PENGARUH MEDIA SOSIAL UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG HIV & AIDS DI KOTA PAREPARE

Authors

  • Sitti Aisyah
  • Muhammad Syafar
  • Ridwan Amiruddin

DOI:

https://doi.org/10.30597/jkmm.v3i1.10299

Abstract

Pertambahan jumlah kasus baru HIV & AIDS masih menjadi  hal yang mengkhawatirkan terutama dikalangan remaja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh intervensi melalui media sosial oleh peer educator terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap remaja tentang HIV &  AIDS. Penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan rancangan randomized pretest posttest control group. Jumlah sampel sebanyak 100 orang yang berasal dari siswa-siswi SMAN 4 Parepare sebagai kelompok intervensi dan SMAN 2 Parepare sebagai kelompok kontrol. Pengambilan sampel dilakukan secara simple random sampling. Analisis skor pengetahuan dan sikap responden antara pretest dan postest menggunakan uji non parametrik two related sample( wilcoxon) dan uji t sampel berpasangan. Untuk membandingkan pengetahuan dan sikap responden kelompok intervensi dan kontrol menggunakan uji non parametrik two independent sample  (Mann- Whitney) dan uji t sampel tidak berpasangan. Batas kemaknaan (nilai alpha) ditetapkan 5% (0,05).  Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh intervensi melalui media sosial oleh peer educator dalam meningkatkan pengetahuan p = 0,000 (p<0,05) dan sikap positif p = 0,000 (p<0,05) responden mengenai HIV & AIDS. Ada perbedaan pengetahuan dan sikap responden mengenai HIV & AIDS setelah diintervensi melalui media sosial dibandingkan yang tidak diintervensi p = 0,000  (p<0,05 ). Kesimpulan dari penelitian ini adalah intervensi melalui media sosial oleh peer educator berpengaruh terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap remaja tentang HIV & AIDS. Kelompok yang diintervensi oleh Peer Educator melalui media sosial memiliki skor pengetahuan dan sikap lebih baik daripada kelompok yang tidak diintervensi.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Abdi, F. dan Simbar, M. (2013). The Peer Education Approach in Adolescents- Narrative Review Article. Iranian Journal of Public Health, 42(11), hal. 1200–1206.

Amichai-Hamburger, Y. (2013). The Handbook of Intergroup Communication Chapter Reducing Intergroup Conflict In The Digital Age. New York: Routledge.

Azwar, S. (2011). Sikap dan Perilaku Dalam: Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Bahari, D. (2013). Tesis. Promosi Kesehatan. Pascasarjana. Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada.

Budiman dan Riyanto, A. (2013). Kuisioner Pengetahuan Dan Sikap Dalam Penelitian Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika.

Dinas Kesehatan Kota Parepare. (2017). Laporan Surveilans HIV AIDS di Kota Parepare. Parepare: Dinas Kesehatan.

Ditjen P2P Kemenkes RI. (2017). Laporan Situasi Perkembangan HIV –AIDS dan PIMS. Tersedia di: https://www.google.com/search?q=Ditjen+P2P+Kemenkes+RI (Diakses: 10 Februari 2018).

Dowshen, N. et al. (2015). IknowUshould2: Feasibility of a Youth-Driven Social Media Campaign to Promote STI and HIV Testing Among Adolescents in Philadelphia. AIDS Behav, 19(2), hal. 106–111. doi: 10.1007/s10461-014-0991-9.IknowUshould2.

Farnan, J. M. et al. (2013). Online Medical Professionalism : Patient and Public Relationships : Policy Statement From the American College of Physicians and the Federation of State Medical Boards. Annals of Internal Medicine, 158(8), hal. 620–627.

George, D. R., Rovniak, L. S. dan Kraschnewski, J. L. (2013). Dangers and opportunities for social media in medicine. Clin Obstet Gynecol, 56(3), hal. 453–462.

Haerana, B. T., Salfiantini dan Ridwan, M. (2015). Peningkatan Pengetahuan Komprehensif HIV dan AIDS melalui Peer Group. Jurnal MKMI, hal. 132–138.

Kominfo. (2014). Riset Kominfo dan UNICEF Mengenai Perilaku Anak dan Remaja Dalam Menggunakan Internet. Tersedia di https://kominfo.go.id (Diakses: 1 Februari 2018).

Moshman, D. (2014). Sexuality development in adolescence and beyond : Commentary on arbeit. Human Development, 57(5), hal. 287–291. doi: 10.1159/000367857.

Notoadmojo, S. (2014). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nugrohoi, C. V. (2014). Pengaruh Pemberian Materi Kesehatan Reproduksi Melalui Grup Facebook Terhadap Pengetahuan Remaja. Jurnal Promkes, 2(2), hal. 128–139.

Peykari, N. et al. (2011). An experience of peer education model among medical science university students in Iran. Iranian Journal of Public Health, 40(1), hal. 57–62.

Stang. (2014). Cara Praktis Penentuan Uji Statistik dalam Penelitian Kesehatan dan Kedokteran. Jakarta: Mitra Wacana Media.

Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia. (2012). Kesehatan Reproduksi Remaja. Jakarta: Badan Pusat Statistik.

Tolli, M. V. (2012). Effectiveness of peer education interventions for HIV prevention, adolescent pregnancy prevention and sexual health promotion for young people: A systematic review of European studies. Health Education Research, 27(5), hal. 904–913. doi: 10.1093/her/cys055.

WHO. (2017). Global Health Observatory (GHO) HIV/AIDS. Tersedia di: http://www.who.int/gho/hiv/en/ (Diakses: 15 Oktober 2017).

Young, S. D. dan Jaganath, D. (2013). Online Social Networking for HIV Education and Prevention: A Mixed Methods Analysis. Sexually Transmitted Diseases, 40(2), hal. 162–167. doi: 10.1097/OLQ.0b013e318278bd12.Online.

Downloads

Published

2020-06-07

Issue

Section

Articles