PEMETAAN KUALITAS AIR TANAH WILAYAH PESISIR KABUPATEN MAJENE

Isi Artikel Utama

Yusman Yusman
Habibi Palippui
Apriansah Apriansah

Abstrak

Permasalahan mendasar pada wilayah pesisir adalah kualitas air tanah yang disebabkan oleh proses pembentukannya berasal dari proses penyerapan air permukaan dan intrusi air laut serta batuan batuan yang dilewati selama proses penyerapannya. Kebutuhan air minum masyarakat di peisisir Kabupaten Majene berasal dari sumur bor yang kedalaman sumurnya rata-rata 10 meter tanpa pengolahan terlebih dahulu. Penelitian ini merupakan penelitian deskriftif yang menggambarkan kualitas air tanah suatu wilayah, kualitas air yang dianalisis adalah Kesadahan, kadar oksigen (DO), dan salinitas yang dilaksanakan di Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar. Jumlah sampel sebanyak 23 sampel yang tersebar di 7 kecamatan. Tiap kecamatan diambil 3 titik lokasi sampel yang dianggap mewakili. Dari hasil penelitian diperoleh kadar DO berkisar dari 6,90 mg/l – 8,28 mg/l yang masih berada dalam ambang batas, kesadahan paling rendah 49 mg/l dan paling tinggi 1509,2 mg/l yang melebihi ambang batas sebesar 500 mg/l dan kadar salinitas dari 0,003 ‰ sampai paling tinggi 3,6 ‰ yang dapat dikategorikan air payau.

Unduhan

Data unduhan belum tersedia.

Rincian Artikel

Cara Mengutip
Yusman, Y., Palippui, H., & Apriansah, A. (2019). PEMETAAN KUALITAS AIR TANAH WILAYAH PESISIR KABUPATEN MAJENE. Riset Sains Dan Teknologi Kelautan, 2(1), 128–132. https://doi.org/10.62012/sensistek.v2i1.13276
Bagian
Pengembangan SDM dan SDA Pesisir

Referensi

Ambardhy J H, 2004. Physical and Chemical Properties Water. Pegangan Training Budidaya. PT. Central Pertiwi Bahari. Januari 2004. 25 hlm. http:// www.Softwarelabs.com 17 september 2019.

Arientha Ayu. 2011. Bahayakah air yang kita konsumsi. www. maximun healthy.com. Diakses pada tanggal 30 Oktober 2018.

Boyd, CE. 1991. Water Quality Management and Aeration in Shrimp Farming. Editor Alex Bocek Pedoman Teknis dari Proyek Penelitian dan Pengembangan Perikanan, Pusat Litbang Perikanan Indonesia

Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta. 1988. Metode Pemeriksaan Air. Yogyakarta

Heru, Pratomo. 1997. Mencuci Tidak Harus dengan Detergen yang Banyak. http:// isjd. pdii. lipi. go. id/admin/jurnal/162977584.pdf. Diakses pada tanggal 29 Maret 2019.

Kepmen negara lingkungan hidup No 51 tahun 2004 tentang baku mutu air

Mifbakhuddin. 2010. Pengaruh Ketebalan Karbon Aktif Sebagai Media Filter Terhadap Penurunan Kesadahan Air Sumur Artetis. http:// data kopertis6.com/ jurnal/ojs/files/temp/pdfxcjF8g. Diakses pada tanggal 29 Maret 2019

Mustain, M dkk. 2010. A Study on the Reservoar Capacity to Control Mud Flood Derived from Mud Volcano:A Phenomenon in Sidoarjo. IPTEK, The Journal for Technology and Science, Vol. 21, No. 4, November 2010

Nybakken, J. W. 1992. Biologi Laut Suatu Pendekatan Biologis. PT Gramedia. Jakarta Perpes Nomor 907/Menkes/SK/VII/2002 Tentang Kesadahan Air Baku

Salmin, 2000. Kadar Oksigen Terlarut di Perairan Sungai Dadap, Goba Muara Karang dan Teluk Banten. Dalam: Foraminefera sbagai Bioindikator Pencemaran. Oseana. 3, 2005: 21-26

Widada, S. 2007.Gejala intrusi air laut di daerah pantai kota pekalongan. Jurnal Ilmu Kelautan UNDIP, Vol 12. Yusman. 2012. Analisis Kualitas Air di desa Allakkuang Kecamatan Maritenggae Kabupaten Sidrap. Skripsi Kimia

FMIPA UNM. Makassar

Artikel Serupa

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 > >> 

Anda juga bisa Mulai pencarian similarity tingkat lanjut untuk artikel ini.