Dampak Budidaya Rumput Laut Terhadap Sebaran dan Biodiversitas Makrozoobentos

Authors

  • Parman Parakkasi Program Doktor Ilmu Perikanan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Hasanuddin
  • Chair Rani Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Hasanuddin
  • Radjuddin Syamsuddin Departemen Perikanan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Hasanuddin
  • Nadjamuddin Nadjamuddin Departemen Perikanan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Hasanuddin
  • Supriadi Mashoreng Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Hasanuddin

Abstract

Penelitian dilakukan untuk menganalisis dampak budidaya rumput laut terhadap sebaran dan
diversitas makrozoobentos pada area budidaya dan sekitarnya. Penelitian dilakukan di Perairan
Pulau Karampuang Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Barat pada bulan September-November
2017. Pengambilan sampel makrozoobentos dilakukan sebelum dan setelah dilakukan budidaya
rumput laut dalam area budidaya serta 25 m dan 50 m dari area budidaya. Substrat dasar diambil
menggunakan Grab Sampler, kemudian diayak dengan sieve net (mesh size 0,5 mm) untuk
memisahkan pasir dengan sampel makrozoobentos. Sampel substrat juga diambil sebanyak 200
gram untuk dianalisis kandungan bahan organik total, keasaman dan potensi redoks. Sampel
makrozoobentos selanjutnya dianalisis di bawah makroskop untuk menentukan jenis dan jumlah
individunya. Perbandingan kelimpahan dan indeks keanekeragaman, antar jarak dari area budidaya
dan antar waktu diuji menggunakan Analisis Varians, sedangkan hubungan kelimpahan dan indeks
keanekaragaman makrozoobentos dengan faktor lingkungan dianalisis menggunakan korelasi
pearson. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 67 jenis dari 3 kelas ditemukan pada
penelitian ini yang didominasi oleh gastropoda. Berdasarkan waktu sampling, kelimpahan dan
indeks keanekaragaman makrozoobentos cenderung mengalami penurunan pada minggu ke-6
budidaya, namun berdasarkan jarak dari area budidaya, tidak terlihat adanya perbedaan pada
kelimpahan maupun indeks keanekaragaman makrozoobentos antara area budidaya dan sekitar
area buddidaya. Faktor lingkungan yang mempunyai korelasi kuat dengan kelimpahan dan indeks
keanekaragaman makrozoobentos adalah kandungan bahan organik total dan potensi redoks
sedimen. Secara umum pada penelitian ini terindikasi adanya pengaruh perubahan terhadap
makrozoobentos setelah 1,5 bulan budidaya, dan pengaruh tersebut masih didapatkan sampai pada
jarak 50 meter dari area budidaya.

Kata kunci: Dampak budidaya rumput laut, sebaran makrozoobentos, diversitas makrozoobentos, Pulau Karampuang  

References

Blankenhorn, S.U. 2007. Seaweed farming and artisanal fisheries in an Indonesian

seagrass bed–Complementary or competitive usages? Dissertation. Faculty

Biology/Chemistry. University Bremen. 118p.

Brower, J.E., Zar, J.H. dan Von Ende, C.N. 1998. Field and laboratory methods

of general ecology. McGraw-Hill. New York.

Chung, I.K., Beardall, J., Mehta, S., Sahoo, D. dan Stojkovic, S. 2011. Using

marine macroalgae for carbon sequestration a critical appraisal. J. Appl.

Phycol. 23: 877-886.

Duarte, C.M., Wu, J., Xiao, X., Bruhn, A., Krause-Jensen, D., 2017. Can seaweed

farming play a role in climate change mitigation and adaptation? Front. Mar.

Sci. 2017. http://dx.doi.org/10.3389/fmars.2017.00100.

Hasselstrom, L., Visch, W., Grondahl, F., Nylund, G.M. dan Pavia, H. The impact

of seaweed cultivation on ecosystem services-a case study from the west

coast of Sweden. Mar. Poll. Bull. 133: 53-64.

Holdt, S.L. dan Edwards, M.D.2014. Cost-effective IMTA: a comparison of the

production effeciencies of mussel and seaweed. Journal Applied of

Phycology 26: 933-945.

Kester DR. 2001. The redox potential of marine environments.

http://www.gso.uri.edu/~dkester/kester.htm [19 Mei 2019].

Kim, J.K, Kraemer, G.P. dan Yarish, C. 2015. Use of sugar kelp aquaculture in

Ling Island Sound and the Bronx River estuary for nutrient extraction, Mar.

Ecol. Prog. Ser. 531: 155-166.

Kim, J.K, Yarish, C., Hwang, E.K., Park, M. dan Kim, Y. 2017. Seaweed

aquaculture: cultivation technologies, challenges and its ecosystem services.

Alga 32 (1): 1-13.

Krebs, C.J. 1989. Ecological Methodology. Harper Collins Publisher. New York.

Liao, Y., Shou, L., Jiang, Z., Tang, Y., Du, P., Zeng, J., Chen, Q., Yan, X. dan

Chen, J. 2019. Effects of fish cage culture and suspended oyster culture on

macrobenthic communities in Xiangshan Bay, a semi-enclosed subtropical

bay in eastern. Marine Pollution Bulletin 142: 475-483.

Putro, S.P., Widowati dan Cheshire, A. 2018. Linking chemical and physical

parameters of a coastal water ecosystem with macrobenthic assemblages to

assess environmental disturbance. Malaysian Journal of Fundametal and

Applied Science 14 (1) : 78-82.

Ratnawati dan Batau, H. 2017. Pengaruh budidaya rumput laut terhadap

makrozoobentos yang berasosiasi dengan lamun di Desa Punaga Kecamatan

Mangarabombang Kabupaten Takalar. Spermonde 2 (3): 50-55.

Tomassetti, P., Persia, E., Mercatali, I., Vani, D., Marusso, V. dan Porrello, S.

Effects of mariculture on macrobenthic assemblages in a Western

Mediterranean site. Marine Pollution Bulletin 58: 533-541.

Zettler, M.L., Bochert, R. dan Pollehne, F. 2009. Macrozoobenthos diversity in an

oxygen minimum zone off northern Namibia. Marine Biology 156: 1949-

Zhou, J. 2012. Impact of mariculture practices on the temporal distribution of

macrobenthos in Sandu Bay, South China. China Journal of Oceanology and

Limnology 30: 388-396.

Zulkifli. 2008. Dinamika komunitas meiofauna interstisial di Perairan Selat

Dompak Kepulauan Riau. Disertasi. Sekolah Pascasarjana, Institut

Pertaninan Bogor. Bogor.

Downloads

Published

2019-10-21