Pengaruh Keterbukaan Gelombang dan Zona Pasang Surut Terhadap Biomassa Lamun di Perairan Pulau Barrangcaddi
Abstract
Biomassa lamun merupakan berat dari semua material yang hidup pada suatu satuan luas tertentu,
baik yang berada diatas maupun dibawah substrat yang sering dinyatakan dalam satuan gram berat
kering per m 2 (gbk/m 2 ). Biomassa lamun dapat terpengaruh akibat beberapa faktor seperti
keterbukaan gelombang dan zona pasang surut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
pengaruh keterbukaan perairan dan setiap zona pasang surut terhadap biomassa lamun.
Pengambilan sampel dilakukan pada bulan Oktober 2018 di Pulau Barrangcaddi, Kota Makassar,
Provinsi Sulawesi Selatan. Dalam penelitian ini, lokasi penelitian dibagi ke dalam 2 Stasiun yaitu
Stasiun 1 (Terbuka) dan Stasiun 2 (Terlindung). Pada Stasiun 1 (Terbuka) dibagi menjadi 2 zona
pasang surut yaitu (Intertidal dan Subtidal), sedangkan untuk Stasiun 2 (Terlindung) hanya ada
zona subtidal. Pengambilan data lamun dilakukan dengan menggunakan transek kuadran 50 cm x
50 cm sepanjang transek garis, dan setiap penempatan transek kuadran dilakukan juga pengukuran
faktor oseanografi fisika seperti suhu, salinitas, kecepatan arus, sedangkan untuk setiap
penempatan transek garis dilakukan pengukuran gelombang, pengambilan sampel air dan sedimen.
Pengukuran biomassa lamun dibagi menjadi dua bagian yakni biomassa atas (daun) dan biomassa
bawah (rhizome dan akar) menggunakan metode dari Mashoreng (2015). Analisis data untuk
perbandingan biomassa atas dan bawah berdasarkan stasiun dan zona pasang surut dianalisis
menggunakan Uji-t Independent.. Hasil Penelitian menunjukkan biomassa atas jenis C.rotundata
tidak terpengaruh, sedangkan untuk biomassa bawah terpengaruh oleh keterbukaan perairan. Pada
zona pasang surut biomassa bawah hanya jenis E. acoroides dan C.rotundatayang terpengaruh,
sedangkan untuk biomassa atas untuk semua jenis tidak terdapat pengaruh yang nyata.
Kata kunci: lamun, biomassa, gelombang, zona pasang surut, Pulau Barrangcaddi.
References
Aisya, S. Variasi Estimasi Tutupan Lamun dari Citra Sentinel-2 A di Pulau Barrangcaddi
Kepulauan Spermonde Kota Makassar. [Skripsi]. Fakultas Ilmu Kelautan dan
Perikanan. Universitas Hasanuddin Makassar.
Alcoverro, T., Manzarena, M dan Romero, J. 2001. Annual Metabolic Carbon Balance of
the Seagrass Posidonia oceanica: The Importantance of Carbohydrate reserves.
Mar Ecol Prog Ser 211: 105-116.
Alie, K. 2010. Pertumbuhan dan Biomassa lamun Thalassia hemprichii di Perairan
Pulau Bone Batang, Kepulauan Spermonde, Sulawesi Selatan. Jurusan Biologi
Fakultas MIPA. Universitas Hasanuddin. Makassar.
Azkab, M. H. 2000. Struktur dan fungsi pada komunitas lamun. Oseana XXV (3): 9-17.
Christon. Djunaedi O,S dan Purba N, P. 2012. Pengaruh Tinggi Pasang Surut Terhadap
Pertumbuhan dan Biomassa Daun Lamun Enhalus acoroides di Pulau Pari
Kepulauan Seribu Jakarta.
Kiswara, W. 1992. Vegetasi Lamun (Seagrass) di Rataan Terumbu Pulau Pari, Pulau-
Pulau Seribu, Jakarta Oseanologi di Indonesia.
La Nafie, Y. A. 2016. Seagrass Responses to Interacting Abiotic Stresses PhD [Tesis].
Radboud University Nijmegen, 142p. With summaries in English, Dutch and
Bahasa Indonesia.
Mashoreng, S. 2015. Fluktuasi Biomassa Lamun di Pulau Barranglompo Makassar.
Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan. Universitas Hasanuddin Makassar.
Prosiding Simposium Nasional Kelautan dan Perikanan II.
Nirmawati. 2018. Kaitan Ketebalan dan Ukuran Partikel Sedimen Terhadap Sebaran
Lamun di Pulau Barrang Caddi Kota Makassar. [Skripsi]. Fakultas Ilmu
Kelautan dan Perikanan. Universitas Hasanuddin Makassar
Nybakken, J.W. 1988. Biologi Laut: Suatu Pendekatan Ekologis. H.M. Eidman,
Koesoebiono, D.G. Bengen, M. Hutomo, dan S. Sukardjo, penerjemah. PT
Gramedia, Jakarta. Terjemahan dari: Marine Biology: An Ecological Approach.
hal.
Romadhon, A. 2009. Adaptasi Biota Zona Intertidal. Makalah. Pengelolaan Sumber
Daya Pesisir Dan Lautan [Tesis]. Sekolah Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor,
Bogor.10 bal.
Takaendengan, K dan Muhammad H. A. 2010. Struktur Komunitas Lamun di Pulau
Talise, Sulawesi Utara. Oseanologi dan Limnology di Indonesia 36(1): 85-95.
ISSN 0125-9830.