DIVERSIFIKASI PENGOLAHAN LABU SIAM SEBAGAI BAHAN DALAM PEMBUATAN SELAI DI BANJAR PISANG KAJA, DESA TARO

Authors

  • Ni Made Sepiyentia Angdwia Sari Universitas Pendidikan Nasional
  • Luh Putu Mahyuni Universitas Pendidikan Nasional

DOI:

https://doi.org/10.20956/pa.v6i1.13154

Keywords:

Taro village, chayote, chayote jam, product packaging

Abstract

Banjar Pisang Kaja is located in Taro Village, Tegalalang District, Gianyar Regency, where some people work as farmers with one of the agricultural products they own, namely chayote. The problems mentioned by partners are limited knowledge in making food product innovations to increase selling value and attractive packaging strategies to increase consumer purchasing power. So that the chayote is only a daily food ingredient is also used as animal food. Then there is this problem; an activity will be carried out in the form of training in the processing of chayote based ingredients into creative and innovative food products, namely chayote jam. This activity aims to assist partners in increasing their knowledge and skills in making food product innovations and attractive packaging strategies. The method used is through the implementation of activities in the form of training in product manufacturing and packaging. The results of this activity are partners who are able to increase knowledge and develop creativity in processing chayote into innovative food products, namely into jam. Partners also add color variations from natural ingredients that are around to make jam more attractive, and partners already know how to pack attractive products. The existence of this activity is expected to foster an entrepreneurial spirit to improve the community's economy. --- Banjar Pisang Kaja terletak di Desa Taro, Kecamatan Tegalalang, Kabupaten Gianyar yang sebagian masyarakatnya bermata pencaharian sebagai petani dengan salah satu hasil pertanian yang dimiliki yaitu labu siam. Masalah yang dihadapi mitra yaitu keterbatasan pengetahuan dalam membuat inovasi produk pangan untuk menambah nilai jual dan strategi pengemasan yang menarik untuk meningkatkan daya beli konsumen. Sehingga labu siam hanya diolah menjadi bahan makanan sehari-hari, dan juga dijadikan sebagai makanan ternak. Maka adanya masalah tersebut akan dilakukan suatu kegiatan berupa pelatihan pengolahan berbahan dasar labu siam menjadi produk pangan kreatif dan inovatif yaitu menjadi selai labu siam. Kegiatan ini bertujuan untuk membantu mitra dalam menambah pengetahuan dan keterampilannya dalam membuat inovasi produk pangan dan strategi pengemasan yang menarik. Metode yang digunakan yaitu melalui pelaksanaan kegiatan berupa pelatihan pembuatan dan pengemasan produk. Hasil dari kegiatan ini adalah mitra mampu menambah pengetahuan dan mengembangkan kreatifitasnya dalam mengolah labu siam menjadi produk pangan yang inovatif yaitu menjadi selai. Mitra juga menambahkan variasi warna dari bahan dasar alami yang ada di sekitar untuk membuat selai menjadi lebih menarik, dan mitra sudah mengetahui cara pengemasan produk yang menarik. Adanya kegiatan ini diharapkan dapat menumbuhkan jiwa kewirausahaan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Bekti, E., Haryati, S., & Putri, A. S. (2017). Sifat fisikokimia dan organoleptik leather labu siam (Sechium edule) dengan berbagai konsentrasi gula dan CMC. Pengembangan Rekayasa Dan Teknologi, 13(2), 37–42.

Daryono, E. D. (2012). Ekstraksi pektin dari labu siam. Jurnal Teknik Kimia, 7(1), 22–25.

Desataro. (2017). Profil Desa Taro. Diakses 8 Februari 2021, dari http://taro.desa.id/profil-desa-taro/

Dharmeria, V. (2014). Analisis pengaruh keunikan desain kemasan produk, kondusivitas. Jurnal Sains Pemasaran Indonesia, XIII(1), 1–44.

Fatmasari, D. (2017). Diversifikasi Produk Buah Labu Siam Di Dusun Mantran Wetan Desa Girirejo Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang. Majalah Ilmiah Inspiratif, 2(4), 45–49.

Hariyadi, P. (2014). Pengembangan Industri Pangan Sebagai Strategi Diversifikasi dan Peningkatan. Seminar Nasional Sains Dan Teknologi, October, 8–17. http://phariyadi.staff.ipb.ac.id/files/2014/11/2014-PHA-Prosiding-SENASTEK-2014.pdf

Lage, M.D., Ningsih, P., & Sakung, J. (2019). Analisis Kandungan Kalium Labu Siam (Sechium edule SW.) dari Desa Sedoa, Kecamatan Lore Utara, Kabupaten Poso. J. Akad Kim. 8(1), 59–64. https://doi.org/10.22487/j24775185.2019.v8.i1.2745

Mufreni, A. N. (2016). Pengaruh Desain Produk, Bentuk Kemasan Dan Bahan Kemasan Terhadap Minat Beli Konsumen. Jurnal Ekonomi Manajemen, 2(2), 48–54.

Munawarah, Hayati, K., & Pulungan, D. A. (2020). Program Kemitraan Masyarakat Melalui Inovasi Panganan Berbahan Dasar Labu Siam Dan Pelatihan E-Commerce Untuk Meningkatkan Ekonomi. Jurnal Panrita Abdi, 4(2), 136–145.

Ningsih, S.C. (2020). Inovasi Kemasan dan Perluasan Pemasaran Usaha Rempeyek di Yogyakarta. Dinamisia: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 4(1).https://doi.org/10.31849/dinamisia.v4i1.3268

Nurmalasari, P. (2019). Pemanfaatan Labu Siam (Sechium edule (Jacq.) Sw.) dan Ubi Jalar Cilembu (Ipomoea batatas (L.) Lam. var. cilembu) Sebagai Bahan Utama Dalam Pembuatan Selai. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.

Downloads

Published

2022-01-09

How to Cite

Ni Made Sepiyentia Angdwia Sari, & Luh Putu Mahyuni. (2022). DIVERSIFIKASI PENGOLAHAN LABU SIAM SEBAGAI BAHAN DALAM PEMBUATAN SELAI DI BANJAR PISANG KAJA, DESA TARO. Panrita Abdi - Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat, 6(1), 158-168. https://doi.org/10.20956/pa.v6i1.13154