PELATIHAN MEMBUAT BIBIT JAMUR TIRAM PUTIH DARI BAHAN LOKAL BERSAMA KELOMPOK PETANI PENGUSAHA JAMUR DI DESA SURO ILIR KABUPATEN KEPAHIANG
Keywords:
Workshop, seedling, oyster mushroom, local materialsAbstract
The availability of oyster mushroom seeds was critical to sustain the mushroom business. The skill to make the mushroom seeds such as F0, F1, and F2 were needed to solve the mushroom seeds shortage. The added efficiency value was modifying F0 media using local materials such as potato and taro tuber to substitute Potato Dextrose Agar (PDA). The Community Service Activities were done with the mushroom farmer group preparing the oyster mushroom seeds in the Suro Ilir Village district of Kepahiang Bengkulu Province. The Community Service Activities aimed to do the technical counseling and evaluated the farmer that had been trained to make the mushroom seeds such as F0 seeds (potato and taro tuber media), F1 seeds (the corn media), and F2 (the mix of corn, rice bran and sawdust media). The materials for mother culture (F0 seeds) media were from local media to substitute the Potato Dextrose Agar (PDA) components such as potato or taro tuber, the commercial jelly merk ”Swallow,” and granulated white sugar. The workshop method was theory and practice with “learning by doing.” The farmers were guided on making the F0, F1, and F2 seeds. After the workshop on mushroom seedlings, there was an improvement in knowledge and skill in preparing mushroom seedlings. The farmers got the skills and were able to make the oyster mushroom seeds. --- Ketersediaan bibit dalam usaha jamur tiram sangat penting untuk menjaga kesinambungan usaha. Keterampilan membuat bibit jamur mulai dari bibit F0, bibit F1 dan bibit produksi F2 perlu dibina sehingga dapat mengatasi kelangkaan bibit jamur. Modifikasi media bibit F0 menggunakan bahan-bahan lokal seperti kentang dan umbi talas sebagai pengganti Potato Dextrose Agar (PDA),merupakan nilai tambah untuk efisiensi. Kegiatan pengabdian membuat bibit jamur berbasis bahan lokal telah dilakukan bersama petani jamur di Desa Suro Ilir Kabupaten Kepahiang. Tujuan kegiatan pengabdian adalah melakukan bimbingan teknis dan evaluasi hasil kegiatan pembuatan bibit jamur tiram yaitu bibit F0 (dari media kentang dan umbi talas), F1 (dari media biji jagung) dan F2(dari media campuran biji jagung, dedak, dan serabuk gergaji). Bahan untuk media induk (bibit F0) berasal dari bahan lokal untuk mengganti komponen media Potato Dextrose Agar (PDA) seperti kentang atau umbi talas, agar merk”Swallow” dan gula pasir. Metode pelatihan dilakukan secara “learning by doing” belajar sambil praktek. Pelatihan dilakukan dengan memberikan bimbingan teoritis dan latihan membuat bibit F0, bibit F1 dan bibit produksi F2. Hasil yang didapatkan adalah setelah kegiatan pengabdian pengetahuan dan pemahaman petani mitra meningkat dalam pembi-bitan jamur tiram. Petani mitra mendapatkan skill dan berhasil membuat bibit jamur tiram.
References
Arifah, A. (2019). Gula pasir sebagai pengganti dektrosa pada komposisi pda untuk efisiensi biaya praktikum dan penelitian di laboratorium fitopatologi. Jurnal Temapela, 2(1), 28-32.
Badan Pusat Stitistik. (2020). Produksi Sayur dan Buah Provinsi Bengkulu 2020. Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu.
Badarina, I,, Evvyernie, D., Toharmat, T., Herliyana, E.N., & Darusman, L.K. (2013). Nutritive value of coffee husk fermented with Pleurotus ostreatus as ruminant feed. Media Peternakan. 36(1), 58-63.
Gazali, M., Zuriat, Hendri, A., Syafitri, R., Febrina, C.D., Nufus,H., Zurba, N., Nurhikmah, Hidayat,D. & Syafik, M. (2022). Pelatihan pembuatan biskuit rumput laut kepadamasyarakat pesisir Lhok Bubon Kabupaten Aceh Barat.
Thetrainingofbiscuitseaweedmakingtocoastalcommunity of Lhok Bubon West Aceh. Jurnal Panrita Abdi, 6(2), 335-344.
Kadarsah,A., Gunawan, Krisdianto, Putra, A.P., Sunardi, & Suhartono, E. (2022). Partisipasi milenial dalam pengelolaan limbah budidaya jamur tiram (Pembuatan media tanam sayur organik di CV Eep Jamur-Banjarbaru Kalimantan Selatan). Jurnal Panrita Abdi, 6(3), 660-672.
Patel, Y., Naraian, R., & Singh, V.K. (2012). Medicinal properties of Pleurotusspecies (Oyster mushroom): A review. World J. Fungal and Plant Biol, 3(1), 01-12.
Suparti, & Karimawati, N. (2017). Pertumbuhan bibit F0 jamur tiram
(Pleurotus ostreatus) dan jamur merang (Volvariella volvacea) pada media umbi
talas pada konsentrasi yang berbeda. Bioeksperimen, 3(1), 64-72.
Suparti, Pertiwi, A.P., & S.Yasir. (2018). Pertumbuhan bibit jamur tiram F0 pada berbagai media umbi. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Biologi (ISBN: 978-602-61265-2-8), Juni, 840-844.
Susilawati, I.O., Imaningsih, W., & Mulyanto, A. (2016). Formulasi media produksi bibit F2 jamur tiram putih. Bio-site. 3(1), 12 – 18.
Sutarman. (2012). Keragaman dan produksi jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) pada media serbuk gergaji dan ampas tebu bersuplemen dedak dan tepung jagung. Jurnal Penelitian Pertanian Terapan, 12(3),163-168.
Tari, E. (2016). Analisis kelayakan usaha budidaya jamur tiram (Pleurotus ostreatus) di kota Bengkulu. AGRITEPA. 3(1), 85-94.
Utama, P., Suhendar, D., & Romalia, L.H. (2013). Penggunaan berbagai macam media tumbuh dalam pembuatan bibit induk jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus). Jurnal Agroekoteknologi, 5(1), 45–53.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2023 Irma Badarina, Nadrawati, Endang Sulistyowati, Zul Efendi, Farurrozi, Annisa Febriani, Dwi Ramadanti, Dinda Suci Indriani
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International License.