Kajian Kesesuaian Lingkungan Perairan untuk Budidaya Rajungan dalam Karamba Jaring Ditenggelamkan di Perairan Kabupaten Pangkep Provinsi Sulawesi Selatan

Authors

  • Ihsan Ihsan Prodi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan
  • Asbar Asbar Prodi Ilmu Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelauatan Universitas Muslim Indonesia
  • Asmidar Asmidar Prodi Ilmu Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelauatan Universitas Muslim Indonesia

Abstract

Kajian kesesuaianlingkungan perairan untul budidaya rajungan dalam karamba jaring
ditenggelamkan di perairan Kabupaten Pangkep, bertujuan mengkaji kesesuaian lingkungan
perairan terkait fisika dan kimia oseanografi untuk budidaya rajungan dan mengkaji kesesuaian
lokasi budidaya rajungan di perairan Kabupaten Pangkep. Penelitian di laksanakan di perairan
Kabupaten Pangkep pada A p r i l s / d Desember 2017. Bahan dan alat yang digunakan meliputi
current meter, handrefraktor meter, DO meter, kamera bawah air,thermometer, global positioning
system,label, alattulis, dan seichidisk.Data dikumpulkan meliputi data primer dan sekunder. Data
primer diperoleh dengan cara pengukuran langsung dilapangan terhadap potret kondisi
sumberdaya rajungan,benih rajungan,biogeofisik perairan dan lingkungannya.Data sekunder
dikumpulkan pada instansi terkait. Data dianalisis secara deskriptif dan kuantitatif yakni untuk
menentukan kesesusian lingkungan perairan dan analisis kesesuaian lokasi budidaya rajungan
menggunakan sistem informasi geografis, metode ArcView, dengan perangka tkeras, dan
lunak.Hasil pengukuran aspek fisika dan kimia oseanografi, menunjukan adanya perbedaan nilai
parameter fisika dan kimia oseanografi yang terukur berdasarkan topografi perairan dengan
kisaran nilai antara lain: oksigen terlarut 5,1 - 10,7mg/l, salinitas 7 – 35 ‰, suhu 32 - 34,4 0 C dan
pH 7 – 8, sesuai kriteria parameter kualitas air ini layak untuk budidaya rajungan. Selanjutnya
hasil analisis spasial kesesuain perairan untuk kegiatan budidaya rajungan dalam karamba jaring
ditenggelamkandengan menggunakan indikator suhu, salinitas, oksigen, pH dan kecerahan
diperoleh 3 kriteris kesesuaian meliputi: sesuai luasnya 89.131,37 ha; cukup sesuai luasnya
109.164,87 ha; dan tidak sesuai luasnya 4.577,56 ha.
Kata kunci : lingkungan; perairan; kesesuaian;  budidaya; rajungan; karamba jaring ditenggelamkan; Pangkep. 

References

Abidin, Z., Bambang, A.N., & Wijayanto, D. (2014).Manajemen kolaboratif untuk

Introduksi pengelolaan rajungan yang berkelanjutan di Desa Betahlawang, Demak.

Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology, III (4),

-36.

Adi, Y.S. 2011.Sintasan larva rajungan (Portunus palagicus) zoea pada berbagai

frekwensi pemberian pakan alami jenis Brachiomis plicatilis.Fakultas Pertanian

Uniersitas Muhammadiaya Makassar.

Adiwijaya, D., Jaya, S., Sugeng dan Sutikno, E. 2002. Peluang usaha komoditas budidaya

air payau : Rajungan (Portunus pelagicus Linn) dapat dibudidayakan di Tambak

Skala Usaha. BBPBAP, Jepara. hlm 13-20.

Effendy. S, Sudirman. Bahri S., E.Nurcahyono, H. Batubara, Syaichudin, 2006. Petunjuk

Teknis Pembenihan Rajungan Portunus pelagicus Linnaeus.Departemen Kelautan

dan Perikanan Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya.Balai Budidaya Air Payau

Takalar 2006.

Effendi, H. 2003.Telaah kualitas air bagi Pengelolaan Sumberdaya dan lingkungan

Perairan. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

Faudzan, A. 2011.Tingkat pemberian pakan alami artemia salina terhadap Pertumbuhan

dan

Sintasan

Larva

Rajungan

(Portunus

pelagicus)

Stadia

Megalopa.Skripsi.Fakultas

Pertanian

Universitas

Muhammadiyah

Makassar.Makassar.52 hal.

Foka MC, G Kondylatos, P.S. Economidis.2004.Occurrence of the lessepsian species

Portunuspelagicus (Crustacea) and Apogonpharaonis (Pisces) in the marine area of

Rhodes Island. Medit. Mar. Sci. 5(1): 8389.

Ihsan. 2015. Pemanfaatan sumber daya rajungan (Portunus pelagicus) secara

berkelanjutan di perairan Kabupaten Pangkep Provinsi Sulawesi Selatan.

[Disertasi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Ihsan, Wiyono ES, Wisudo SH, Haluan J. 2014.Pola musim dan daerah penangkapan

rajungan di (Portunus pelagicus) di perairan Kabupaten Pangkep.Marine Fisheries.

(2): 193-200.

Juwana, S. 2002. Kriteria Optimum untuk Pemeliharan Larva Rajungan (Portunus

pelagicus) di Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi –

LIPI.Neptunus.Majalah Ilmiah Pembangunan dan Pengembangan Kelautan, IX (2)

: 75-88.

Juwana, S. dan K. Romimohtarto. 2000. Rajungan Perikanan, Cara Budidaya dan Menu

Masakan. Djambatan. Jakarta. 47 hal.

Juwana S. 1999a. Percobaan polikultur rajungan (Portunus pelagicus) dengan ikan

mujair-nila(Oreochromis niloticus) di dalam jaring kurung mendasar. Dalam: D.P.

Praseno, W.S. Atmadja, I. Supangat, Ruyitno, B.S. SUDIBJO (eds.) Pesisir dan

Pantai Indonesia III. Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi-LIPI,

Jakarta: 69-81.

Juwana, S. 1997. Tinjauan tentang perkembangan Penelitian Budidaya Rajungan

(Portunus pelagicus). Jurnal Oseanografi LIPI 22: 1-12.

Sunarto, 2012.Karakteristik Bioekologi Rajungan (Portunus pelagicus) di Perairan Laut

Kabupaten Brebes. Disertasi (tidak dipublikasikan). Sekolah Pascasarjana Institut

Pertanian Bogor

Setyadi,I. 2008. Pengaruh Suhu yang Berbeda terhadap Sintasan Larva Rajungan

(Portunus pelagicus) di Wadah Terkontrol. Balai Besar Riset Perikanan Budidaya

Laut Gondol Bali 7: 1-5.

Syahidah, D., B. Susanto, I. Setiadi., 2003. Percobaan Pemeliharaan Megalopa Rajungan,

Portunus pelagicus Sampai Menjadi Rajungan Muda (Crablet 1) Dengan Kisaran

Salinitas Berbeda. Balai Besar Riset Perikanan Budidaya Gondol 2: 1-6.

[KLH] Kementerian Lingkungan Hidup. 2004. Keputusan Menteri Nomor 51 Tahun

tentang Baku Mutu Air Laut.

Zacharia, S and Kakati, V. S. 2004. Optimal Salinity and Temperature of Early

Developmental Stages of Penaeus merguensis de Man. Journal Aquaculture 232: 378-382.

Downloads

Published

2019-10-21