Abstract
This research aims to describe cultural values as local wisdom of the Bonai tribe in establishing the identity of a nation, particularly at Ulak Patian, Riau. This study uses a qualitative approach with ethnographic methods. Data collection techniques used are observation, interviews, documentation. The results of research on cultural values as the local wisdom of the Bonai tribe in Ulak Patian are carried out by declining ancestral heritage as traditional social attitudes and behavior. There are many types of local wisdom that are described in this article, which is a cultural identity possessed by the Bonai Tribe. This identity has been transformed as a cultural force that must be maintained until now. The current swift current of globalization makes all ethnic groups in Indonesia need to be kept their cultural identity.References
Ayatrohaedi. (1986). Keperibadian budaya bangsa (Local Genius). Jakarta: Pustaka Jaya Budimansyah, dkk. (2004). Dinamika Masyarakat Indonesia. Bandung. PT. Genesindo.
Creswell. J.W. (1994). Reserach design qualitative & quantitative approaches. California: Sage Publications.
Horton, P. B & Chester L. H. (1996). Sosiologi. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Koentjaraningrat. (2009). Pengantar antropologi. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Miles & Huberman. (2007). Analisis data kualitatif buku sumber tentang metode-motode baru. Jakarta: Universitas Indoneisa Press.
Sendjaja & Juarsa, S. (1982). Media Kesenian Tradisional, Tinjauan Terhadap kedudukan dan Karakteristik Kesenian Tradisional Sebagai Medium Komunikasi Pembaharuan, Analisis Kebudayaan III, Bandung: Depdikbud.
Yoeti, O. K. (1985). Melestarikan Seni Budaya Yang Nyaris Punah. Jakarta: Depdikbud.
Alus, C. (2014). Peran lembaga adat dalam pelestarian kearifan lokal suku sahu di desa Balisoan kecamatan Sahu Kabupaten Halmahera Barat. Jurnal Acta Diurna. Vol. 3, No. 4, hlm. 1-16.
Ellya, R. (2017). Dinamisasi Kebudayaan dalam Realitas Sosial. Jurnal Al-Adyan: Jurnal Studi Lintas Agama. Vol.12, No.1, hlm. 16-30.
Ernawi, S. M. (2010). Harmonisasi Kearifan Lokal Dalam Regulasi Penataan Ruang, (Online), Makalah Pada Seminar Nasional ‘Urban Culture, Urban Future, Harmonisasi Penataan Ruang dan Budaya Untuk Mengoptimalkan Potensi Kota, Pada http://www.penataanruang.net, (5 November 2019).
Fajarini, U. (2014). Peranan kearifan lokal dalam pendidikan karakter. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jurnal Sosio Didaktika. Vol. 1, No. 2, pp. 123-130.
Handayani, D. (2012). Tradisi Ritual Lukah Gilo Pada Masyarakat Suku Bonai Provinsi Riau. Tesis. Universitas Sumatera Utara.
Islamuddin, (2014). Pengembangan Budaya Suku Talang Mamak Sebagai Nilai-Nilai Kearifan Lokal Dalam Bagian Civic Culture (Studi Etnografi Pada Masyarakat Suku Talang Mamak Di Kecamatan Rakit Kulim, Kabupaten Indragiri Hulu, Propinsi Riau). Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial. Vol 23, No. 2, hlm. 55-67.
Kumaidah, E. (2012). Penguatan Eksistensi Bangsa Melalui Seni Bela Diri Tradisional Pencak Silat. Jurnal Kajian Ilmiah Humaniora. Vol 16, No. 9, hlm. 1-9.
Prayogi, R & Danial, E. (2016). Pergeseran nilai-nilai budaya pada suku Bonai sebagai civic culture di Kecamatan Bonai Darussalam. Kabupaten Rokan Hulu. Provinsi Riau. Jurnal Humanika. Vol 23. No. 1, hlm. 61-79.
Sartini, (2004). Menggali Kearifan Lokal Nusantara Sebuah Kajian Filsafati (Jurnal Filsafat). Jakarta: Universitas Gadjah Mada. Vol. 14, No. 2, hlm. 111-120.
Syan, M & Hamdat, S. (2019). Manca’: Kajian Tentang Simbol Seni Beladiri Sebagai Identitas Budaya Makassar di Gowa Sulawesi Selatan. ETNOSIA: Jurnal Etnografi Indonesia. Vol 4. No. 2, hlm. 193-206.
Yance, I. (2018). Penggunaan Bahasa dan identitas Suku Bonai. Jurnal Metalingua. Vol 16. No. 2, hlm. 221-229.