Integration of Islamic Values and Modernization in Sasak Wedding Traditions in Lombok

Authors

M Maulana Kurnia Pratama Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Mustari Mustari Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Abdul Karim Universitas Mataram

Keywords:

Sasak Wedding Traditions, Social Structure, Islam, Social Change, Cultural Continuity

Abstract

This research aims to explore the dynamics of change and continuity in the wedding traditions of the Sasak community in Lombok from an Islamic perspective and its impact on their social structure. The Sasak community possesses a rich cultural heritage passed down through generations, with wedding traditions being one of the essential foundations of their social life. This study employs Lévi-Strauss's structuralism approach to delineate the key elements in Sasak wedding ceremonies and analyze the role and symbolic meaning of each element in the context of Islamic teachings. Sasak wedding traditions reflect traditional values highly esteemed by the community, such as togetherness, mutual cooperation, and respect for ancestors. The influence of Islam, which has permeated Sasak life, creates a unique cultural synthesis where traditional elements are integrated with Islamic practices. However, modernization and globalization bring significant changes to the wedding traditions and social structure of the Sasak community. This research finds that despite strong external influences, the Sasak community has managed to preserve key traditional elements and uphold their traditional values. Through this study, a deep understanding is gained of how the Sasak community faces social changes without losing their cultural and Islamic identity. This research also elucidates how social structure and wedding traditions function as reflections and mechanisms to face contemporary challenges, contributing to structural anthropology studies and providing a broader understanding of socio-cultural dynamics in Indonesia.

References

Aatika, N. A. J., Maulani, N. A., & Rifqi, M. J. (2023). Analisis Pengaruh Weton di Desa Pakunden dalam Pernikahan Menurut Teori Strukturalisme Lévi-Strauss. Jurnal Al-Hakim: Jurnal Ilmiah Mahasiswa, Studi Syariah, Hukum Dan Filantropi, 5(2), 285–303. https://doi.org/10.22515/jurnalalhakim.v5i2.7938

Adi Suwarno, S. (2019). Tradisi Kawin Culik Masyarakat Adat Sasak Lombok Timur Perspektif Sosiologi Hukum Islam. Asa, 1(1), 29–48. https://doi.org/10.58293/asa.v1i1.3

Alaini, N. N. (2015). Stratifikasi Sosial Masyarakat Sasak Dalam Novel Ketika Cinta Tak Mau Pergi Karya Nadhira Khalid. Kandai, 11(2), 110–123. http://id.wikipedia/wiki/neurosis

Amelia J, Y., Wen Bin, W., & Fathu Rahman, F. (2024). Vocabulary Mastering of Hanyu Shuiping Kaoshi Level 3 Students of Chinese Language and Culture Study Program Hasanuddin University. ELS Journal on Interdisciplinary Studies in Humanities, 7(3), 410-417. https://doi.org/10.34050/elsjish.v7i3.37181

Amrina, L., Karyadi, L. W., & Hamdi, S. (2021). Perubahan Sosial dan Respon Masyarakat Lokal Akibat Perkembangan Pariwisata di Desa Sapit, Lombok Timur. Religion Culture and State Journal, 1(1), 133–162.

Andayani, Y., Burhanuddin, B., Hakim, A., Loka, I. N., & Muti’ah, M. (2021). Kajian Etnosain Pakaian Adat “Lambung”: Identifikasi Konten Kimia Dalam Tradisi Masyarakat Lombok. UNESA Journal of Chemical Education, 11(1), 65–69. https://doi.org/10.26740/ujced.v11n1.p65-69

Aprianita, Triana, Ija Suntana, R. S. (2023). Tinjauan Kaidah-Kaidah Fiqhiyah Terhadap Adat Merariq (Kawin Culik) Pada Tradisi Perkawinan Adat Suku Sasak. Al Maqashidi : Jurnal Hukum Islam Nusantara, 6(2), 104–114. https://doi.org/10.32665/almaqashidi.v6i2.2451

Cahyadi, R. (2014). Alif Lam Mim: Kearifan Masyarakat Sasak. Antropologi Indonesia, 0(66). https://doi.org/10.7454/ai.v0i66.3447

Dan, P. P. P., & Pencatatan Kebudayaan Daerah. (1979). Adat Dan Upacara Perka Winan Daerah Nusa Tenggara Barat (1st ed.). scanned.

Hasbullah, & Muh Jaelani Al-Pansori. (2022). Distingsi Stratifikasi Sosial Variasi Bahasa Sasak Indonesia. LITERASI: Jurnal Pendidikan Guru Indonesia, 1(1), 20–36. https://doi.org/10.58218/literasi.v1i3.310

Hayyan. (2024). Mengapa Orang Lombok Banyak Memakai Nama “Baiq Dan Lalu”? Begini Alasannya. Berita Mandalika. https://mandalika.pikiran-rakyat.com/ntb/pr-2776038033/mengapa-orang-lombok-banyak-memakai-nama-baiq-dan-lalu-begini-alasannya?page=all

Herlina, L. (2023). Perspektif Mahasiswa Muslim FKIP Universitas Mataram terhadap Ajaran Islam dalam Tradisi “Nyongkolan” sebagai Bagian dari Prosesi Pernikahan Masyarakat Adat Sasak Lombok. Manazhim, 5(1), 536–548. https://doi.org/10.36088/manazhim.v5i1.3032

Kholidi, A. K., Faizun, A., & Iqbal, L. M. (2021). Makna Tradisi Marariq Masyarakat Bangsawan Suku Sasak Di Lombok. Palita: Journal of, 6(2), 110–112. http://ejournal.iainpalopo.ac.id/index.php/palita/article/view/1930%0Ahttp://ejournal.iainpalopo.ac.id/index.php/palita/article/download/1930/1517

Lestari, I., Arafah, B., Sahib, H., & Makka, M. (2020). Morris’Semiotic In Religion Perception And Conception In Gane Of Polinaki Traditional Wedding Ritual In Kulawi Ethnic. Language Literacy: Journal of Linguistics, Literature, and Language Teaching, 4(2), 306-315.

Maulidi, M. J. (2019). Wisata Halal dan Identitas Islami: Studi Kasus Lombok, Nusa Tenggara Barat. Jurnal Pemikiran Sosiologi, 6(1), 18. https://doi.org/10.22146/jps.v6i1.47464

Mulianah, B. (2021). Islam Lombok: Praktik Pendidikan Moderasi di Pulau Seribu Masjid (Dedy Wahyudi (ed.); 1st ed.). Pustaka Lombok.

Murdi, L. (2018). Spirit Nilai Gotong Royong dalam Banjar dan Besiru Pada Masyarakat Sasak-Lombok. Fajar Historia: Jurnal Ilmu Sejarah Dan Pendidikan, 2(1), 39–54. https://doi.org/10.29408/fhs.v2i1.1288

Muzakir, M., & Suastra, W. (2024). Kearifan Lokal Suku Sasak sebagai Sumber Nilai Pendidikan di Persekolahan: Sebuah kajian Etnopedagogi. Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan, 6(1), 84–95. https://doi.org/10.31004/edukatif.v6i1.6067

Panjang, J. T., & Suana, I. W. (2022). Interaksi Sosial Antara Masyarakat Pendatang Dengan Masyarakat Lokal Di Desa Tanambanas Kecamatan Umbu Ratu Nggay kabupaten Sumba Tengah Nusa Tenggara Timur. Nirwasita: Jurnal Pendidikan, 3(1), 62–72. https://ojs.mahadewa.ac.id/index.php/nirwasita/article/view/2252%0Ahttps://ojs.mahadewa.ac.id/index.php/nirwasita/article/download/2252/1648

Prahana, L. M. G. (2023). 5 Strata Sosial Masyarakat Suku Sasak: Datu Hingga Pengayah. Tribun Lombok. https://lombok.tribunnews.com/2023/03/01/5-strata-sosial-masyarakat-suku-sasak-datu-hingga-pengayah#:~:text=Masyarakat suku Sasak.-,Masing-masing bangse suku Sasak pada setiap tingkatan,berbeda–beda memiliki istilah tersendiri.&text=TRIBUNLOMBOK.COM%2C LO

Rahman, F., Akhmar, A. M., Hasyim, M., Dalyan, M., & Rahman, F. F. (2022). The Virtue In Core Values of Buginese Culture: A Worldview from Philosophical, Religious, and Moral Perspectives. Al-Qalam, 28(2), 197-207.

Rahman, F., & Faisal, A. (2023, June). Women’s Resistance to Religious Values in the Novel Adam Hawa by Muhidin M. Dahlan: Feminist Literary Criticism Review. In 3rd International Conference on Linguistics and Cultural (ICLC 2022) (pp. 465-476). Atlantis Press.

Rahmin, H. (2016). Adat Merariq Dalam Perkawinan Suku Sasak Perspektif Hukum Islam. Universitas Islam Negeri Alauddin Makasar.

Salam, S. (1992). Lombok Pulau Perawan: Sejaroh dan Masa Depannya. kuning mas.

Salju, E. H., Sudiarna, I. G. P., & Laksmiwati, I. A. A. (2023). Kawin lili di desa sukakiong nusa tenggara timur. Vidya Wetta: Media Komunikasi Universitas Hindu Indonesia, 6(2), 52–64.

Setiadi, E. M., Kolip, U. (2011). Pengantar sosiologi pemahaman fakta dan gejala permasalahan sosial: Teori, aplikasi, dan pemecahannya. Kencana Prenada Media Group.

Sholeh, M. G. I. (2023). Tradisi Sorong Serah dalam Prosesi Perkawinan Masyarakat Adat Sasak: Sebuah Tinjauan ‘Urf. Al-Qisthu: Jurnal Kajian Ilmu-Ilmu Hukum, 21(1), 32–41. https://doi.org/10.32694/qst.v21i1.2198

Soekanto, S. (2005). Sosiologi: Suatu pengantar. Divisi Buku Perguruan Tinggi PT Raja Grafindo Persada.

Sulistiawati, N. (2023). Urgensi banjar sebagai wadah ta’awun dalam tradisi perkawinan masyarakat muslim sasak di kabupaten lombok tengah (vol. 9). Universitas islam negeri mataram.

Suriansyah, E. (2019). Perkawinan Adat Banjar Dalam Persfektif Struktural Mitos Levi-Strauss. El-Mashlahah, 9(1), 87–100. https://doi.org/10.23971/el-mas.v9i1.1395

Syaripudin, A., Wahab, A.R., & Muzanni, M. (2022). Tinjauan Hukum Islam terhadap Perkawinan Merariq Perempuan Bangsawan (Menak) dengan Lak-laki Bukan Bangsawan (Jajar Karang) Menurut Hukum Adat Sasak (Studi Kasus Desa Penujak Kabupaten Lombok Tengah). BUSTANUL FUQAHA: Jurnal Bidang Hukum Islam, 3(2), 144–155. https://doi.org/10.36701/bustanul.v3i2.578

Syarifudin, M. (2021). Resistensi Adat Sasak Dan Agama (Studi Tawaran Resolusi Konflik Dalam Perilaku Keagamaan Muslim Lombok). Komunitas, 12(2), 120–131. https://doi.org/10.20414/komunitas.v12i2.4410

Tjandra, D. (2024). Application of Vernacular Architecture of the Sasak Tribe in Design Suku Sasak Dalam Perancangan. 08, 105–126.

Ulum, M. S., & Khasanah, U. C. (2023). Mitos Larangan Menikah Etan-Kulon Kali Brantas Kediri: Tinjauan Strukturalisme Lévi-Strauss. Realita : Jurnal Penelitian Dan Kebudayaan Islam, 20(2), 235–252. https://doi.org/10.30762/realita.v20i2.130

Umam, K. (2021). Mantenan in Madura in Levi-Strauss Structuralism Mantenan Di Madura Dalam Strukturalisme Levi-Strauss. Jurnal Setia Pancasila , 2(1), 16–26. https://e-jurnal.stkippgrisumenep.ac.id/index.php/JSP/index

Wahyudin, D. (2017). Mekanisme Produksi Pengetahuan Masyarakat Suku Sasak. El-TsaQafah, 16(2), 103–113.

Zakaria, F. (1998). Mozaik Budaya Orang Mataram. Yayasan Sumurmas Al-Hamidy.

Zuhdi, M. H. (2011). imsakjakarta.wordpress.com. January 10. https://imsakjakarta.wordpress.com