PERBANDINGAN EFEKTIVITAS AIR PERASAN KULIT JERUK MANIS DAN TEMEPHOS TERHADAP KEMATIAN LARVA AEDES AEGYPTI
Abstract
Penggunaan larvasida merupakan salah satu cara untuk mengurangi jumlah larva Aedes aegypti yang dapat berkembang menjadi vektor penular penyakit DBD. Larvasida kimia yang paling sering digunakan adalah temephos, selain itu adapula larvasida alami yang dapat digunakan, yaitu air perasan kulit jeruk manis. Penelitian ini bertujuan membandingkan efektivitas larvasida kimia, yaitu temephos dan air perasan kulit jeruk manis. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimental murni dengan rancangan penelitian post-test only with control group design. Jumlah sampel yang digunakan sebesar 1450 larva Aedes aegypti instar III-IV. Replikasi dilakukan sebanyak 10 kali menggunakan analisis probit diawali dengan uji pendahuluan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa air perasan kulit jeruk manis dengan konsentrasi 2,81% (LC95) dapat membunuh 84,4% larva dengan LT95 sebesar 1568,54 menit. Namun, temephos dapat membunuh larva sebesar 91,6% dengan dosis 0,69 mg/L (LD95) serta nilai LT95 dari temephos adalah 1379,23 menit. Ada hubungan yang signifikan (p=0,000) antara pemberian kedua jenis larvasida dalam mematikan larva Aedes aegypti. Tidak terdapat perbedaan efektivitas yang signifikan antara air perasan kulit jeruk manis dan temephos untuk mematikan larva Aedes aegypti baik dari segi rata-rata kematian (p=0,075) maupun dari segi rata-rata lama waktu kematian larva (p=0,161).
Full text article
References
WHO. Impact of dengue. [Online] 2009 [diakses tanggal 14 November 2014]. Available at: http://www.who.int/csr/disease/dengue/impact/en/.
Wati, W,E, Dwi, A, Sri, D. Beberapa Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kelurahan Ploso Kecamatan Pacitan tahun 2009. Jurnal Vektora. 2009; 3(1):22-34.
Dinkes Kota Makassar. Angka Bebas Jentik Kota Makassar. Makassar:Dinas Kesehatan Kota Makassar; 2013.
Hidayatulloh, N, Betta, K, Ari, W. Efektivitas Pemberian Ekstrak Ethanol 70% Akar Kecombrang (Etlingera elatior) terhadap Larva Instar III Aedes aegypti sebagai Biolarvasida Potensial. Medical Journal of Lampung University. 2013; 95-104.
Direktorat Kesehatan dan Gizi Masyarakat. Laporan Kajian Kebijakan Penanggulangan (Wabah) Penyakit Menular (Studi Kasus DBD). Badan Perencanaan Pembangunan Nasional; 2006.
EPA. Temephos facts. United States: Environmental Protection Agency; 2001.
Wati, W,E, Adwi, S, Sri, D. Beberapa Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Demam Berdarah Fengue (DBD) di Kelurahan Ploso Kecamatan Pacitan tahun 2009. [Skrpsi]. Surakarta: Universitas Sebelas Maret; 2010.
Nurhaeni. Perbandingan Efektifitas Abate dan Air Perasan Buah Mengkudu (Morinda citrifolia L) terhadap Mortalitas Larva Aedes aegypti. [Skripsi]. Makassar: Universitas Hasanuddin; 2011.
Zuldarisman, M. Efektivitas Air Perasan Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L) terhadap Kematian Larva Aedes aegypti dan Larva Anopheles subpictus. [Skripsi]. Makassar: Universitas Hasanuddin; 2013.
Amusan, A,A,S, Idowu, A,B, Arowolo, F,S. Comparative Toxicity Effect of Bush Tea Leaves (Hyptis Suaveolens) and Orange Peel(Citrus Sinensis) Oil Extract On Larvae Of The Yellow Fever Mosquito Aedes aegypti. Tanzania Health Research Bulletin 7. 2005; 174-178.
Milind,P, Chaturvedi,D. Orange : Range of Benefits. International Research Journal of Pharmacy. 2012; 3(7).
Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor: 416/Men/Kes/Per/IX/1990 tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air. Menteri Kesehatan Republik Indonesia; 1990.
Nugroho, S, Dwi Astuti & Sri Darnoto. Efetivitas Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa Bilimbi L.) untuk Membunuh Larva Nyamuk Anopheles aconitus Instar III. 2008; 1(2): 91-96.
WHO. Instructions for Determining the Susceptibility or Resistence of Mosquito larvae to Insecticides. English: World Health Organization; 1981.
Aradilla, A,S. Uji Efektivitas Larvasida Ekstrak Ethanol Daun Mimba (Azadirachta indica) tehadap Larva Aedes aegypti. [Laporan Akhir Penelitian]. Fakultas Kedokteran. Universitas Diponegoro, Semarang; 2009.
Authors
Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Atribusi-NonKomersial-BerbagiSerupa 4.0 Internasional License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.
Copyright encompasses rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms and any other similar reproductions, as well as translations. The reproduction of any part of this journal, its storage in databases and its transmission by any form or media, such as electronic, electrostatic and mechanical copies, photocopies, recordings, magnetic media, etc.
All articles published Open Access are free for everyone to read and download. Under the CC-BY-NC-SA license, authors retain ownership of the copyright for their article, but authors grant others permission to use the content of publications in Media Kesehatan Masyarakat Indonesia Universitas Hasanuddin in whole or in part provided that the original work is properly cited. Users (redistributors) of Media Kesehatan Masyarakat Indonesia Universitas Hasanuddin are required to cite the original source, including the author's names, Media Kesehatan Masyarakat Indonesia Universitas Hasanuddin as the initial source of publication, year of publication, and volume number.
Media Kesehatan Masyarakat Indonesia Universitas Hasanuddin is licensed under Creative Commons Atribusi-NonKomersial-BerbagiSerupa 4.0 Internasional.