Abstract
Saat ini, sepak bola telah berubah menjadi arena untuk mencari keuntungan, menyebabkan ketegangan diantara para penggemar dan elit/petinggi klub. Wacana European Super League adalah produk sekian kalinya dari elit/petinggi klub dalam upaya mereka untuk memaksimalkan keuntungan di sepak bola. Hal ini telah menimbulkan reaksi negatif dari berbagai elemen dalam dunia sepak bola di seluruh dunia. Terutama di Inggris, para pendukung secara bersamaan melakukan protes terhadap keterlibatan klub masing-masing dalam wacana European Super League. Mobilisasi protes oleh para pendukung di Inggris merupakan bentuk resistensi mereka terhadap kapitalisme dalam sepak bola. Dengan menggunakan teori Marxisme, penelitian ini berusaha untuk menganalisis alasan mengapa para pendukung menolak wacana European Super League.