Biodiversitas dan Densitas Spons Berdasarkan Zona Terumbu Karang di Pulau Barranglompo

Authors

  • Reski Adiguna Alumni Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Hasanuddin
  • Abdul Haris Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Hasanuddin
  • Yayu Anugrah La Nafie Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Hasanuddin

Abstract

Indonesia memiliki keanekaragaman spons yang kaya dan sebagian besar didominasi Kelas Demospongiae. Spons yang berhasil diinventarisasi di perairan Indonesia masih belum maksimal. Masalah ini tentu saja menimbulkan banyak hambatan terutama pada studi ekologi, biodiversitas dan ilmu terkait lainnya. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2018-Februari 2019 di Pulau Barranglompo. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui keragaman jenis dan bentuk pertumbuhan spons di zona fore reef Pulau Barranglompo, Mengetahui sebaran dan densitas spons di zona fore reef Pulau Barranglompo, serta mengetahui keterkaitan sebaran, densitas spons (menurut bentuk pertumbuhan dan pelekatan pada substrat) dengan faktor lingkungan. Metode yang digunakan dalam pendataan spons adalah belt transect 2x2m dengan panjang transek 50m di masing-masing zona fore reef pada 4 stasiun. Keragaman jenis spons yang ditemukan yaitu sebanyak 27 spesies yang berasal dari 19 genus, 16 famili, dan 10 ordo dari Kelas Demospongiae dan
1 spesies dari Kelas Homoscleromorpha. Adapun keragaman bentuk pertumbuhan spons yang ditemukan pada zona terumbu karang di pulau Barranglompo sebanyak 7 bentuk pertumbuhan. Selain itu, ditemukan perbedaan yang signifikan terhadap densitas spons yang terdapat pada zona fore reef. Adapun sebaran jenis spons pada zona lower fore reef memiliki sebaran jenis yang lebih banyak dibandingkan dengan jumlah jenis spons yang berada di zona upper fore reef dan reef crest. Adapun Keterkaitan sebaran dan densitas spons dengan faktor lingkungan dicirikan dengan bentuk pertumbuhan encrusting, massive, arborescent pada zona lower fore reef yang melekat pada substrat karang mati maupun pecahan karang.

References

Ackers, G.R. & Moss, D. 2007, Marine Conservation Society : Sponges of The British Isles (“Sponge V”), Bernard E Picton.

Amir, I. & Budiyanto, A. 1996. Mengenal spons laut (Demospongiae) secara umum. Oseana vol. 21(2) : 15–31.

Bergquist, P.R. 1968. The Marine Fauna of New Zealand: Porifera, Demospongiae, Part 1 (Tetractinomorpha and Lithistida). New Zealand Department of Scientific and Industrial Research. New Zealand Oceanographic Institute Memoirs No. 37.

Bergquist, P.R. 1970. The Marine Fauna of New Zealand: Porifera, Demospongiae, Part 2 (Axinellida and Halichondrida). New Zealand Department of Scientific and Industrial Research. New Zealand Oceanographic Institute Memoirs No. 51.

Bergquist, P.R. & Fromont, P.J. 1988. The Marine Fauna of New Zealand: Porifera, Demospongiae, Part 4 (Poecilosclerida). New Zealand Department of Scientific and Industrial Research. New Zealand Oceanographic Institute Memoirs No. 96.

Bergquist, P.R. & Warne, K.P. 1980. The Marine Fauna of New Zealand: Porifera, Demospongiae, Part 3 (Haplosclerida and Nepheliospongida). New Zealand Department of Scientific and Industrial Research. New Zealand Oceanographic Institute Memoirs No. 87.

Berman J., Burton, M., Gibbs, R., Lock, K., Newman, P., Jones, J. & Bell, J. 2013. Testing the suitability of a morphological monitoring approach for identifying temporal variability in a temperate sponge assemblage. Journal for Nature Conservation vol. 21:173-182.

Boury-Esnault, N. & Rutzler, K. 1997. Thesaurus of Sponge Morphology. Smithsonian Contributions to Zoology vol. 596:1-55.

Cardenas, P., Perez, T. & Boury-Esnault, N. 2012. Sponge Systematics Facing New Challenges. Advances in Marine Biology vol. 61:79-209.

Cheng, L.S., de Voogd, N.J. & Siang, T.K. 2008. A guide to sponge of Singapore. Science Center, Singapore: 173 pp.

Dawson, E.W. 1993. The Marine Fauna of New Zealand: Index to the Fauna 2. Porifera. National Institute of Water and Atmospheric Research. New Zealand Oceanographic Institute Memoirs No.100.

De Voogd, N.J. 2005. Indonesian Sponges : Biodiversity and Mariculture Potential. Amsterdam UvA-IBED : 174 pp.

De Voogd, N.J. & Van Soest, R.W.M. 2002. Indonesian sponges of the genus Petrosia Vosmaer (Demospongiae: Haplosclerida). Zoologische Mededelingen vol. 76 : 193-209.

Halliday & Resnick, 1991. Fisika Jilid I (Terjemahan). Penerbit Erlangga.

Jakarta.

Haris, A. 2013. Sponge : Biologi dan Ekologi. Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Hasanuddin, Makassar (Belum dipublikasikan).

Haris, A. & Nabaing N. 2015. Bioaktivitas Antibakteri Ekstrak Spons (Porifera: Demospongiae) Dari Pulau Barrang Lompo Dan Lae-Lae. Spermonde vol. 1(2) : 1-6.

Hooper, J.N.A. 2003. Sponguide : Guide to Sponge Collection and Identification. Queensland Museum, PO Box 3300, South Brisbane, QLD, 4101, Australia.

Hooper, J.N.A. & van Soest R.W.M. 2002. Systema Porifera : A Guide to the Classification of Sponges. Kluwer Academic/Plenum Publishers. New York.

Kelly, M. & Herr, B. 2015. Splendid Sponges : A Guide to the Sponges of New Zealand. Version 1. National Institute of Water and Atmospheric Research : 72 pp.

Levi, C., Loboute, P., Bargibant, G. & Menou JL. 1998. Sponges of the New Caledonian Lagoon. Orstom Editions : 214 pp.

Marlow, J., Davy, S.K., Shaffer, M., Haris, A. Bell, J.J. 2018. Bleaching and Recovery of a Phototrophic Bioeroding Sponge. Coral Reefs . Springer.

Pawlik, J.R. & McMurray, S.E. 2019. The Emerging Ecological and Biogeochemical Importance of Sponges on Coral Reefs. Annual Review of Marine Science.

Rachmaniar. 1994. Penelitian Produk Alam Laut, Skreening Substansi Bioaktif. Laporan Penelitian Proyek Sumber daya laut. Puslitbang Oseanologi LIPI. Jakarta.

Rachmat, R. 2007. Spons Indonesia Kawasan Timur (keragaman, distribusi, kelimpahan dan kandungan metabolit sekundernya). Oseanologi dan Limnologi di Indonesia vol. 33: 123-128.

Samawi, M.F., Rani, C. & Ramli. 2009. Keterkaitan antara Kondisi Oseanografi dengan Komposisi Jenis dan Kepadatan Sponge Laut di Kepulauan Spermonde. Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Hasanuddin. Makassar.

Suharyanto. 2008. Distribusi dan Persentase Tutupan Sponge (Porifera) pada Kondisi Terumbu Karang dan Kedalaman yang Berbeda di Perairan Pulau Barranglompo Sulawesi Selatan. Biodiversitas vol.9 no.3 : 209-212.

Suparno. 2005. Kajian Bioaktif Spons Laut (Forifera: Demospongiae) Suatu Peluang Alternatif Pemanfaatan Ekosistem Karang Indonesia Dalam di Bidang Farmasi. Makalah Pribadi Falsafah Sains : Sekolah Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor.

Downloads

Published

2021-08-07