FAKTOR RISIKO KEJADIAN PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK PADA PASIEN RSUD KOTA MAKASSAR

Risk Factors of Chronic Obstructive Pulmonary Disease in Patients of Makassar City Hospital

Authors

  • Sri Hartina FKM Universitas Hasanuddin
  • Wahiduddin Wahiduddin FKM Universitas Hasanuddin
  • Rismayanti Rismayanti FKM Universitas Hasanuddin

DOI:

https://doi.org/10.30597/hjph.v2i2.13139

Keywords:

Paru obstruktif kronik, Karakteristik individu, Paparan asap rokok, Paparan asap obat nyamuk, Konsumsi minuman ringan

Abstract

Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) merupakan salah satu penyakit tidak menular yang dapat menyebabkan kesakitan kronik dan kematian individu di seluruh dunia dengan angka mortalitas dan morbiditas yang cukup tinggi. PPOK saat ini berisiko untuk semua kalangan, terutama usia dewasa dan lansia. Beberapa faktor yang dapat mengakibatkan PPOK adalah genetik, riwayat penyakit infeksi pernapasan, jenis kelamin, usia, gizi, asap rokok, polusi udara dalam dan luar ruangan, serta gaya hidup. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor risiko kejadian PPOK pada pasien poli paru RSUD Kota Makassar tahun 2020. Jenis penelitian ini adalah analitik observasional menggunakan rancangan case control study. Penelitian ini dilaksanakan di Poli paru RSUD Kota Makassar pada Desember 2020–Januari 2021. Populasi dalam penelitian adalah seluruh pasien Poli Paru RSUD Kota Makassar dengan jumlah sampel 105 yakni 35 kasus dan 70 kontrol. Hasil penelitian menunjukkan faktor risiko kejadian PPOK yakni jenis kelamin diperoleh nilai OR=2,82 (95% CI=1,08-7,35), penghasilan diperoleh nilai OR= 1,25 (95% CI=0,55-2,83), paparan asap rokok diperoleh nilai OR= 4,31 (95% CI=1,59-11,6), paparan asap obat nyamuk bakar diperoleh nilai OR=2,74 (95% CI=1,16-6,45), serta konsumsi minuman ringan diperoleh nilai OR=1,15 (95% CI=0,46-2,86). Jenis kelamin, penghasilan, paparan asap rokok, paparan asap obat nyamuk bakar dan konsumsi minuman ringan merupakan faktor risiko kejadian PPOK tetapi penghasilan dan konsumsi minuman ringan berisiko tidak bermakna. Oleh karena itu, diharapkan masyarakat menghindari risiko tersebut yang menyebabkan PPOK.

Author Biographies

Sri Hartina, FKM Universitas Hasanuddin

Departemen Epidemiologi, Fakultas Kesehatan Masyarakat Univeristas Hasanuddin

Wahiduddin Wahiduddin, FKM Universitas Hasanuddin

Departemen Epidemiologi, Fakultas Kesehatan Masyarakat Univeristas Hasanuddin

Rismayanti Rismayanti, FKM Universitas Hasanuddin

Departemen Epidemiologi, Fakultas Kesehatan Masyarakat Univeristas Hasanuddin

References

WHO. Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD). Geneva: World Health Organization. 2016.

Kemenkes RI. Riset Kesehatan Dasar 2013. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. 2013.

Dinkes Provinsi Sulawesi Selatan. Profil Kesehatan Sulawesi Selatan Tahun 2016. Makassar: Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan. 2017.

Kusumawardani. Hubungan Antara Keterpajanan Asap Rokok dan Riwayat Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) di Indonesia. Jurnal Ekologi Kesehatan. 2017;15(3):160-166.

GOLD. Pocket Guide To COPD Diagnosis, Management, and Prevention : a GuideFor Health CareProfessionals.GlobalInitiativeforChronicObstructiveLungDisease,Inc. 2017.

Oemiati. Kajian Epidemiologis Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK). Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. 2013;23(2):82-88.

Brunner. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 10 Volume 2. Jakarta, EGC. 2010.

Data Rekam Medik RSUD Kota Makassar Tahun 2018-2019. Makassar: RSUD Kota Makassar. 2020.

Park KK, Brodell RT, Helms SE. Angular Cheilitis, Part 1: Local Etiologies. 2015

PDPI. Diagnosis dan Penatalaksanaan Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) Edisi Revisi Pertama. Jakarta : Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan RI. 2011.

Fernandez, et al. Risk Factors for Chronic Obstructive Pulmonary Disease: Results of the Fariece Study. Revista Medica Del Hospital General De Mexico. 2015;78(4):162-168.

Priastuti, & Karuniawati. Analisis Drug Related Problems Terkait dengan Ketidaktepatan Dosis dan Interaksi Obat pada Pasien Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK) di RSUD Dr. Moewardi Tahun 2015. [Skripsi]. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta. 2017.

Shi, et al. Association Between Soft Drink Consumption and Asthma and Chronic Obstructive Pulmonary Disease Among Adults In Australia. Journal Respirology.2012;17(2):363- 369.

Panjawi, et al. Assessment of Risk Factors against Severity of COPD in Non-Smokers. Journal Nepal Medical Association. 2013;52(191):479-482.

Downloads

Published

2021-06-30

How to Cite

Hartina, S. ., Wahiduddin, W., & Rismayanti, R. (2021). FAKTOR RISIKO KEJADIAN PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK PADA PASIEN RSUD KOTA MAKASSAR: Risk Factors of Chronic Obstructive Pulmonary Disease in Patients of Makassar City Hospital. Hasanuddin Journal of Public Health, 2(2), 159–171. https://doi.org/10.30597/hjph.v2i2.13139

Issue

Section

Articles

Deprecated: json_decode(): Passing null to parameter #1 ($json) of type string is deprecated in /home/journal33/public_html/plugins/generic/citations/CitationsPlugin.inc.php on line 49

Similar Articles

1 2 > >> 

You may also start an advanced similarity search for this article.