ANALISIS RISIKO KESEHATAN PAJANAN MERKURI PADA MASYARAKAT KECAMATAN BULAWA KABUPATEN BONE BOLANGO PROVINSI GORONTALO

Siprianus Singga (1)
(1)

Abstract

Pencemaran merkuri di lingkungan dapat menimbulkan masalah kesehatan. Provinsi Gorontalo terdapat lebih dari 200 tromol pengolahan emas dengan merkuri yang dibuang ke lingkungan mencapai lebih dari 6.000kg/bulan. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran risiko kesehatan pajanan merkuri pada masyarakat danmanajemen risiko untuk mengurangi akibat pajanan merkuri. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional dengan rancangan analisis risiko kesehatan lingkungan. Sampel penelitian ini sebanyak 100 denganmenggunakan teknik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukan nilai median konsentrasi merkuri dalamdarah dan rambut adalah 101,665 µg/L dan 4,075 µg/g. Rata-rata konsentrasi merkuri dalam sampel ikan dan airminum adalah 0,0298 mg/kg dan 0,000478 mg/L. Nilai median laju konsumsi ikan 0,2098 kg/hari. Nilai mediandurasi pajanan 30 tahun. Nilai median RQ untuk pajanan 30 tahun dan 70 tahun adalah 1,1477 dan 0,4919. Secaradeskriptif, laju konsumsi ikan dan durasi pajanan berpengaruh pada tingkat risiko kesehatan responden.

Full text article

Generated from XML file

References

WHO. Bahaya Bahan Kimia Pada Kesehatan Manusia dan Lingkungan (Hazardous Chemicals in Human and Environmental Health). Jakarta: Buku Kedokteran EGC; 2006.

Alfian Z. Merkuri : Antara Manfaat dan Efek Penggunaannya Bagi Kesehatan Manusia dan Lingkungan [Disertasi]. Medan: Universitas Sumatera Utara; 2006.

Mergler D, et al. Methylmercury Exposure and Health Effects in Humans: a Worldwide Concern. PubMed. 2007;36(1):3-11.

Malaka T. Biomonitoring. Jakarta: Buku Kedokteran EGC; 1996.

WHO. Elemental Mercury and Inorganic Mercury Compounds : Human Health Aspects. Geneva: International Programe on Chemical Safety (IPCS) World Health Organization; 2003.

ATSDR. Toxicological Profile for Mercury. Atlanta: Departement of Health and Human Sevices United States: Public Health Services Agency for Toxic Substances and Disease Registry; 1999.

Holmes et al. Is Low-Level Environmental Mercury Exposure of Concern to Human Health? Science of The Total Environment. 2009;408(2):171-82.

UNEP. Mercury Fate and Transport in the Global Atmosphere : Measurements, Models and Policy Implications. Roma: United Nation Environment Programme; 2008.

Balihristi. Pengawasan Pelaksanaan Kegiatan Pertambangan Emas Tanpa Ijin (PETI) di Provinsi Gorontalo. Gorontalo: Badan Lingkungan Hidup, Riset dan Teknologi Informasi (Balihristi) Provinsi Gorontalo; 2008.

BSN. Standar Nasional Indonesia : Batas Maksimus Cemaran Logam Berat Dalam Pangan. Jakarta: Badan Standarisasi Nasional; 2009.

US-EPA. Exposure Factor Handbook: National Center for Environmental Assesment United States Environmetal Protection Agency; 1997.

Depkes RI. Permenkes 907 tahun 2002: Persyaratan Kualitas Air Minum. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia; 2002.

Hartono B. Distribusi Risiko Kesehatan Logam Merkuri di Lokasi Pertamba-ngan Emas Kabupaten Minahasa Selatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2004 [Tesis]. Jakarta: Universitas Indonesia; 2006.

Sukman. Hubungan Pola Konsumsi Ikan Dengan Kadar Merkuri Dalam Darah Masyarakat Desa Ratatotok Kecamatan Belang Kabupaten Minahasa Utara Provinsi Sulawesi Utara [Skripsi]. Jakarta: Universitas Indonesia; 2003.

Sherlock et al. Elevation of Mercury in Human Blood from Controlled Chronic Ingestion of MeHg in Fish. Hum Toxicol. 1984;3:117-31.

Sudarmaji. Konsumsi Ikan Laut, Kadar Merkuri Dalam Rambut, dan Kesehatan Nelayan di Panati Kenjeran Surabaya. Jurnal Manusia dan Lingkungan 2004;XI(3).

Rahman A. Public Health Assessment: Model Kajian Prediktif Dampak Lingkungan dan Aplikasinya untuk Manajemen Risiko Kesehatan. Jakarta: Pusat Kajian Kesehatan Lingkungan dan Industri Universitas Indonesia; 2007.

Authors

Siprianus Singga
ssiprianus@gmail.com (Primary Contact)
Singga, S. (2016). ANALISIS RISIKO KESEHATAN PAJANAN MERKURI PADA MASYARAKAT KECAMATAN BULAWA KABUPATEN BONE BOLANGO PROVINSI GORONTALO. Media Kesehatan Masyarakat Indonesia, 9(1), 21–28. https://doi.org/10.30597/mkmi.v9i1.433

Article Details

Similar Articles

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 > >> 

You may also start an advanced similarity search for this article.