KONTROL KEDALAMAN SEBAGAI PARAMETER SIFAT FISIK DAN KIMIA PERAIRAN PANTAI DI PULAU DUTUNGAN KECAMATAN MALLUSETASI KABUPATEN BARRU PROVINSI SULAWESI SELATAN
Isi Artikel Utama
Abstrak
Beberapa parameter penentu dalam menjelaskan sifat fisik dan kimia perairan, diantaranya adalah ketinggian dari permukaan laut, intensitas cahaya matahari yang diterima, musim, cuaca, kedalaman air, sirkulasi udara, dan penutupan awan. Setiap wilayah perairan tentunya memilki karakteristik pantai yang berbeda, termasuk kedalaman dan kondisi topografi bawah laut. Adapun parameter kedalaman perairan menjadi topik dalam penelitian ini karena dapat diukur secara langsung di lapangan dan dihubungkan keterkaitannya dengan sifat fisik dan kimia air laut melalui analisis statistik regresi linier. Hasil pengukuran kedalaman yang diperoleh pada perairan pulau Dutungan berkisar antara 4-44 m, menunjukan bahwa tingkat kedalaman yang paling dalamyaitu 44 m terdapat pada stasiun 9 dan 11. Berdasarkan tingkat kedalaman laut termasuk dalam zona litoral yang berada pada kedalaman kurang dari 50 m, hal ini membuat makhluk hidup yang tinggal di zona ini sangat banyak dikarenakan sinar matahari masih dapat masuk dan menembus ke dalam laut, dan menyebabkan terumbu karang dapat melakukan fotosintesis. Pada penelitian ini variabel bebas yaitu kedalaman dan variabel terikat yaitu suhu, salinitas, pH, dissolved oxygen (DO) dan turbiditas. Disamping itu pula dilakukan pengukuran dan pengambilan data hidrodinamis dan sedimen, untuk lebih melengkapi informasi mengenai karakteristik Pulau Dutungan. Nilai koefisien determinasi pada variable suhu terhadap kedalaman adalah sebesar 0,224; variabel salinitas sebesar 0,113; untuk pH sebesar 0,113; DO atau oksigen terlarut sebesar 0,015 dan turbiditas sebesar 0,067. Hal ini menunjukkan bahwa variable tersebut dipengaruhi oleh kedalaman meskipun tidak signifikan yaitu nilai dari ke-5 parameter ini akan bertambah/berkurang seiring bertambahnya tingkat kedalaman.
Unduhan
Rincian Artikel
Referensi
Abdulkarim R., dkk 2011. Sedimentological variation in beach sediments along the barrier lagoon coastal system, Lagos, South West Nigeria. Nature and Science, 9(9):19-26.
Djauhari, Noor., (2019). Sedimen Paparan Benua. https://www.academia.edu-/42608001/ sedimen_paparan_paparan_benua diakses pada tanggal 25 Desember 2020
Ekubo, A. A., & J. F. N. Abowei., (2011). Review of Some Water Quality Management Principles in Culture Fisheries. Research Journal of Applied Sciences, Engineering Technology, 3(12), 1342–1357.
Retrieved from http://maxwellsci.com/
Hutabarat, S. dan S.M. Evans. 1985. Pengantar Oseanografi. Universitas Indonesia Press. Jakarta.
Hasyrianti, Erman Syarif, Maddatuang , Analisis Karakteristik Kedalaman Perairan, Arus Dan Gelombang Di Pulau Dutungan Kabupaten Barru, Jurusan Geografi FMIPA Universitas Negeri Makassar, Jurnal SCIENTIFIC PINISI Vol.1 No.1 Oktober 2015
Junaidi dan R. Wigati. 2011. Analisis Parameter Statistik Butiran Sedimen Dasar Pada Sungai Alamiah (Studi Kasus Sungai Krasak Yogyakarta). Wahana Teknik Sipil, 16(2):46–57.
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 115 Tahun 2003 Tentang Pedoman Penentuan Status Mutu Air. (Link: http://www.menlh.go.id), tanggal akses 28 juni 2021.
Kementerian Negara Lingkungan Hidup. 2004. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 51 Tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Laut. (Link: http://www.menlh.go.id), tanggal akses 28 Juni 2021.
Nonji, A. 2005. Laut Nusantara. Jakarta: Penerbit Djambatan.
Nugroho, S.H. dan A. Basit. 2014. Sebaran Sedimen Berdasarkan Analisis Ukuran Butir di Teluk Weda, Maluku Utara. J. Ilmu Dan Teknologi Kelautan Tro-- pis, 6(1):229-240.
Ongkosongo, Otto S.R. (1989). Pasang Surut. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi, Jakarta.