Struktur Ukuran Ikan Madidihang (Thunnus albacares) Berdasarkan Rumpon di Teluk Bone Kabupaten Luwu

Authors

  • Femiliani Novitasari Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitasa Hasanuddin
  • Alfa F.P. Nelwan Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitasa Hasanuddin
  • Aisjah Farhum Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitasa Hasanuddin

Abstract

Rumpon merupakan alat bantu penangkapan yang banyak digunakan dalam penangkapan ikan
tuna. Kepastian penangkapan menyebabkan penggunaan rumpon semakin meningkat, hal ini
dikhawatirkan berdampak pada perikanan tuna di masa akan datang. Pengelolaan perikanan tuna
memerlukan data atau informasi awal tentang kondisi saat ini, seperti porsi tuna yang tertangkap
dalam kategori baby tuna (tuna berukuran kecil). Informasi ini dapat dijadikan rujukan dalam
pengelolaan rumpon sebagai alat bantu penangkapan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
distribusi ukuran panjang dan bobot ikan serta menghitung presentasi ikan madidihang (Thunnus
albacares) layak tangkap di daerah rumpon di teluk bone. Data yang digunakan adalah hasil
tangkapan pancing ulur di lima rumpon berbeda pada bulan september – april 2019. Analisis
mencakup perhitungan frekuensi panjang dan berat ikan berdasarkan kategori ukuran dan berat
ikan, penghitungan porsi ikan yang layak tangkap berdasarkan length at firstmaturity. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa ikan madidihang yang tertangkap di daerah rumpon di dominasi
panjang cagak 60 – 85 cm dan berat ≤ 10 kg dengan pola pertumbuhan allometrik positif,
kelompok ikan ini sebagian besar belum layak tangkap.
Kata kunci: Struktur ukuran, madidihang, rumpon, teluk bone

References

FAO. 2016. The state of world fisheries and aquaculture 2016, contributing to food

security and nutrition for ll. Rome (IT): Food and aquaculture orgnization of the

united nations.

Pusat Data Statistik dan Informasi. 2013. Statistik Kelautan dan Perikanan 2011. Jakarta

(ID): Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia

Prayitno MRE. 2016. Pemanfaatan rumpon laut dalam sebagai daerah penangkapan ikan

dan dampaknya terhadap keberlanjutan sumber daya ikan. Thesis. Institut

Pertanian Bogor. Bogor.

Sparre, P., E. Ursin and S.C. Venema, 1989. Introduction to tropical fish stock

assessment. Part I. Manual. FAO, Rome. 337 p.

Davies, T.K, Chris CM, Milner GEJ. 2014. The past, present dan future use of driftingfish

aggregating devices (FADs) in the Indian Ocean. Mar Pol. 45:163–170.

Kantun, W. 2016. Aspek biologi dan komposisi hail tangkapan pancing ulur di perairan

teluk bone. Jurnal balik diwa. Vol 7 (1).

Nurani TW, Wisudo SH, Wahyuningrum PI, Arhatin RE. 2014. Model pengembangan

rumpon sebagai alat bantu dalam pemanfaatan sumber daya ikan tuna secara

berkelanjutan. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia. 19(1): 57 – 65.

Kantun,W. A, Mallawa. Nuraeni L rapi.2014. Struktur ukuran dan jumlah tangkapan tuna

madidihang (Thunnus alabacares) menurut waktu penangkapan dan kedalaman di

perairan majene selat makassar. Jurnal saintek perikanan. Vol.9 (2) : 39-48.

Jaya F, Fardhani. 2018.ikan tuna yang tertangkap di sekitar rumpon oleh armada sekoci

yang berbasis di pelabuhan perikanan pantai pondokdadap. Fakutas perikanan dan

ilmu kelautan institut pertanian Bogor.

Jaquemet S, Potier M, Menard F. 2010. Do Drifting and Anchored Fish Aggregating

Devices (FADs) Similarly Influence Tuna Feeding Habits? A Case Study from the

Western Indian Ocean. Fisheries Research Journal. 107: 283-290. doi:

1016/j.fishres.2010.11.011

Yusfiandayani R. 2004. Studi tentang Mekanisme Berkumpulnya Ikan Pelagis Kecil di

sekitar Rumpon dan Pengembangan Perikanan di Perairan Pasaruan, Provinsi

Banten [Disertasi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Rohit dan Ramohan, 2009). Fishery and Biological Aspects of Yellowfin Tuna Thunnus

albacares along Andhra Coast, India. Asian Fisheries Science 22 (2009): 235-244.

Mertha, G.S., M.Nurhuda dan A.Nasrullah, 2006. Perkembangan Perikanan Tuna di

Pelabuhan ratu. Jurnal Lit. Perikan. Ind. Vol 12 No.2. Agustus

Downloads

Published

2019-10-21