ANALISIS POTENSI BENCANA GELOMBANG LAUT EKSTRIM DAN ABRASI PANTAI DI KAWASAN TANJUNG BUNGA DAN PANTAI BAROMBONG MAKASSAR

Isi Artikel Utama

Fitrahwati Nur
Alifia Pratiwi Herman

Abstrak

 


Kota Makassar adalah kota yang memiliki pesisir di negara Indonesia dengan panjang garis pantai yaitu sepanjang 32 km yang meliputi sebelas pulau kecil dan luas total 122.370 km atau sekitar 1,1% dari luas daerah . Hal inilah Kota Makassar mempunyai karakter unik sebagai kota pantai pesisir. Pada beberapa tahun terakhir, pesisir pantai di berbagai wilayah Indonesia mendapat penurunan sangat mengkhawatirkan, demikian laporan Kajian Kandungan dan Rencana Pengelolaan Perairan dan Lautan Pesisir, Menteri Pembangunan Daerah dan Pembangunan Daerah. Kota Makassar termasuk salah satu dari 30 kota pesisir di Indonesia. Diperkirakan kota-kota pesisir di Indonesia dapat terdampak oleh naiknya permukaan air laut di wilayah pesisir, antara lain; Wilayah pesisir terkena dampak negatif seperti sedimentasi (pengendapan), pencemaran lingkungan, lalu perubahan sistem perairan akibat ulah manusia dan membangun infastruktur di darat tetapi juga di laut. Wilayah pesisir Makassar mengalami penurunan daya dukung lingkungan secara signifikan yang disebabkan oleh tidak terkendalinya akses membangun infastruktut dan kondisi bentuk permukaan bumi di wilayah pesisir yang dapat menimbulkan bencana. Apabila kondisi pesisir tidak diperbaiki/diperbaiki dan dikurangi maka akan menimbulkan kerusakan kawasan lingkungan pesisir yang juga berdampak pada wilayah disekitarnya. Pembangunan wilayah pesisir ini harus dikelola dengan mengembangkan konsep pengurangan bencana. melalui sistem kawasan yang tepat dengan melihat nilai risiko dan karakteristik wilayah pantai pesisir di kota Makassar. Mengenai hasil analisis sungai Kota Makassar dan tingkat risiko bencana di wilayah penelitian yaitu: nilai bencana di wilayah penelitian mempunyai dua tingkatan yaitu nilai risiko sedang dan nilai tinggi. Persentase nilai risiko bencana besar sebesar 59% atau 1,96 km2 sedangkan nilai kritis sebesar 41% (1,35 km2). Konsep regionalisme yaitu pengurangan bencana diharapkan adalah regionalisme. di banyak kawasan zonasi yaitu: Shelter, Perumahan, Transit Zone, dll. Perencanaan penggunaan lahan di wilayah-wilayah ini mempertimbangkan kendala-kendala ini.


Keywords: Mitigasi Bencana,Gelombang Laut Ekstrem , Abrasi, Kawasan Pesisir


 

Rincian Artikel

Cara Mengutip
Nur, F., & Herman, A. P. (2024). ANALISIS POTENSI BENCANA GELOMBANG LAUT EKSTRIM DAN ABRASI PANTAI DI KAWASAN TANJUNG BUNGA DAN PANTAI BAROMBONG MAKASSAR. Riset Sains Dan Teknologi Kelautan, 7(1), 91–96. https://doi.org/10.62012/sensistek.v7i1.31675
Bagian
Kebencanaan Pantai dan Lingkungan Laut

Referensi

M. A. Affan, "Survei Hidro-Oseanografi Untuk Analisis Kerusakan Wilayah Pesisir," Skripsi Program Studi Teknik Geodesi dan Geomatika Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian Institut Teknologi Bandung, Bandung, 2009.

Badan Pusat Statistik Kota Makassar, Kecamatan Tamalate Dalam Angka 2009, 2007.

Balai Besar Meteorologi dan Geofisika Makassar, "Tinjauan Bencana Alam dan Mitigasinya," Seminar Bencana Alam HAGI Universitas Hasanuddin, Makassar, 2005.

Departemen Pekerjaan Umum, Pedoman Pemanfaatan Ruang Tepi Pantai di Kawasan Perkotaan.

Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Makassar, Rencana Zonasi Wilayah Pesisir Kota Makassar.

S. Diposaptono and F. A. Budiman, Menyiasati Perubahan Iklim di Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil. Bogor: PT. Sarana Komunikasi Utama, 2009.

E. Rudianto, Batasan Wilayah Perencanaan RZWP3, Pelatihan Sertifikasi Penyusunan Rencana Zonasi WP3K, Bandung, 2011.

Harisman, "Identifikasi Tingkat Resiko Bencana Tsunami di Kota Padang," Tesis Program Studi Perencanaan Wilayah pada Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan Institut Teknologi Bandung, Bandung, 2008.

Irmayanti, "Studi Penyusunan Konsep dan Strategi Zonasi Kawasan Pesisir dan Laut di Kabupaten Langkat," Tesis Program Studi Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Pedesaan pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, Medan, 2005.

R. J. Kodoatie and R. Sjarief, Tata Ruang Air. Yogyakarta: ANDI, 2010.

Nurfaida, "Pengembangan dan Rencana Pengelolaan Lanskap Pantai Kota Makassar Sebagai Waterfront City," Tesis Departemen Arsitektur Lanskap Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor, Bogor, 2009.

I. W. Suteja, "Kajian Perencanaan Penanggulangan Erosi Pantai Lebih di Kabupaten Gianyar Provinsi Bali," Tesis Program Studi Pengembangan Sumber Daya Air Institut Teknologi Bandung, Bandung, 2007.

Sekretariat Badan koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana dan penanganan pengungsi, Arahan kebijakan Mitigasi bencana perkotaan di Indonesia. Jakarta: Bakornas PBP, 2002.