INOVASI DAN DIVERSIFIKASI DANGKE SEBAGAI PANGAN LOKAL UNGGULAN BERBASIS PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF HULU-HILIR DI KELURAHAN MATARAN KECAMATAN ANGGERAJA KABUPATEN ENREKANG
DOI:
https://doi.org/10.20956/pa.v7i3.21809Keywords:
Local food, dangke, creative economyAbstract
Dangke is one of the prima donna local foods typical of Enrekang Regency. However, as times progressed, breeders faced many obstacles, especially in Mataran Village, Anggeraja District, and Enrekang Regency. This is motivated by the management of livestock pens that have not been optimal, product diversification that has not been maximized, the lack of penetration of digital marketing-based marketing and financial records for Micro, Small, and Medium Enterprises, and the lack of close multi-sectoral collaboration with relevant stakeholders. Therefore, a massive and sustainable community empowerment program is needed for farmer groups, Farmer Business Groups (KUT), Housewives/PKK, and Youth Organizations in Mataran Village as a real effort to improve the community economy based on the creative economy from upstream to downstream. This service activity was carried out for approximately six months in Mataran Village with a blended system (offline and online). This community service activity concludes that the "Dangke Mataran" business group's target audience, breeders, housewives, and youth organizations, are very interested and motivated to implement a sustainable livestock system from upstream to downstream regarding cage management, sanitation, and feed. Livestock, product diversification, digital marketing-based product sales system, and MSME-scale financial management to increase their productivity while increasing the bargaining power of dangke as a local cheese in Enrekang. --- Dangke merupakan salah satu pangan lokal primadona khas Kabupaten Enrekang. Namun, seiring berkembangnya zaman, ada serangkaian hambatan yang dihadapi oleh peternak khususnya di Kelurahan Mataran, Kecamatan Anggeraja, Kabupaten Enrekang. Hal ini dilatarbelakangi oleh manajemen kandang ternak yang belum optimal, diversifikasi produk yang belum maksimal, kurangnya penetrasi pemasaran berbasis digital marketing dan pencatatan keuangan untuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, dan belum eratnya kerjasama multisektoral dengan stakeholder terkait. Oleh karena itu, diperlukan program community empowerment yang bersifat masif dan berkelanjutan bagi kelompok peternak, Kelompok Usaha Tani (KUT), Ibu Rumah Tangga, dan Karang Taruna di Kelurahan Mataran sebagai upaya riil dalam meningkatkan perekonomian masyarakat berbasis ekonomi kreatif dari hulu ke hilir. Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan selama kurang lebih enam bulan di Kelurahan Mataran dengan sistem blended (luring dan daring). Kesimpulan dari kegiatan pengabdian ini adalah kelompok khalayak sasaran yang terdiri dari kelompok usaha “Dangke Mataran”, peternak, Ibu Rumah Tangga, dan karang taruna sangat berminat dan termotivasi untuk menerapkan sistem peternakan berkelanjutan dari hulu ke hilir baik dari aspek manajemen kandang, sanitasi, pakan ternak, diversifikasi produk, sistem penjualan produk berbasis digital marketing, pengelolaan keuangan berskala UMKM guna meningkatkan produktivitas mereka sekaligus menambah bargaining power dangke sebagai keju khas Enrekang.
References
Fathurohman, F. (2018). Model Bisnis Kawasan Peternakan Kabupaten Subang. Jurnal ilmiah ilmu dan Teknologi Rekayasa, 1(1), 36-45.
Hasdi, A.A., Fuah, A.M., & Salundik. (2015). Analisis keberlanjutan peternakan sapi perah di Wisata Agro Istana Susu Cibugary di Pondok Ranggon Cipayung Jakarta Timur. Jurnal Ilmu Produksi dan Teknologi Hasil Peternakan. 3(3), 157-165.
Mufrodi, Z., Robi'in, B., & Noviyanto, F. (2021). Pemberdayaan Masyarakat Sendangtirto Dalam Pembuatan Pupuk Organik Melalui Kegiatan KKN PPM. Panrita Abdi-Jurnal Pengabdian pada Masyarakat, 5(2), 212-218.
Nangoy, M. J., Onibala, J., Podung, A., Koneri, R., & Sondakh, E. H. B. (2021). Program Kemitraan Masyarakat Peternak Sapi Desa Batuputih Bitung Provinsi Sulawesi Utara. The Studies of Social Sciences, 3(2).
Nur, F., Hafsan, H., & Wahdiniar, A. (2015). Isolasi bakteri asam laktat berpotensi probiotik pada dangke, makanan tradisional dari susu kerbau di Curio Kabupaten Enrekang. Biogenesis: Jurnal Ilmiah Biologi, 3(1), 60-65.
Rahman, S., & Rauf, A. (2013). Ibm Kelompok USAha Sapi Perah Dan Pengolah Dangke Di Kabupaten Enrekang. Ngayah: Majalah Aplikasi IPTEKS, 4(1), 153769.
Kasim, S.N. Sirajuddin, S.N. & Irmayani. 2011. Strategi Pengembangan Usaha Sapi Perah di Kabupaten Enrekang. Jurnal Agribisnis. 10(3).
Sigit, M., Wahyu, R. P., & Junianto, W. A. P. (2021). Perbandingan Kadar Lemak, Protein dan Bahan Kering Tanpa Lemak (BKTL) Pada Susu Sapi Segar di Kota Kediri dan Kabupaten Kediri. Jurnal Ilmiah Filia Cendekia. 6(1) : 31-35.
Suyitman, S. H., Sutjahjo, C., Herison, & Muladno. (2009). Status keberlanjutan wilayah berbasis peternakan di Kabupaten Situbondo untuk pengembangan kawasan agropolitan. Jurnal Agro Ekonomi. 27(2), 165-191.
Triratnawati, A., (2017). Makna Susu bagi Konsumen Mahasiswa di Kafe Susu di Yogyakarta : Antara Gizi dan Gengsi. Jurnal Gizi Klinik Indonesia. 14(1), 27-35.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2023 Ahmad Amir -, Samintang, Fakhiratunnisa Putri Oceani, Fadhilah Isnaeni, Munawwara Ildana, Marini Amalia Mansur, Sri Ulfa, Sarniati, Akbar Waddu, Abd. Gafur, Hartawan Ansar, Zalva Nur Afifah Tamsil, Salman Iskandar, Muh. Alfan Asmari, Muh Figri, Usman
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International License.