SOSIALISASI MEMBANGUN RUMAH SEDERHANA TAHAN GEMPA UNTUK PARA TUKANG DI DESA MEKKATTA KECAMATAN MALUNDA, MAJENE-SULAWESI BARAT

Authors

  • Amry Dasar Universitas Sulawesi Barat
  • Dahlia Patah Universitas Sulawesi Barat
  • Apriansyah Universitas Sulawesi Barat

Keywords:

Earthquake, house, earthquake resistant, natural disaster

Abstract

Gempa Majene dan Mamuju berkekuatan M 6,2 pada 15 Januari 2021 pukul 02.28.17 WITA menyebabkan korban jiwa dan kerusakan parah pada bangunan rumah tinggal dan fasilitas umum.  Banyaknya rumah masyarakat yang dibangun tidak berdasarkan kaidah rumah sederhana tahan gempa sebagaimana telah diatur melalui SNI 1726. Kegiatan  pengabdian kepada  masyarakat ini bertujuan memberikan sosialisasi tentang membangun rumah sederhana tahan gempa kepada masyarakat dan pemberi jasa konstruksi/tukang di daerah yang terdampak bencana ini, yakni Desa Mekkatta Kec. Malunda Kab. Majene Sulawesi Barat. Pengabdian  ini  dinyatakan  berhasil ditinjau dari aspek afektif dan kognitif, peserta penyuluhan  telah memahami pentingnya  dan paham aturan teknis bangunan tahan gempa. Hal ini dibuktikan dari hari kusioner post-test setelah penyampaian materi. Sedangkan dari aspek psikomotorik, Tim Penyuluh belum dapat memantau perubahan perilaku terhadap sistem perencanaan dan pembangunan bangunan tahan gempa yang terjadi pada peserta penyuluhan, mengingat terbatasnya waktu dan minimnya dana penyuluhan. --- An earthquake hit Majene and Mamuju regency with an intensity of 6.2 M on January 15, 2021, at 02.28.17 WITA, which caused fatalities and severe damage to residential buildings and public facilities. Number of community houses built is not based on the rules of earthquake-resistant houses as regulated through SNI 1726. This society service activity aims to provide socialization about making earthquake-resistant houses for the community and contractor or builders in areas affected by this disaster, namely Desa Mekkatta, Malunda District, Majene Regency, West Sulawesi Province. This service was declared successful in terms of affective and cognitive aspects, and the counseling participants understood the importance and stick to the detail of engineering design for earthquake-resistant buildings. In terms of the psychomotor aspect, the counseling Team has not been able to monitor changes in behavior towards the planning system and construction of earthquake-resistant buildings that were applied by participants since the time and counseling funds were limited.

References

Ahadian, E.R., & Tuhuteru, E. (2020). Evaluasi Bangunan Sederhana Tahan Gempa, Jurnal SIPIL sains Volume 10 Nomor 1 -Maret 2020.

Buku Saku: Persyaratan Pokok Rumah yang Lebih Aman. (2009). The Project on Building Administration and Enforcement capacity Development for Seismic Resilience. PUPR dan JICA.

Dewi, P.S., & Widiyawati, I. (2019). Penerapan teknologi budidaya tanaman obat sebagai upaya pemanfaatan lahan pekarangan di Kelurahan Pabuwaran, Purwokerto, Jawa Tengah. Jurnal Panrita Abdi, 3(2), 105 - 112.

Nawy, E.G. (1996). Reinforced Concrete: A Fundamental Approach 3rd edition, New York: Prentice Hall.

Park, R. & Paulay, T. (1975). Reinforced Concrete Structures, New York: John Wiley & Sons. Inc.

Pedoman Teknis Rumah dan Bangunan Gedung Tahan Gempa dilengkapi dengan Metode dan Cara Perbaikan kerusakan, Juni 2006, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Jakarta.

SNI 1726 Tata Cara Perencanaan Tahan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung Dan Non Gedung, 2019, Badan Standar Nasional Indonesia, Jakarta.

SNI 2847 Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung, 2019, Badan Standar Nasional Indonesia, Jakarta.

Teddy Boen. (2001). Dasar-Dasar Membangun Bangunan Tembokan Tahan Gempa, Bahan Pelatihan Fasilitator Pembangunan Perumahan, Jakarta.

Teddy Boen. (2001). Impact of Earthquake on School Buildings in Indonesia, UNCRD International Workshop and Symposium: Earthquake Safer World in the 21, Kobe.

Tjokrodimuljo, K. (1997). Teknik Gempa, Yogyakarta: Penerbit Nafiri.

Downloads

Published

2022-09-06