Serapan Karbon Lamun Thalassodendron ciliatum di Perairan Panrangluhu Kabupaten Bulukumba Propinsi Sulawesi Selatan
Abstract
Penelitian dilakukan pada bulan Mei 2019 untuk mengestimasi penyerapan karbon oleh jenis
Thalassodendron ciliatum pada beberapa kedalaman perairan. Sampel lamun diambil utuh,
kemudian daun lamun dibersihkan dari sedimen dan epifit. Metode perubahan oksigen digunakan
untuk mengestimasi serapan karbon. Sebanyak 1 tunas T. ciliatum diinkubasi menggunakan botol
kaca bening dan gelap dengan volume 270 ml. Inkubasi dilakukan pada jam 09.00-12.00 WITA
pada kedalaman 50, 100 dan 150 cm dengan masing-masing 5 kali ulangan setiap kedalaman.
Sebelum inkubasi, dilakukan pengukuran konsentrasi oksigen terlarut di perairan sebagai
kandungan oksigen awal. Pengukuran oksigen di dalam botol beningdan gelap kembali dilakukan
setelah inkubasi. Sebagai kontrol, inkubasi juga dilakukan pada air laut (mengandung
fitoplankton) dengan 5 kali ulangan. Daun lamun yang telah digunakan untuk pengamatan serapan
karbon diukur luasnya dengan cara men-scan daun lamun dan dianalisis menggunakan software
Image-J. Selanjutnya dilakukan pengeringan menggunakan oven dan ditimbang untuk mengetahui
biomassa keringnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa serapan karbon per tunas berkisar
antara 3,84-6,52 mgCO 2 /tunas/jam, per biomassa berkisar 28,51-48,45 mgCO 2 /gbk/jam, dan per
luas daun berkisar 0,08-0,13 mgCO 2 /cm 2 /jam. Serapan karbon tertinggi didapatkan pada
kedalaman 150 cm, baik serapan karbon per tunas, biomass maupun luas daun. Berbeda dengan
penyerapan karbon, pelepasan karbon relatif sama antar kedlaman. Pelepasan karbon per tegakan
berkisar antara 3,18-3,91 mgO 2 /tegakan/jam, per biomassa daun berkisar 23,67-29,08 mgO 2 /g
berat kering/jam dan per luas daun berkisar 0,30-0,034 mgO 2 /cm 2 /jam.
Kata kunci: serapan karbon, lamun, Thalassodendron ciliatum, Panrangluhu Bulukumba,
karbondiokasida, pemanasan global.
References
Alves, P.P., Magalhaes, A.C.N. & Barja, P.R. 2002. The Phenomenon of photoinhibition
of photosynthesis and its importance in reforestation. The Botanical Review 68 (2):
-208.
American Public Health Association (APHA). 1995. Standard methods for the
examination of water and wastewater. Washington DC.
Beer, S., Mtolera M., Lyimo T. & Bjork M.. 2006. The photosynthetic performance of
the tropical seagrass Halophila ovalis in the upper intertidal. Aquatic Botany 84:
–371.
Cummings, M.E & Zimmerman R.C.. 2002. Light harvesting and the package effect in
the seagrass Thalassia testudinum banks ex koning and zosetera marina L.: optical
constraints on photoaclimation. Aquatic Botani 75: 261-274.
Hanelt, D. 1992. Photoinhibition of photosynthesis in marine macrophytes of the South
China Sea. Mar. Ecol. Prog. Ser. 82: 199-206.
Huang, Y., Lee, C., Chung, C., Hsiao, S. dan Lin, H. 2015. Carbon budgets of
multispecies seagrass beds at Dongsha Island in the South China Sea. Mar. Env.
Res. 106: 92-102.
Kaladharan, P. & Raj, I.D. 1989. Primary production of seagrass Cymodocea serrulata
and its contribution to productivity of Amini atoll, Lakshadweep Islands. Indian
Journal of Marine Science 18: 215-216.
Larkum, A.W.D., Drew E.A. & Ralp P.J.. 2006. Photosynthesis and Metabolism in
Seagrasses at The Celluler Level. Di dalam: Larkum A.W.D, Orth R.J., Duarte
C.M, editor. Seagrasses: Biology, Ecology and Conservation. Springer. Dordrecht.
Lymo, L.D. 2016. Carbon sequestration processes in tropical seagrass beds. Thesis.
Stockholm University. Malmo Sweden.
Marba, N., Arias-Ortiz, A., Masque, P., Kendrick, G.A., Mazarrasa, I., Bastyan. G.R.,
Garcia-Orellana, J. dan Duarte, C.M. 2015. Impact of seagrass loss and subsequent
revegetation on carbon sequestration anh stocks. Journal of Ecology 103: 296-302.
Mashoreng, S., Bengen, D.G. dan Hutomo, M. 2017. Kemana produksitivitas daun lamun
mengalir?. Torani: JFMarSci 1 (1): 35-44.
Mashoreng, S., Alprianti, S., Samad, W., Isyrini, R. & Inaku, D.F. 2019. Serapan karbon
lamun Thalassia hemprichii pada beberapa kedalaman. Spermonde 5 (1): 11-17.
Mateo, M.A., Renom, P., Hemminga, M.A. & Peene, J. 2001. Measurement of seagrass
production using the 13 C stable isotope comapre with calssical O 2 and 14 C methods.
Mar. Ecol. Prog. Ser. 223: 157-165.
Nontji, A. 2008. Plankton Laut. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Press,
Jakarta.
Parsons, T.R., Maita, Y. & Lalli, C.M. 1984. A Manual Of Chemical and Biological
Methods For Seawater Analysis. Pergamon Press, Oxford.
Phandee, S. & Buapet, P. 2018. Photosynthetic and antioxidant responses of the
tropicalintertidal seagrasses Halophila ovalis and Thalassia hemprichii to
moderate and high irradiances. Botanica Marine 61 (3): 247-256.
Silva, J., Sharon Y., Santos R. & Beer S.. 2009. Measuring seagrass photosynthesis:
methods and applications. Aquatic Botani 7: 127-141.
Sjafrie, N.D.M., Hernawan, U.E., Prayudha, B., Supriyadi, I.H., Iswari, M.Y., Rahmat,
Anggraini, K., Rahmawati, S. & Suyarso. 2018. Status padang lamun Indonesia
Ver. 02. Coremap-CTI – Pusat Penelitian Oseanografi LIPI. Jakarta.
Waycott, M., Duarte, C.M., Carruthers, T.J., Orth, R.J., Dennison,W.C., Olyarnik, S.,
Calladine, A., Fourqurean, J.W., Heck, K.L., Hughes, A.R., 2009. Accelerating
loss of seagrasses across the globe threatens coastal ecosystems. Proc. Natl. Acad.
Sci. 106, 12377–12381.
Wuthirak, T., R. Kongnual and P. Buapet. 2016. Desiccation tolerance and underlying
mechanisms for the recovery of the photosynthetic efficiency in the tropical
intertidal seagrasses Halophila ovalis and Thalassia hemprichii. Bot. Mar. 59: 387–396.