 1986. Sea Bass (Lates calcarifer) Cage Culture Research in Malaysia. ACIAR Proceeding (20): 69-71.

Fortes, R.D. 1986. Status of Sea Bass (Lates calcarifer) Culture in the Philippines. ACIAR Proceeding (20): 62-64.

Gangan, S.S., Nirmale, V. H.,. Metar, S. Y ,. Yadav, B. M ,. Balange, A. K ,. Patil, S. D Patil K. D. dan Shingare. P. E. 2017. Local knowledge in Asian Sea Bass, Lates calcarifer (Bloch, 1790) culture in Raigad District of Maharashtra. Advanced Agricultural Research & Technology Journal. Vol. I. Issue I. 44-51.

Grey, D.L. 1986. An overview of Lates calcarifer in Australia and Asia. ACIAR Proceeding (20):15-21.

Mayunar dan Slamet B. 2000. Monitoring, musim, fekunditas, dan kualitas telur ikan kakap putih, Lafes calcarifer dari hasil pemijahan alami dalam kelompok. Jurnal Penelitian Perikanan lndonesia Volume 6 Nomor 1. 54-58.

Milton, D.A., Die, D., Tenakanaiand, C., and Swales, S. 1998. Selectivity for barramundi (Lates calcarifer) in the Fly River, Papua New Guinea: implications for managing gill-net fisheries on protandrous fishes. Mar. Freshwater Res., 1998, 49, 499–506.

Musbir, M. 2017. Keanekaragaman Hasil Perikanan Laut. Badan Penerbit Universitas Negeri Makassar. 207 p.

Philipose, K. K., Sharma, S.R.K., Sadhu, N., Vaidya, N. G. and. Rao, G.S. 2010. Some Aspects Of Nursery Rearing Of The Asian Seabass (Lates Calcarifer, Bloch) In Indoor Cement Tanks. Indian J. Fish. 57: 61- 64.

Ruangpanit, N., 1986. Biological Characteristics of Wild stock Sea Bass (Lates calcarifer) in Thailand. ACIAR Proceeding (20): 55-56.

Siddik, M.A.B, Islam M.A., Hanif M.A., Chaklader M.R. dan Kleindienst R. 2016. Barramundi, Lates calcarifer (Bloch, 1790): A New Dimension to the Fish Farming in Coastal Bangladesh. Journal of Aquaculture Research & Development. Volume 7 • Issue 12 • 1000461.

SNI. 2014 . Ikan kakap putih (Lates calcalifer, bloch 1790) Bagian 3: produksi induk. BSNI 6145.3:2014.

Tina. T., 2002. The Translocation of Barramundi (Lates calcarifer) For Aquaculture and Recreational Fishery Enhancement In Western Australia. Fisheries Management Paper No. 159.

Downloads

Published

2020-07-22