Penggunaan Bubuk Daun Ketapang (Terminalia catappa) dengan Dosis dan Suhu Inkubasi Berbeda Terhadap Embriogenesis dan Penetasan Telur Ikan Cupang (Betta splendens)

Authors

  • Abd. Waris
  • Kasim Mansyur
  • Rusaini Rusaini

Abstract

Ikan cupang (Betta splendens) merupakan salah satu jenis ikan hias yang dibudidayakan di Indonesia. Kegiatan budidaya ikan umumnya terdiri dari beberapa tahap, mulai dari pemeliharaan induk sampai pemeliharaan benih hingga mencapai ukuran pasar. Tahap awal dari pemeliharaan benih adalah proses penetasan. Selama proses penetasan, embrio sangat rentan terkena serangan bakteri, jamur atau mikroorganisme patogen lainnya. Sehingga diperlukan bahan yang dapat menjaga embrio agar terhindar dari serangan mikroorganisme patogen. Salah satu bahan alternatif yang dapat digunakan sebagai antiparasit, antibakteri dan antijamur adalah daun ketapang. Hal ini disebabkan kandungan bahan aktif daun ketapang yang dapat berfungsi sebagai antimikroba seperti alkaloid, saponin, tanin dan flavonoid. Faktor penting lain yang harus diperhatikan saat inkubasi embrio adalah suhu air. Suhu sangat mempengaruhi metabolisme embrio dan berdampak pada perkembangan embrio, laju penetasan dan tingkat penetasan telur. Diharapkan melalui penelitian ini diperoleh kombinasi perlakukan yang baik untuk embriogenesis, lama penetasan dan tingkat penetasan telur untuk meningkatkan produksi benih ikan cupang. Organisme uji yang digunakan dalam penelitian yaitu telur ikan cupang sebanyak 30 butir/wadah. Penelitian didesain dalam rancangan acak lengkap pola faktorial (RALF) dengan tiga taraf dosis bubuk daun ketapang kering per liter media pemeliharaan (0 g/L, 0,25 g/L, 0,50 g/L) dan tiga taraf suhu media inkubasi (24oC, 27oC, 30oC). Masing-masing kombinasi perlakuan diulang sebanyak tiga kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi perlakuan dosis bubuk daun ketapang 0,50 g/L dan suhu inkubasi 30oC memberikan hasil paling cepat terhadap embriogenesis dan lama penetasan telur, serta tingkat penetasan telur (HR) tertinggi pada B. splendens

Kata kunci: Ikan cupang, daun ketapang, suhu, embriogenesis, penetasan telur. 

References

Aidil D, Zulfahmi I dan Muliari. 2016. Pengaruh suhu terhadap derajat penetasan telur dan perkembangan larva ikan lele sangkuriang (Clarias gariepinus var. sangkuriang). JESBIO. 5 (1): 2302-1705.

Akharaiyi F.C, Ilori R.M dan Adesida J.A. 2011. Antibacterial effect of Terminalia catappa on some selected pathogenic bacteria. International Journal of Pharmaceutical and Biomedical Research. 2 (2): 64-67.

Annur. 2015. Pengaruh perendaman embrio-larva dan konsentrasi larutan madu yang berbeda terhadap persentase jenis kelamin jantan pada ikan cupang (Betta splendens). Skripsi. Program Studi Budidaya Perairan, Fakultas Peternakan dan Perikanan, Universitas Tadulako. Palu.

Blaxter J.H.S. 1969. Development: Eggs and larvae, in Hoar WS, and Randal DJ (eds). Fish physiology Vol. III Reproduction and growth; bioluminescence, pigments and poisons. Academic Press. New York (US). p.178-252.

Boyd C.E. 2012. Water Quality. In Aquaculture: Farming Aquatic Animals and Plants, Second Edition. Lucas JS and Southgate PC (eds). Blackwell Publishing Ltd. 52-83.

Budiardi T, Cahyaningrum W dan Effendi I. 2005. Efisiensi pemanfaatan kuning telur embrio dan larva ikan maanvis (Pterophyllum scalare) pada suhu inkubasi yang berbeda. Jurnal Akuakultur Indonesia. 4 (1): 57-61.

Budiman A. 2016. Pengaruh suhu terhadap penetasan telur ikan kerapu tikus (Cromileptes altivelis). Skripsi. Program Studi Akuakultur, Jurusan Peternakan, Fakultas Peternakan dan Perikanan, Universitas Tadulako. Palu.

Chansue N dan Assawawongkasem N. 2008. The in vitro antibacterial activity and ornamental fish toxicity of the water extract of indianalmond leaves (Terminalia catappa Linn.). KKU Vet J. 18 (1): 36-45.

Chitmanat C, Tongdonmuan K, Khanom P, Pachontis P dan Nunsong W. 2005. Antiparasitic, antibacterial, and antifungal activities derived from a Terminalia catappa solution against some tilapia (Oreochromis niloticus) pathogens. in Franz C, Máthé Á, Craker LE, Gardner ZE (eds.). Proc. WOCMAP III: Targeted Screening of MAPs, Economics & Law. 4: 179-182.

Cindelaras S, Prasetio A.B dan Kusrini E. 2015. Perkembangan embrio dan awal larva ikan cupang alam (Betta imbellis Ladiges 1975). Widyariset. 1(1): 1-10.

Dewantoro G.W. 2001. Fekunditas dan produksi larva pada ikan cupang (Betta Spelendes Regan) yang berbeda umur dan pakan alaminya. Jurnal Iktiologi Indonesia. 1 (2): 49-52.

Djuhanda, T. 1981. Dunia ikan. CV. Armico. Bandung.

Duarte S.C, Vasconcellos B.F, Vidal Jr.M.V, Ferreira A.V, Mattos D.C dan Branco A.T. 2012. Ontogeny and embryonic description of Betta splendens, Perciformes (Regan, 1910). Rev. Bras. Saúde Prod. Anim. 13(3): 880-893.

Effendi I. 2004. Pengantar Akuakultur. Penebar Swadaya. Jakarta.

Effendi I. 2012. Pengantar Akuakultur. Penebar Swadaya. Jakarta.

Febriana D. 2015. Produksi telur dan larva ikan cupang pada lama pencahayaan berbeda. Skripsi. Program Studi Budidaya Perairan, Fakultas Peternakan dan Perikanan, Universitas Tadulako: Palu.

Giannecchini L.G, Massago H dan Fernandes J.B.K. 2012. Effects of photoperiod on reproduction of Siamese fighting fish Betta splendens. Revista Brasileira de Zootecnia. 41 (4): 821-826.

Groth W.O. 1970. Embryology of the siamese fighting fish Betta splendens. [tesis]. Drake University.

Harlioğlu M.M dan Yonar S.M. 2008. The importance of temperature, individual size and habitat arragement on the bubble nest constructionof siamese fighting fish (Betta splendens Regan, 1910). International Journal of Science and Technology. 3(1): 53-58.

Harmina. 2013. Pengaruh dosis ekstrak meniran (Phyllanthus niruri L.) terhadap daya tetas telur ikan mas (Cyprinus carpio). Skripsi. Program Studi Budidaya Perairan, Fakultas Peternakan dan Perikanan, Universitas Tadulako: Palu.

Herjayanto M. 2012. Penggunaan madu melalui perendaman embrio fase bintik mata terhadap nisbah kelamin ikan cupang (Betta splendens Regan). Skripsi. Program Studi Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako: Palu.

Herjayanto M, Carman O dan Soelistyowati D.T. 2017. Embriogenesis, perkembangan larva dan viabilitas reproduksi ikan pelangi Iriatherina werneri Meinken, 1974 pada kondisi Laboratorium. Jurnal Akuatika Indonesia. 2(1): 1-10.

Huda S. 2009. Meraup untung dari cupang. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Hutagalung J, Alawi H dan Sukendi. 2016. Pengaruh suhu dan oksigen terhadap penetasan telur dan kelulushidupan awal larva ikan pawas (Osteochilus hasselti C.V.). Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Riau.

Ikhwanuddin M, Moh J.H.Z, Hidayah M, Noor-Hidayati A.B, Aina-Lyana N.M.A dan Juneta A.S.N. 2014. Effect of indian almond, Terminalia catappa leaves water extract on the survival rate andgrowth performance of black tiger shrimp, Penaeus monodon post larvae. Aquaculture, Aquarium, Conservation & Legislation International Journal of the Bioflux Society. 7 (2): 85-93.

Kadarini T, Subandiyah S, Rohmy S dan Kusrini E. 2010. Adaptasi dan pemeliharaan ikan hias gurame cokelat (Sphaerychthys ophronomides) dengan penambahan daun ketapang. Prosiding Forum Teknologi Akuakultur.

Kompas. 2015. Mengunjungi sentra cupang hias, ikon Jakarta Barat. http://www.bbp4b.litbang.kkp.go.id/mengunjungi-sentra-cupang-hias-ikon-jakarta-barat/. Diakses tanggal 05/09/2016 pukul 20.06 WITA.

López-Hernández E, Ponce-Alquicira E, Cruz-Sosa F dan Guerrero-Legarreta I. 2001. Characterization and stability of pigments extracted from Terminalia catappa leaves. Journal of Food Science. 66(6): 832-836.

Muhammad A dan Mudi S.Y. 2011. Phytochemical screening and antimicrobial activities of Terminalia catappa, leaf extracts. Biokemistri. 23 (1): 35-39.

Nadirah M, Wee T.L dan Najiah M. 2013. Differential response of Vibrio sp. to young and mature leaves esktracts of Terminalia catappa L. International Food Research Journal. 20(2): 961-966.

Narwati D.A. 2012. Efektivitas metode transfeksi dalam penyisipan gen red flourescent protein pada zigot dan embriogenesis ikan cupang alam (Betta imbellis). Skripsi. IPB: Bogor.

Nugraha D, Supardjo M.N dan Subiyanto. 2012. Pengaruh perbedaan suhu terhadap perkembangan embrio, daya tetas telur dan kecepatan penyerapan kuning telur ikan black ghost (Apteronotus albifrons) pada skala laboratorium. Journal of Management of Aquatic Resources. 1 (1): 1-6.

Orwa C, Mutua A, Kindt R, Jamnadass R dan Anthony S. 2009. Agroforestree Database: a tree reference and selection guide version 4.0 http://www.worldagroforestry.org/sites/treedbs/treedatabases.asp. Diakses tanggal 10/09/2016 pukul 23.41 WITA.

Plants Database. 2016. Terminalia catappa L., Tropical almond. http://plants.usda.gov/core/profile?symbol=TECA. Diakses tanggal 08/09/2016 pukul 00.53 WITA.

Putri D.A, Muslim dan Fitrani M. 2013. Persentase penetasan telur ikan betok (Anabas testudineus) dengan suhu inkubasi yang berbeda. Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia. 1(2): 184-191.

Rahardjo M.F, Sjafei D.S, Affandi R, Sulistiono dan Hutabarat J. 2011. Iktiologi. Lubuk Agung, Bandung.

Rainwater F.L dan Miller R.J. 1966. Courtship and reproductive behavior of the siamese fighting fish, Betta splendens Regan (Pisces, Belontiidae). Oklahoma State University, Stillwater.98-114.

Schindler I. 2008. Why are there more mouth breeding than bubblenesting Betta species. Der Makropode. 30(3): 86-91.

Sidharta E.P dan Sitanggang M. 2009. Mencetak cupang jawara kontes. Agro Media Pustaka. Jakarta

Tang U.M dan Affandi R. 2001. Biologi reproduksi ikan. Pusat Penelitian Kawasan Pantai dan Perairan Universitas Riau, Pekanbaru.

Thomson L.A.J dan Evans B. 2006. Terminalia catappa (tropical almond), ver.2.2. In: Elevitch CR (ed). Species profile for pacific island agroforestry. Permanent Agriculture Resources (PAR), Holualoa, Hawai’i. http://www/traditionaltree.org.

Wahjuningrum D, Ashry N dan Nuryati S. 2008. Pemanfaatan ekstrak daun ketapang Terminalia cattapa untuk pencegahan dan pengobatan ikan patin Pangasionodon hypophthalmus yang terinfeksi Aeromonas hydrophila. Jurnal Akuakultur Indonesia. 7 (1): 79-94.

Wahyuningtias I, Diantar R dan Arifin O.Z. 2015. Pengaruh suhu terhadap perkembangan telur dan larva ikan tambakan (Helostoma temminckii). e-Jurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan. 4(1): 2302-3600.

Yuliyanti B.E. 2016. Pengaruh suhu terhadap perkembangan telur dan larva ikan tor (Tor tambroides). Skripsi. Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Yuniarti T. 2003. Pengaruh suhu terhadap diferensiasi kelamin pada ikan cupang (Betta splendens Regan). Tesis. Program Pasca Sarjana, IPB: Bogor.

Downloads

Published

2018-07-22