GAMBARAN PELAYANAN KEFARMASIAN DAN PENGGUNAAN OBAT BERDASARKAN PEDOMAN SNARS EDISI 1.1 DI RS ELIM RANTEPAO

Description of Pharmaceutical Services and Drug Use Based on the SNARS Guidelines Edition 1.1 at Elim Rantepao Hospital

Authors

  • Dwi Wulansari Patanduk FKM Universitas Hasanuddin
  • H.M.Alimin Maidin Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin
  • Nur Arifah Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin

DOI:

https://doi.org/10.30597/hjph.v2i2.24534

Keywords:

Pelayanan Kefarmasian, Penggunaan Obat, SNARS

Abstract

Sejalan dengan proses kegiatan peningkatan mutu maka Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) secara berkala melakukan review standar akreditasi, salah satunya pelayanan kefarmasian dan penggunaan obat yang merupakan syarat untuk diterapkan di semua rumah sakit yang diakreditasi oleh Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran pelaksanaan pelayanan kefarmasian dan penggunaan obat berdasarkan pedoman SNARS Edisi 1.1 di RS Elim Rantepao tahun 2021. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Informan pada penelitian ini berjumlah 12 informan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan sasaran keselamatan pasien di RS Elim Rantepao pada PKPO 1, 2, 3 dan 5 telah diterapkan dengan status terpenuhi sebagian sedangkan pelaksanaan PKPO 4, 6 dan 7 telah diterapkan dengan status terpenuhi lengkap. Hasil wawancara dan telusur dokumen pada elemen penilaian yang belum terpenuhi menunjukkan bahwa tidak dilaksanakan kajian PKPO dalam 12 bulan terakhir, pemantauan obat yang baru ditambahkan ke dalam formularium, dan kajian formul arium dalam satu tahun terakhir. Supervisi yang dilakukan oleh apoteker untuk memastikan penyimpanan obat sudah jarang dilakukan dan penyerahan obat yang masih belum tepat waktu. Adanya pelaksanaan pelayanan kefarmasian dan penggunaan obat yang telah terpenuhi lengkap dan hanya terpenuhi sebagian menunjukkan bahwa pengimplementasian pelayanan kefarmasian dan penggunaan obat tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti faktor individu, faktor lingkungan, organisasi dan manajerial. Kesimpulan: Pelaksanaan pelayanan kefarmasian dan penggunaan obat di RS Elim Rantepao pada PKPO 1, 2, 3 dan 5 telah diterapkan dengan status terpenuhi sebagian sedangkan pelaksanaan PKPO 4, 6 dan 7 dengan status terpenuhi lengkap.

Author Biographies

Dwi Wulansari Patanduk, FKM Universitas Hasanuddin

Departemen Manajemen Rumah Sakit Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin

H.M.Alimin Maidin, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin

Departemen Manajemen Rumah Sakit FKM Universitas Hasanuddin

Nur Arifah , Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin

Departemen Manajemen Rumah Sakit FKM Universitas Hasanuddin

References

Depkes RI. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit. Jakarta. 2009.

KARS. Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit Edisi 1. 1st ed. Standar Akreditasi Rumah Sakit. Jakarta. 2017.

Permenkes RI. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indoensia Nomor 34 Tahun 2017 Tentang Akreditasi Rumah Sakit. Jakarta. 2017.

Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit. Jakarta. 2016.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014 Tentang Tenaga Kesehatan.

Nufus, LS. Strategi Pengembangan Pelayanan Kefarmasian dan Penggunaan Obat (PKPO) di Instalasi Farmasi RSUD Kota Mataram (H. Muh. Ruslan) dengan Metode Hanlon. [Tesis]. Surakarta: Fakultas Farmasi Universitas Setia Budi. 2019.

WHO. Work Organization & Stress. 2003.

Maimun, A. Perencanaan Obat Antibiotik Berdasarkan Kombinasi Metode Konsumsi dengan Analisis ABC dan Reorder Point Terhadap Nilai Persediaan dan Turn Over Ratio di IFRS Darul Istiqomah Kaliwungu Kendal. Naskah publikasi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Konsentrasi Administrasi Rumah Sakit Program Pascasarjana UNDIP. Semarang. 2008

Satibi. Manajemen Obat di Rumah Sakit. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. 2017

Jaluri P. D. C., R.A. Oetari. Strategi Pengembangan Akreditasi Manajemen Penggunaan Obat dengan Metode Hanlon di IFRSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun. Jurnal Farmasi Indonesia. 2016:13(1);22-33.

Susanto, A. K., Citraningtyas, G., & Lolo, W. A.. Gudang Instalasi Farmasi Rumah Sakit Advent Manado. PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi. 2017:6(4).

Puspita S. Strategi Pengembangan Instalasi Farmasi berbasis akreditasi Manajemen Penggunaan Obat (MPO) dengan metode Hanlon di Instalasi Farmasi RS PKU Muhammadiyah Unit II Yogyakarta. [Tesis]. Surakarta: Universitas Setia Budi. 2017.

Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran.

Lovianie M.M., Strategi Pengembangan Instalasi Farmasi berbasis Evaluasi Akreditasi dengan Metode Hanlon di RSUD dr. Doris Sylvanus Palangkaraya. [Tesis]. Universitas Setis Budi, Surakarta.

Proudlove, N.C., & Boaden, R. Using Operational Information and Information Systems to improve Inpatient Flow in Hospitals. Journal of Health Organization and Management. 2005:9(6);466-477.

Alviolin. Strategi Perbaikan Pelayanan Kefarmasian dan Penggunaan Obat Berbasis Standar Akreditasi dengan Metode Matriks di Instalasi Farmasi RSU Aulia Lodoyo Blitar. [Tesis]. Surakarta: Fakultas Farmasi, Universitas Setia Budi. 2018.

Tripujiati. Strategi Pengembangan Instalasi Farmasi berbasis Evaluasi Akreditasi Manjemen Penggunaan Obat dengan Metode Matrik di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. [Tesis]. Surakarta: Universitas Setia Budi. 2016.

Ningrum W.A. Strategi Pengembangan Instalasi Farmasi Berbasis Evaluasi Akreditasi dengan Metode Matrik di RSUD Kraton Pekalongan. [Tesis]. Surakarta: Universitas Setia Budi. 2016.

Amsler, dkkPerformance Management: Guidance for the Modern Workplace, Supervision. Journal International of Economics and Bussiness. 2009:70;12-19.

Downloads

Published

2021-06-30

Issue

Section

Articles